NovelToon NovelToon
Di Balik Kontrak

Di Balik Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cha Aiyyu

Pernikahan Briela dan Hadwin bukanlah hubungan yang didasari oleh perasaan cinta—

Sebuah kontrak perjanjian pernikahan terpaksa Briela tanda tangani demi kelangsungan nasib perusahaannya. Briela yang dingin dan ambisius hanya memikirkan keuntungan dari balik pernikahannya. Sedangkan Hadwin berpikir, mungkin saja ini kesempatan baginya untuk bisa bersanding dengan wanita yang sejak dulu menggetarkan hatinya.

Pernikahan yang disangka akan semulus isi kontraknya, ternyata tidak semulus itu. Banyak hal terjadi di dalamnya, mulai dari ketulusan Hadwin yang lambat laun menyentil hati Briela sampai rintangan-rintangan kecil dan besar terjadi silih berganti.

Akankah benar-benar ada cinta dari pernikahan yang dipaksakan? Ataukah semuanya hanya akan tetap menjadi sebuah kontrak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cha Aiyyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PARIS

Briela menggerutu pelan, di depannya kini terlihat isi koper yang tampak berantakan akibat ulahnya. Ia sudah lelah namun masih tidak menemukan apa yang dia cari.

Rambutnya bahkan sudah sangat kusut karena ulahnya sendiri, beberapa saat lalu ia mengacaknya karena kesal. Briela mengerang frustasi.

Ponselnya tiba-tiba berdering, panggilan dari nomer telepon kediaman Turner. Tepatnya ponsel milik bibi Marie. Ada apa? Biasanya hanya dalam keadaan darurat saja bibi Marie menghubunginya.

Briela tiba-tiba merasakan jantungnya berdegup kencang, sudah sepuluh tahun ayahnya memiliki gangguan kesehatan dan rutin mengonsumsi obat-obatan, namun sudah dua tahun terakhir tidak lagi ada kejadian kambuh yang tiba-tiba seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi Briela cukup santai dengan hal itu. Bahkan sejak menikah beberapa bulan lalu ia belum sekalipun mengunjungi ayahnya.

Briela merutuki dirinya sendiri. "Hallo Bibi Marie, bagaimana kondisi ayahku?" tanya Briela begitu ia mengangkat panggilan vidio yang bibi Marie lakukan.

Wajah bibi Marie terlihat kebingungan, ia tidak sempat menjawab dan kini terlihat wajah ayahnya muncul di layar ponsel.

Wajah jahil tanpa rasa bersalah itu muncul mengacaukan ekspektasi Briela. Bukan kecewa karena ayahnya tampak baik-baik saja melainkan Briela merasa konyol karena sempat membayangkan hal buruk terjadi.

"Mengapa wajahmu tampak kecewa? Tadinya ayah ingin mengerjaimu tapi kau sudah panik lebih dulu. Jadi aku membatalkan rencanaku," gerutu Tuan Turner.

"Aku lega ayah baik-baik saja. Bukan kecewa."

"Ayah tahu kalian pengantin baru sedang sangat sibuk, tapi mengapa tidak sekalipun mengunjungi ayah? Dasar wanita dingin, jangan racuni menantuku dengan sikap burukmu itu!" Tuan Turner mulai mengomel. Briela menjauhkan ponselnya untuk meminimalisir teriakan ayahnya masuk ke dalam telinganya.

Tanpa terduga Hadwin muncul dengan rambut setengah basah ke depan layar dan membuat Tuan Turner semakin heboh dalam menyikapi situasi itu.

"Ayah sudah tahu kami sibuk, mengapa malah mengganggu malam-malam begini?" tanya Hadwin sambil tersenyum, pria itu sengaja menggoda Tuan Turner. "Satu hal lagi ayah, putrimu bukan wanita dingin— dia sangat panas," imbuh Hadwin sambil mengedipkan sebelah matanya. Hadwin lalu menatap Briela dengan jahil.

Briela melotot, bola matanya hampir terlepas dari tempatnya. Tuan Turner tertawa lepas. "Aku tahu itu, kau bahkan harus mandi keramas di jam ini. Kalian benar-benar menikmatinya rupanya."

Kedua pria yang tengah mengobrol itu tertawa lepas. Briela memilih menjauh, pipi dan telinganya memerah. Ia tahu yang diucapkan Hadwin hanyalah omong kosong belaka demi menyempurnakan sandiwara antara Hadwin dengan dirinya. Namun mendengar pembicaraan semacam itu tetap saja membuat Briela malu.

"Kami sedang berada di Paris, Ayah. Nanti kalau sudah kembali ke rumah kami akan pulang ke mansion." Dari balkon Briela mendengar Hadwin kembali berbicara. "Kami ada perjalanan bisnis Ayah, dan tentu saja untuk berbulan madu juga." Lagi-lagi Hadwin membual sebelum akhirnya panggilan vidio itu di akhiri.

Hadwin mengembalikan ponsel pada Briela. Dan Briela masih memancarkan tatapan permusuhan, "Apa maksudmu, aku panas?" tanya Briela dengan bersungut-sungut.

"Tentu saja kau panas, lihatlah aku bisa saja terbakar oleh api amarahmu. Bukankah ini panas?"

"Kau tahu bukan itu maksudku, Hadwin." Briela memutar matanya.

Hadwin tertawa. "Atau kau mau menjelaskan soal panas yang kau maksud, Brie?" Tatapan Hadwin berubah serius.

Briela kehabisan kata-kata sepertinya jika membahas ini lebih lanjut Briela akan semakin merasa malu. Lebih baik Briela mengakhirinya saja.

"Aku akan tidur di sofa, karena kau yang memesan kamar. Aku cukup tahu diri untuk tidak memintamu memberikan kasur untukku," ucap Briela sambil melirik kasur yang tampak nyaman itu.

Hadwin ikut melihat ke arah yang sama, lalu beralih melihat sofa. "Aku saja yang tidur di sofa." Hadwin menatap wajah Briela yang kini sudah menatapnya.

Pandangan mata keduanya bertemu untuk beberapa saat, dan seolah keduanya saling terkunci dalam tatapan yang saling bertemu itu. Hingga bunyi notifikasi pesan dari ponsel Briela berdenting, keduanya mulai tersadar.

"Ehm. Aku akan membereskan koperku."

"Masuklah! Aku akan menghirup angin segar sebentar lagi," kata Hadwin sembari berbalik ke arah pagar balkon.

"Oke— mm Hadwin."

"Y-ya." Hadwin kembali berbalik menatap Briela.

"Penampilanmu membuat orang salah paham," ucap Briela lirih.

"Apa?" Hadwin mengonfirmasi pendengarannya.

"Bukan— maksudku jangan terlalu lama di luar! Rambutmu masih basah, kau bisa terkena flu."

Briela masuk dengan terburu-buru, ia merasa malu dan canggung dengan apa yang ia ucapkan sebelumnya.

Hadwin tersenyum kecil. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh tempat yang terjangkau matanya sambil menyembunyikan rasa senangnya.

Briela memberesi kopernya, ia melupakan tujuan awalnya membongkar koper hingga membuat seluruh isinya berantakan seperti itu. Mengambil baju ganti lalu, bergegas mandi.

Waktu berlalu seiring malam yang semakin merangkak larut. Briela keluar dari kamar mandi dan terlihat Hadwin sudah berbaring di sofa dengan kaki tertekuk tanpa selimut. Padahal suhu malam itu cukup dingin.

Briela berdiri di samping kasur dia naik dengan hati-hati, tidak ingin menimbulkan suara sekecil apapun agar tidak membangunkan Hadwin.

"Kau sudah selesai mandi, Brie?"

Briela terlonjak, pria yang ia kira sudah terlelap dalam tidurnya ternyata kini memandangnya dalam posisi terbaring miring dengan tangan kanannya yang ia jadikan sebagai penyangga.

"Kau membuatku kaget." Briela mengelus dadanya.

"Mengapa sampai terkejut begitu? Memangnya aku hantu? Dan kenapa kau berjalan mengendap-endap begitu?"

"Bukan begitu. Aku pikir tadi kau sudah tidur. Aku hanya berhati-hati takut membangunkanmu."

Hadwin tertawa lebar, entah sudah kali ke berapa hari ini Briela membuatnya tertawa.

"Berhenti tertawa!" Briela terbaring lalu menutup tubuh dan wajahnya dengan selimut.

Hadwin kembali terlentang, meski kakinya tetap saja tertekuk, karena panjang sofa tidak sepanjang tubuhnya.

Briela kembali menyibak selimut. "Kau sudah mau tidur?"

Hadwin menoleh ke arah Briela. Sofa tempatnya berbaring berhadapan langsung dengan kasur yang Briela pakai.

"Ada apa?"

"Bolehkah aku mematikan lampu? Aku terbiasa tidur dalam gelap." Briela berkata dengan hati-hati.

"Aku akan mematikannya." Hadwin berdiri menuju sakelar lampu untuk mematikannya. Pria itu kembali ke sofa, berbaring terlentang dan memejamkan mata.

Briela melihatnya dalam remang-remang, melihat Hadwin tidur dengan posisi yang tidak nyaman membuat hati Briela terketuk. Briela menggigit bibir bawahnya lalu bangun dari tidurnya.

"Bukankah posisi tidurmu tidak terasa nyaman?" tanya Briela.

Hadwin membuka mata, ia menatap Briela yang duduk dalam kegelapan. "Tidak masalah. Tidurlah, Brie!"

Briela lagi-lagi menggigit bibir bawahnya ketika Hadwin kembali memejamkan mata.

"Tidakkah ini dingin, Hadwin?"

Hadwin lagi-lagi terpaksa membuka matanya. "Ini dingin. Aku ingin segera melewatinya. Ayolah, lekaslah tidur!"

Hadwin kembali menutup mata namun lagi-lagi Briela mengajaknya berbicara.

"Hadwin— " Briela diam sejenak dan Hadwin menatapnya, menunggu kelanjutan kalimat yang akan Briela ucapkan. "Um. Mm tidakkah kau ingin tidur bersama di kasur ini, Hadwin."

Pria itu bangun, ia duduk dan menghadap Briela.

"Maksudku kasur ini luas. Kita bisa memakainya bersama. Mm maksudku— kau bisa menempati sisi sebelah sana Hadwin."

Hadwin tersenyum kecil, "Tidak perlu, Brie. Tidurlah!"

"Melihatmu tidur dengan posisi begitu membuatku merasa tidak enak Hadwin. Ayolah tidur saja di kasur ini! Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu."

"Kalau kau bersikeras tidak ingin satu kasur denganku, kita bertukar tempat saja. Mungkin aku tidak akan terlalu terlipat tidur di sofa, karena tinggiku jauh berbeda denganmu."

Briela berdiri. Hadwin melakukan hal yang sama. "Oke oke, aku akan tidur di kasur. Kau tidak perlu tidur di sofa."

Hadwin berjalan memutari sisi yang berlawanan dengan Briela. Ia naik ke atas kasur.

Briela dan Hadwin sama-sama tidur terlentang, di antara mereka diletakkan sebuah guling sebagai pembatas.

"Pakai saja selimutnya dan tenangkan dirimu, aku tidak akan melakukan sesuatu padamu! Kita hanya tidak boleh melewati batas ini," ucap Briela sambil menunjuk guling.

Briela berbalik. Ia memejamkan mata mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup tak beraturan. Meski ini bukan kali pertama Briela berada di kamar hotel yang sama dengan Hadwin. Tapi ini kali pertama ia tidur bersama seorang pria di atas kasur yang sama.

🥀🥀 Hai readers. Penasaran sama kelanjutannya nggak? Kalo penasaran. Komen dong apa yang kalian suka di bab kali ini🥀🥀

1
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor
iyz.e15: makasih yaa udah setia nungguin up nya. Aku lagi kurang enak badan tapi baca komen kamu yang dukung karyaku, bikin aku bersemangat. /Smile//Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
iyz.e15: q up satu bab dulu ya.. kalo banyak yang baca nanti aku up dobel. bantu share ya biar banyak yang baca dan aku jadi makin semangat buat up nya ☺️☺️ makasih udah mau baca karya ku ☺️
total 1 replies
Verlit Ivana
sabarnya Hadwin/Smile/
iyz.e15: sabar kek lelaki idaman kan?
total 1 replies
Anyelir
ohh Hadwin suka sama Briela kah?
Anyelir: tebaknya sih ada, tapi keknya masih lebih ke arah punya kesan
iyz.e15: ayo tebak. Suka nggak??
total 2 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
ku baca sampai sini duyu
iyz.e15: oke makasih yaa /Smile/
total 1 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
baru bangun udah di lamar /Shy/
iyz.e15: eeh iya juga ya 😄
total 1 replies
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
eh ketangkep jodoh 🤭🤣
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
perjodohan bisnis
🔵❤️⃟Wᵃf⧗⃟ᷢʷঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂
wah LDR
Farhan1212
seru ceritanya,jangan lupa mampirnya
CF
berseok2 gk tuhhhh
CF
waduuuhhhh otakk w sktika trapeling
iyz.e15: hayolo traveling ke mana tuh?
total 1 replies
Anyah aatma
menatap ak sabar pada 'SEKERTAS'

sekertaris keknya beb. ada typo.
iyz.e15: iya keknya waktu revisi aku udah ngantuk 😄😄
total 1 replies
Anyah aatma
keknya Hadwin ini beneran suka sama Briela
Anyah aatma: suka dong
iyz.e15: Hayo suk nggak ya?
total 2 replies
Ry zee
yang cepet up nya thor
iyz.e15: Noted ☺️
total 1 replies
Anyue
lanjut nanti karena waktu maghrib
iyz.e15: oke makasih ya udah mau baca ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!