NovelToon NovelToon
Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Menjadi Pelindung Tujuh Bidadari

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Penyeberangan Dunia Lain / Penyelamat
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Wira, pria pemalas yang sering membuat orang tuanya marah. Selain pemalas, Wira juga seorang pengangguran dan hobby menyaksikan film dewasa.

Suatu hari, Wira mengalami peristiwa yang membuatnya tiba-tiba berada di dunia lain dan terjebak dalam masalah tujuh wanita cantik yang menganggap mereka adalah bidadari.

Untuk memecahkan misteri keberadaannya di dunia itu, mau tidak mau Wira harus menjadi pelindung tujuh bidadari tersebut.

Berbagai masalah pun menghampiri Wira, termasuk masalah asmara terlarang antara manusia dan para bidadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wira Ngambek

"Dek," panggil Wira lembut. Pria muda itu masih berdiri di depan pintu kamar mandi, menatap penuh harap pada wanita yang berada di dalam kamar mandi agar dia mengabulkan keinginanan.

Selagi rumah sedang sepi, Wira merasa tidak ada salahnya memanfaatkan keadaan untuk sekedar menyentuh tubuh bidadari tersebut meski hanya menggunakan tangan.

"Dek, mau ya? Masa kamu tega sih, nolak permintaanku yang tidak berat ini?" Wira terus berupaya mendesak.

Meski bidadari itu sudah memberi penolakan beberapa kali, pria muda itu terus memohon dengan wajah yang dibuat memelas, agar bidadari itu goyah dengan pendiriannya.

Bidadari sendiri sebenarnya memang penasaran dengan isi celana pria muda yang merengek kepadanya. Namun jika tubuhnya disentuh oleh manusia dalam keadaan tidak berbusana, hal itu masih membuatnya canggung karena dia sendiri tidak pernah melakukannya.

"Aduh, Kang, jangan gitu sih? Aku tuh malu. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana?" lagi lagi itu yang menjadi alasan bidadari, untuk menolak permintaan Wira. "Nanti mereka pada marah sama aku."

Wira mendengus kasar. "Ya sudahlah, kalau tidak boleh. Padahal permintaanku tidak terlalu berat. Tapi tolong juga bilang sama yang lain, nanti malam tidak perlu tidur bergilir lagi, biar aku tidur sendiri aja. Kalau masih memaksa tidur bergilir, lebih baik aku tidur di luar kamar," Wira mengeluarkan jurus pamungkasnya.

Sudah pasti, apa yang dikatakan Wira membuat bidadari itu terperanjat. "Kang Wira, jangan begitu," seru bidadari.

Namun beberapa saat kemudian, tapi dia tidak lagi mendengar suara Wira. Bahkan matanya melihat kain yang dia minta ditaruh di atas pintu kamar mandi oleh Wira. Setelah itu dia tidak lagi mendengar suara rengekan Wira. "Waduh! Apa Kang Wira marah?"

Wira sendiri terpaksa buang air kecil di sisi belakang yang lain. Dia hanya mengambil air dengan gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan membawanya ke semak semak untuk mencuci miliknya yang baru saja mengeluarkan air berwarna agak kuning. Setelah selesai, pemuda itu kembali masuk ke dalam rumah.

Bidadari yang sudah memakai kain panjang untuk menutupi tubuhnya, langsung keluar kamar mandi. Di saat itu juga dia melihat tubuh Wira yang masuk ke dalam.

"Kang," panggilnya, tapi Wira sama sekali tidak menoleh. Pemuda itu terus melangkah dengan wajah cemberut.

Wira kembali ke kamarnya dan terbaring di atas ranjang kayu. Dia sama sekali tidak menghiraukan panggilan bidadari.

Wira sudah terlanjur kesal karena menurutnya bidadari itu egois. Padahal Wira cuma ingin memegang dengan ijin tanpa harus sembunyi-sembunyi seperti dua malam sebelumnya.

Di saat Wira sedang sibuk merajuk, matanya menangkap sosok bidadari yang tadi mandi, masuk ke dalam kamarnya. Wira pun langsung menghindari tatapan mata sang bidadari. Wira langsung memiringkan tubuhnya. Namun tak lama setelahnya mata Wira agak melebar kala melihat apa yang dilakukan bidadari tersebut, saat berdiri di hadapannya.

Bidadari itu melepaskan kain yang menutup tubuhnya. Dengan sangat jelas, rerimbunan indah di bawah perut bidadari, sekarang berada tepat di depan mata pemuda yang sedang merajuk.

Antara masih pengin marah dan rasa senang bercampur jadi satu, Wira pun terpaku dengan mata yang hampir tidak bekedip, menatap rerimbunan milik bidadari yang sangat dekat dengan wajahnya.

"Silahkan, Kang, katanya, Kang Wira pengin menyentuh?" ucap bidadari lembut. Wanita itu duduk di tepi ranjang. "Kalau mau sentuh ya silahkan. Selagi rumah masih sepi?"

"Tadi kamu nolak? Kenapa sekarang kamu jadi mau? Apa kamu terpaksa melakukannya?" Wira berkata dengan suara yang terdengar masih merajuk. Padahal hatinya sudah bersorak sembari melirik sang bidadari

"Terpaksa atau tidak, yang penting kan Kang Wira senang. Lagian aku juga tidak boleh egois, Kang Wira sudah dua kali menyelamatkan nyawaku, lalu nggak salah kan kalau aku membuat Kang Wira senang," balas bidadari

Wira tidak langsung menyentuhnya. Padahal mangsa sudah menyerahkan diri, tapi karena terlanjur kesal, Wira berusaha menahan rasa ingin menyentuhnya. Diluar dugaan, bidadari itu malah meraih tangan Wira dan langsung menempelkan telapak tangan Wira pada rerimbunannya.

"Kang Wira pengin pegang yang ini? Ya udah pegang saja," ucap sang bidadari lembut.

Mata Wira agak melebar sejenak karena kaget dengan sikap Bidadari. Meski begitu, Wira sungguh takjub saat kulit tangannya merasakan gundukan daging terbelah yang dihiasi dengan rerimbunan.

Bidadari itu melepaskan tangan Wira yang masih menempel pada lubang berbulunya. Di saat itu juga, Wira kembali dibuat terkejut saat dirinya merasakan, tangan bidadari mengusap gundukan pada celananya. Sekilas Wira melihat senyum bidadari yang nampak senang saat mengusap celananya dengan penuh kelembutan.

####

Di lain tempat, Sang raja saat ini sedang menunjukan reaksi terkejutnya begtu mendengar kabar yang dibawa oleh panglimanya. Dengan kening agak berkerut, Raja yang terkenal dengan panggilan Raja Wiwaha tersebut, menatap lekat kepada Panglima kepercayaannyam

"Kamu yakin? Darimana mereka tahu tentang bulu Angsa emas ini?" tanya sang Raja dengan menunjukan bulu yang dia pegang.

"Kalau menurut saya, mungkin kelompok tengkorak iblis juga memiliki bulu Angsa emas, Yang mulia. Jika mereka sudah menyebarkan kepada warga, bisa saja bulu Angsa emas itu jumlahnya lebih dari satu," terang Panglima tanpa rasa takut seperti saat sebelumnya ketika dia menghadap tadi.

"Benar juga," balas sang Raja, "ini tidak bisa dibiarkan, Panglima. Kita juga harus bergerak lebih cepat untuk mengamankan para bidadari jika memang jumlahnya lebih dari satu. Kamu tahu kan, iblis itu pemuja setan. Bisa saja dia akan memanfaatkan para bidadari untuk kepentingan sesatnya."

"Benar, Yang mulia. Saya juga sudah mendapat informasi akan hal itu," balas Panglima. "Saya dengar, ketua tengkorak iblis akan menggunakan darah perawan bidadari untuk mempertebal ilmunya dan juga menjadikan dia manusia abadi dan awet muda serta membuat tubuhnya tidak bisa terluka oleh senjata tajam. Itu akan sangat berbahaya jika keinginan ketua tengkorak iblis terwujud, Yang mulia."

"Astaga!" Raja Wiwaha kembali terkejut mendengar informasi tersebut. "Ya sudah, sekarang, suruh semua kepala kampung, untuk mengumumkan kepada warganya yang menemukan bulu angsa emas, agar lebih hati hati, dan juga suruh mereka untuk mencari wanita atau penduduk asing yang wajahnya cantik seperti bukan manusia. Tangkap, jika ada wanita seperti itu, paham!"

"Paham, Yang mulia."

"Ya sudah, kalau begitu, laksanakan sekarang juga!"

"Baik, Yang mulia. Saya permisi."

#####

Masih di hari yang sama tapi di tempat lain juga.

"Ketua, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda," lapor seoang pria kurus kepada pria lain, yang sedang memperhatikan bulu Angsa emas di tangannnya.

"Siapa?" tanya pria itu tanpa menoleh ke arah anak buahnya.

"Katanya, dia anak buah dari Juragan Suloyo, ketua."

"Juragan Suloyo?" tanya sang ketua dengan kening yang berkerut.

1
Yuliana Purnomo
Leo dimna coba?? giliran dibutuhkan gak muncul 2
Was pray
wira itu sebenarnya sebagai penjaga atau perusak para bidadari sih? penjaga kan melindungi bukan memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi
Okto Mulya D.
Informasi sampai ke Raja Wiwaha, gawat..
Okto Mulya D.
Leo ketiduran kekenyangan habis makan kambing sihh..
Aqlul /aqlan
wah tambah seru nich...jadi kurang berapa nih bulu emasnya....
Aqlul /aqlan
leo nya lagi main sirkus mungkin....hhhh....lanjut
Hendra Yana
lanjut
Aqlul /aqlan
wah wah wah....repot nih
... lanjut...lanjut trus...
Okto Mulya D.
wahhh jadi perkasa donk...Wira.
Rhaka Kelana
ini namanya keenakan dalam kesempitan ya wiraaaaa/Grin/
Yusri Gepeng
ilan ga jelas
Yuliana Purnomo
gas ken,,,,Wira🤣🤣
Okto Mulya D.
Wira²..itu namanya pagar makan tanaman, disuruh menjaga malah dirusak.
Okto Mulya D.
Waduhhhh.. Wira parah nih diembat juga dalihnya menolongnya... kan mereka punya bulu angsa emas.
Was pray
wira...wira .. otaknya langsung konek kl berkaitan dengan per apeman ..😄😄😄
Yuliana Purnomo
kesempatan bagus,,,, pasti itu jadi Wira senyam senyum sendiri
Okto Mulya D.
Ahhh apaan tuhhhh
Okto Mulya D.
Duhh bidadari pakai ngintip lagi, dan Wira pura² bilang kucing, padahal tahu pasti salah satu bidadari yang lain.
Okto Mulya D.
Orang itu siapa dan melihat apaan?
Okto Mulya D.
ohh rumahnya bisa tertutup pelindung, siapa yang melakukan nya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!