NovelToon NovelToon
Sinar Rembulan

Sinar Rembulan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Tamat
Popularitas:931.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

"Neng, mau ya nikah sama anaknya Pak Atmadja.? Bapak sudah terlanjur janji mau jodohkan kamu sama Erik."

Tatapan memelas Pak Abdul tak mampu membuat Bulan menolak, gadis 25 tahun itu tak tega melihat gurat penuh harap dari wajah pria baruh baya yang mulai keriput.

Bulan mengangguk lemah, dia terpaksa.

Jaman sudah modern, tapi masih saja ada orang tua yang berfikiran menjodohkan anak mereka.
Yang berpacaran lama saja bisa cerai di tengah jalan, apa lagi dengan Bulan dan Erik yang tak saling kenal sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Ada saja alasan yang keluar dari mulut Mas Erik saat aku mengajaknya bertemu dengan wanita itu. Kesal? Tentu saja. Bukan hanya kesal, aku jadi semakin ragu kalau hubungan Mas Erik dengan kekasihnya sudah berakhir. Kalau memang semuanya sudah selesai, seharusnya tidak ada alasan untuk segera mempertemukan kami. Entah lah, aku sampai bingung dengan isi kepalanya. Padahal semakin cepat aku dan Celine di pertemukan, semakin cepat juga aku mengambil keputusan pada hubungan ini.

"Kita main dulu ke rumah teman sekolahku, tidak masalah kan?" Suara berat milik Mas Erik berhasil membuyarkan lamunan.

Aku menoleh dan hanya mengangguk pelan, tidak berniat mengajukan pertanyaan atau sebagainya. Diam adalah pilihan terbaik daripada harus membuang energi untuk bicara dengan Mas Erik dan berakhir berdebat. Sebab, rasanya sulit sekali mengontrol emosi jika sudah berhadapan dengan pria itu. Ada saja ucapan yang membuatku ingin komat-kamit memarahinya.

Hening, aku yang konsisten membuang pandangan ke luar jendela, tampaknya membuat Mas Erik juga ragu membuka obrolan lagi.

Hanya butuh waktu 20 menit, Mas Erik menghentikan mobilnya di depan rumah lantai 3 dengan design klasik di dominasi warna putih. Tidak satu perumahan, tapi jaraknya cukup dekat dan sama-sama kawasan perumahan elite.

Dari pintu garasi, seorang pria paruh baya setengah berlari membukakan pagar.

"Silahkan masuk Pak." Ujarnya ramah.

"Makasih." Mas Erik mengangguk kecil sebelum memasukan mobilnya ke halaman rumah.

Seorang pria keluar dari pintu utama. Postur tubuhnya tak beda jauh dengan Mas Erik. Kami bergegas turun dan Mas Erik disambut tinjuan pelan di bahunya.

"Bisa-bisanya kamu menikah tidak mengundangku!" Tegurnya terlihat kesal.

Tapi seingat ku, Mas Erik memang hanya mengundang beberapa orang saja saat kami menikah. Sepertinya tidak lebih dari 10 orang, dan kebanyakan hanya rekan kerjanya.

Mas Erik tersenyum tipis. "Sorry, aku memang tidak banyak mengundang." Jawabnya. Tiba-tiba dia meraih tangan ku, sedikit menarik agar aku berdiri di sebelahnya.

"Kenalin istri ku, Bulan namanya." Ujarnya memperkenalkan ku. Teman Mas Erik hampir mengangkat tangannya, tapi di tepis pelan. "Tidak usah jabat tangan!" Serunya.

Pria itu memutar malas bola matanya dan mengurungkan niat untuk mengulurkan tangan padaku. "Dasar posesif!" Gerutunya lirih.

"Kenalin, aku Angga. Sebenarnya malas berteman dengan suamimu, tapi mau bagaimana lagi, dia butuh teman." Celotehnya padaku.

Aku hanya tersenyum tipis dan membungkuk sopan. "Bulan." Singkat ku.

"Ck,, ck,, ck,, sejak kapan seleramu jadi yang sholehah dan pendiam? Sama yang agresif sudah bosan?" Celetukan Angga berhasil memancing Mas Erik untuk menendang kakinya.

"Jangan bicara sembarangan!" Tegurnya. Ku lihat ekspresi wajah Mas Erik berubah cemas seketika. Dia sempat melirik ku sekilas.

"Eh sorry, kelepasan." Ujarnya tersenyum kaku. "Sorry ya Bulan, aku cuma bercanda. Tidak usah di pikirkan. Mungkin Erik sudah sadar." Angga sedikit menahan tawa. Lagi-lagi perkataan Angga membuat Mas Erik tidak tinggal diam. Dia hampir melayangkan tinjuan, namun secepat kilat Angga menghindar.

"Sayang, kok tidak di ajak masuk tamunya?" Seorang wanita muda keluar dari pintu utama dan jalan dengan perlahan menuruni tangga. Bukan tanpa alasan dia sangat berhati-hati, karna sepertinya sedang hamil. Terlihat dari perutnya yang cukup besar.

Angga setengah berlari menghampiri wanita muda itu dan meraih tangannya untuk di tuntun. "Sudah aku bilang tunggu di dalam, kenapa ikut keluar." Tegurnya begitu lembut.

Tiba-tiba saja aku ingin tersenyum melihat pasangan itu, keduanya terlihat jelas saling mencintai.

"Menunggu kamu kelamaan, aku penasaran sama istrinya Kak Erik." Ujarnya setengah menggerutu. Pandangan matanya tiba-tiba tertuju padaku. Aku reflek mengangguk dengan senyum lebar, sebab merasa lucu dengan tingkahnya.

"MasyaAllah,, dapat ukhti ternyata. Kok mau sih sama Kak Erik? Dia kan tukang,,," Angga mendadak menutup mulut istrinya menggunakan tangan. "Sayang, kita ajak mereka masuk dulu ya." Anggap berkata lembut. Aku lihat matanya berkedip beberapa kali. Entah sebenarnya apa yang sedang mereka tutupi. Tapi apapun itu, aku tidak mau tau.

"Oh iya. Ayo masuk Kak." Dia tersenyum kikuk dan mendekat ke arahku.

"Kenalin aku Michelle, istrinya Kak Angga." Senyumnya begitu tulus dan terlihat lebih muda.

"Bulan. Senang bertemu denganmu. Ngomong-ngomong sudah berapa bulan?"

"Sudah masuk 8 bulan, 6 minggu lagi melahirkan." Dia menjawab dengan antusias.

Sementara itu, Angga kembali menyuruh kami untuk masuk. Dia ingin menggandeng istrinya, tapi Michelle malah memegangi lenganku.

"Aku sama Kak Bulan saja, kalian duluan."

"Ya sudah. Bulan, tolong pegangin istriku ya."

Aku mengangguk cepat. "Baik."

Angga membawa kami ke ruang keluarga. Dia bahkan sudah duduk di sofa bersama Mas Erik.

"Kalian mengobrol saja dulu, aku dan Kak Bulan akan menyiapkan minum. Ayo Kak, dapurnya ada di sana." Michelle memimpin jalan. Aku tidak menolak ketika dia membawaku ke dapur.

"Maaf ya Michelle, aku dan Mas Erik tidak membawa apa-apa. Tiba-tiba sekali Mas Erik mengajakku kesini setelah pulang dari rumah orang tuanya." Ucapku tak enak hati. Sedangkan Michelle repot-repot mengeluarkan makanan dari lemari pendingin.

"Ahh tidak masalah Kak. Biasanya Kak Erik akan memesan makanan kalau sudah sampai disini."

Aku terdiam sejenak mencerna ucapan Michelle. Sepertinya hubungan Mas Erik dengan Angga cukup dekat.

"Mas Erik sering main kesini ya?" Tanyaku penasaran.

Michelle mengangguk. "Hu'um. Hampir setiap bulan Kak Erik datang kesini. Tapi terakhir datang sudah 4 bulan yang lalu. Aku terkejut saat Kak Angga memberitahu kalau Kak Erik akan menikah dengan Kak Bulan."

"Karna selama ini yang kamu tau pacar Mas Erik adalah Celine, benarkan?" Tanyaku sembari terkekeh pelan.

Michelle tampak terkejut mendengar ku menyebut nama Celine. "Kak Bulan tau tentang Kak Celine?" Tanyanya tanpa bisa menyembunyikan ekspresi kaget.

"Mas Erik pernah menceritakan Celine pada ku."

"Ck,, Kak Celine itu menyebalkan, dia sangat sombong dan angkuh. Aku senang Kak Erik tidak jadi menikah dengan Kak Celine, mereka sama sekali tidak cocok." Michelle mendadak mengomel membicarakan keburukan Celine.

"Begitu yah?" Aku tidak tau harus menanggapi seperti apa. Tidak berniat juga mengorek informasi tentang Celine pada Michelle, meski kelihatannya Michelle mengetahui banyak hal tentang Celine.

"Kata Kak Angga, dulu Kak Erik pria baik-baik, tapi sedikit berubah setelah menjalin hubungan dengan Kak Celine. Bayangkan saja, Kak Celine itu sangat hobby datang ke club malam. Pergaulannya terlalu bebas. Bahkan Kak Celine dan Kak Erik pernah,,, upss,," Michelle mendadak gelagapan dan menutup mulutnya.

"Eumm itu, boleh minta tolong ambilkan gelas di atas?" Tiba-tiba sekali Michelle mengubah topik pembicaraan. Dia menunjuk kabinet dapur yang letaknya di atas. Tubuh Michelle memang lebih mungil. Mungkin memang dia sudah berniat meminta tolong padaku sejak tadi.

Tanpa ingin tau lebih banyak, aku memilih diam dan fokus menyajikan makanan dan minuman setelah mengambil gelas. Meski sebenarnya penasaran dengan kelanjutan cerita Michelle, tapi aku merasa lebih baik tidak perlu tau karna itu masa lalu mereka.

1
Alif
dasar erik kocak btul dirumu
Nilovar Beik
klo dah ditinggal baru ingat k bulan
Nilovar Beik
hahaha..rasain Rik
pacarnya Habil😍😜
Hallo kk aku pembaca baru karya kk,ga sengaja lewat di beranda ku.salam kenal dr aku kk🙏☺️
aryuu
luar biasa ❤️
Opung Nava
ada2 saja ulah manusia untk membuat hanjur keinginan org tobat manusia
Ovie Ajha
smua nya suka
Opung Nava
sabr bulan spa tau suamimu mulai jatucinta
Opung Nava
lanjut
Opung Nava
mantap harus ada saingan bAru suami bulan baru ada respek sm istri
Opung Nava
lanjut
Opung Nava
apa mau dkt nasi sudh menjd bu2r tk bisa jd bers pnjtkn setiap doamu supya diblok baliknya Tuhan hati suamumu
Ida Sriwidodo
Pen' su'udzon sama mama tiri nya Marcel! 🤔🤔

Marcel beneran nikah sama Stella kah kk?
Atau ada rencana lapak Marcel Erina?
sherly
bagaimana mau hamil tiap HR minta setoran melulu.. capeklah si bulan
sherly
tiada hari tanpa setoran ya Erik...
sherly
luar biasa emang nih Erik..
sherly
kamu nanya... ya jelas takutlah dia kalo dekat Ama kamu ujung2nya minta
sherly
ondel2 gitu pun dah kamu pacarin sampai 4 THN.. dasar lu
sherly
salah satu author fav di NT... smua novelnya keren, alurnya ngk monoton...
Ray
mestinya Bulan waspada
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!