NovelToon NovelToon
Benih Kakak Iparku

Benih Kakak Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Terlarang / Saling selingkuh
Popularitas:744.9k
Nilai: 4.5
Nama Author: miss ning

Setelah setahun menikah Jira baru tahu alasan sesungguhnya kenapa Bayu suaminya tidak pernah menyentuh dirinya.

Perjalanan bisnis membuat Jira mengetahui perselingkuhan suaminya. Pengkhianatan yang Bayu lakukan membuat Jira ingin membalas dengan hal yang sama.

Dia pun bermain dengan Angkasa, kakak iparnya. Siapa sangka yang awalnya hanya bermain lama kelamaan menimbulkan cinta diantara mereka. Hingga hubungan terlarang itu menghasilkan benih yang tumbuh di rahim Jira.

Bagaimanakah nasib pernikahan Jira dan Bayu? Dan bagaimana kelanjutan hubungan Angkasa dengan Jira?

Ikuti terus kisah mereka ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss ning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Ini kontrak kerja sama kita." Bastian memberikan map yang dia pegang kepada Angkasa.

"Biar pun kita teman aku akan memeriksanya lebih dulu." Angkasa meletakkan map itu di atas meja. Dia akan mempelajari itu nanti.

Stevan dan Bastian mengangguk setuju.

"Apa setiap kalian pergi harus selalu seperti ini sekarang?" Angkasa merasa risih ada Selly disana.

Bastian dan Stevan melirik Selly. Bastian mengangkat bahu acuh kemudian duduk di sofa dalam ruangan itu pun dengan Stevan. Selly masih diam dia memperhatikan Jira yang masih berdiri di sisi Angkasa.

Jira dan Selly saling berperang dalam batin.

"Menyingkir dari sana."

"Siapa kau berani mengusirku?"

"Aku Selly jika kau lupa."

Jira tersenyum sinis. "Aku tidak lupa ingatan kau Selly yang suka memberikan tubuhnya untuk setiap laki-laki yang mendekati ku bukan."

Selly mengepalkan kedua tangan. Dia benci Jira. Iri hati membuat pikirannya tidak waras.

Angkasa menaikkan satu alis saat melihat aura permusuhan diantara Selly dan Jira.

Angkasa menarik tubuh Jira hingga dia duduk diatas pangkuan Angkasa.

"Argh..." Jira langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Angkasa.

" Maaf pak." Jira ingin bangkit tetapi pinggangnya ditahan oleh Angkasa. Lelaki itu membelit tubuh Jira dengan kedua tangan yang melingkar di perut.

"Kak banyak orang disini." bisik Jira sangat pelan agar tidak di dengar yang lain.

"Aku tahu."

"Lepas kak."

"Tidak akan."

Jira pasrah tidak lagi memberontak.Dia duduk tenang di atas pangkuan Angkasa. Masa bodoh dengan yang lain. Jira menatap Selly dengan senyum kemenangan. Memperlihatkan bagaimana dia begitu dekat dengan Angkasa.

Stevan dan Bastian saling pandang melihat keintiman Angkasa dan Jira. Keduanya tersenyum. Akhirnya si kulkas mendapatkan pawangnya.

"Sepertinya kami harus pergi."

"Pergilah nanti aku akan kirim draft kontrak kerjasama kita lewat email."

"Baiklah." Stevan dan Bastian pergi tanpa mengajak Selly. Kedua lelaki itu membiarkan Selly berbuat sesukanya. Mereka tidak peduli dengan apa yang akan Selly lakukan.

Melihat Selly masih berdiri di tempat yang sama. Angkasa langsung memegang tengkuk Jira dan melumat bibir wanitanya dihadapan Selly.

Jira membalas hingga aksi mereka ditonton oleh Selly cukup lama. Keduanya baru melepaskan ciuman setelah Selly pergi dengan muka masam.

"Dasar Jira sialan. Dia sengaja melakukan itu di hadapan ku."

"Aku bersumpah akan merebut Angkasa darimu." Selly benar-benar tidak suka Jira seperti tadi. Mendapatkan lelaki yang tampan dan kaya. Lelaki yang hampir sempurna sebagai idaman wanita.

Angkasa membuang nafasnya dengan berat. Gerakan Jira membuat sesuatu yang sudah tidur bangkit kembali.

"Kak." Jira merasa ada yang bergerak-gerak di balik celana Angkasa.

"Tenanglah jangan bergerak jika kau tidak ingin dia keluar."

"Mudah sekali bangun." ledek Jira.

"Itu juga ulah kamu. Setiap berdekatan denganmu dia akan selalu bangun." Angkasa mencubit lembut ujung hidung Jira yang terlihat sedikit mancung.

"Kenapa begitu?"

"Karena dia tahu dimana sarangnya."

Blush

Pipi Jira merona karena malu. Dia turun dari pangkuan Angkasa. Dengan sengaja menggesek untuk tahu reaksi Angkasa.

"Jira, mulai nakal ya kamu."

Jira terkikik kemudian dengan cepat keluar dari ruangan Angkasa. Tidak ingin menidurkan junior Angkasa dengan cara lain lagi karena capek.

**

Selly keluar dengan kesal. Dia marah saat melihat tatapan kemenangan Jira tadi. Rasanya sangat kesal ingin sekali menjambak rambut Jira tapi tidak mungkin dia bersikap seperti itu di depan Angkasa.

Mengambil ponsel di dalam tas Selly menghubungi Bayu. Menceritakan bagaimana sikap Jira tadi. Bagaimana pun mereka masih suami istri jika perlu dia ingin Bayu mempertahankan pernikahannya.

"Kau yakin?"

"Kau meragukan ku? Aku melihat di depan mataku sendiri mereka berciuman mungkin sekarang mereka sedang berbagi peluh di dalam ruangan itu. Aku pikir Jira itu polos,ternyata dia suhu."

**

Sore hari

Jira masih kepikiran dengan perkataan Mira tadi pagi. Dia ingin memastikan. Dan semoga saja dia tidak hamil. Jika iya maka Bayu tidak boleh tahu. Takut jika lelaki itu menggunakan bayi ini sebagai senjata untuk mengancam dirinya.

Jira pulang sebelum Angkasa pulang. Dia ingin pergi ke apotek untuk membeli alat tes kehamilan. Untuk itu Jira ingin pergi sendiri.

"Mbak beli testpack."

"Merk apa mbak?"

"Oh ada merk-nya?" Jira tidak tahu kalau ada berbagai macam jenis testpack. Ini kali pertama wanita itu membelinya.

"Iya ada yang murah ada yang mahal. Ada yang bagus dan ada yang biasa saja kualitasnya." terang sang apoteker.

"Kalo begitu saya beli semuanya saja mbak."

Apoteker pun mengambil beberapa testpack. Membungkus dan memberikannya kepada Jira. Sebelum pergi apoteker bertanya. "Mbak tahu cara pakainya?"

Jira menggeleng. Apoteker tersenyum kemudian memberi tahu langkah-langkah menggunakan benda itu.

Jira paham dia pun membayar dan pulang ke rumah ibunya. "Lebih akurat dipakai di pagi hari setelah bangun tidur mbak. Tapi kalau penasaran bisa juga digunakan sekarang." kata-kata apoteker membuat dirinya penasaran.

Mengambil satu buah testpack dan benda untuk menampung pipis, Jira melangkah menuju kamar mandi. Jantungnya berdebar. Ada rasa takut, cemas, dan khawatir secara bersamaan.

Setelah air seni terkumpul di wadah Jira mulai membuka testpack yang dia bawa. Membaca kembali cara menggunakan benda itu. Dengan perlahan Jira mulai mencelupkan ujung testpack sebatas garis yang ditentukan.

Perlahan-lahan mulai terlihat satu garis merah dengan jelas. Jira menarik nafas dalam. Matanya terpejam takut dengan hasil yang dia dapat. Beberapa detik kemudian dia membuka mata.

**

Angkasa tidak bisa tidur tanpa Jira. Setelah membersihkan diri dia pergi keluar untuk menjemput wanitanya. Dia yakin Jira disana. Jika wanita itu tidak mau ikut maka Angkasa akan memaksa.

Menempuh perjalanan cukup lama akhirnya Angkasa tiba di kediaman ibu Jira. Rumah itu tampak sederhana tetapi asri. Banyak bunga dan pepohonan hijau di halaman. Semua itu masih terawat dengan baik meskipun Jira jarang merasa di sini.

"Nyari siapa den?" tanya bibi yang selama ini menjaga rumah almarhumah ibu Jira.

"Jira ada bi?"

"Non Jira ada di kamarnya den. Biar bibi panggil dulu."

"Tunggu bi." Angkasa menghentikan langkah bibi.

"Bolehkah saya yang kesana. Kami sedang ada masalah takut Jira tidak ingin turun menemui saya." Bibi berpikir sebentar sebelum mengiyakan permintaan Angkasa.

Kemudian bibi menunjukkan dimana kamar Jira. "Ini kamar non Jira den. Semoga masalah kalian cepat selesai."

"Terima kasih bi." Bibi pun meninggalkan Angkasa yang berdiri di depan pintu kamar Jira.

Ceklek

Pintu terbuka. Untung saja Jira tidak menguncinya dari dalam. Angkasa mengedarkan pandangan ke setiap sudut kamar mencari keberadaan Jira. Kosong itulah yang dia lihat. Angkasa mulai melangkah ke kamar mandi. Semakin dekat dia mendengar isak tangis seseorang. Angkasa mempercepat langkah merasa khawatir dengan Jira.

"Jira " panggil Angkasa begitu dia membuka kamar mandi.

Jira yang masih shock menatap Angkasa dengan air mata yang masih mengalir. Dengan cepat lelaki itu membawa Jira ke dalam pelukannya.

"Apa yang terjadi?"

Tidak ada jawaban. Jira masih menangis. Dia bingung harus menjawab apa.

Angkasa mengurai pelukan. Dia menatap wajah Jira. Mengecup kening wanitanya. "Kenapa, hm?"

"Aku hamil kak."

1
erma
bagus
Fauziah Amri
lanjut
Fauziah Amri
manap ceritax
Adel Sahara
👍
rubyy rubyy
perasaan di awal bilangnya kalau jira yatim piatu,kenapa sekarang ada ayahnya 🤔🤔
rubyy rubyy
kasihan jira
اختی وحی
pede sekali klw bayu bersih. selly kan gonta ganti
Hafizah Aressha R
cepet di tangkp lho si sely tu
Hafizah Aressha R
mampus kau selly..
nta la aku klw ada yg nmnya selly tu jjik

krn ingat selingkuhan suamiku itu nmnya selly
T'urni90: Yang sabar ya kak🤗
total 1 replies
Ayila Ella
si selly bener bener ye
Reni Anjarwani
lanjut thor
Ana_Mar
Selly.. bener-bener bikin kesel...
mudahan rencanamu gagal bin gagal total...
apa Jira bisa membuat Tante Wulan tadi taubat ya thor/Facepalm/
Ana_Mar: alhamdulilah Wulan bisa berbaur baik dengan Jira kk
T'urni90: hu'um, Wulan cuma kurang teman aja kak. 😁
total 2 replies
Efi Maifida Salim
makin seruh serrly mulai beraksih
Sabaku No Gaara
suka nih ...wanitanya pinter
Efi Maifida Salim
lanjut..
Susanty
sorry dari bab pertama aku baca kayanya Jira yatim piatu deh, kok tiba² ada ayahnya.
Sri Peni
ternyata selly adik tiri hana baru dong
Cherry Bloosem
baru kali ini aku baca novel,, si peran antagonis d cerita kan secara detail.. biasanya skali dapat karma klo ngk taubat ya meninggal.. hebat author
Yuni Ngsih
Thooooooor kamu ya klw orang lg asyik baca dipotong .....dasar Author sangat pinter ....novelmu/ ceritramu itu bgs sekali mknya ku ngenes ceritra lg hoooooot kamu potong ......semangat Thor & cepet lanjutkan
Sri Peni
sereem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!