NovelToon NovelToon
Gadis Galak Jadi Istri CEO

Gadis Galak Jadi Istri CEO

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:20.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Edi Suheri

🌹🌹🌹🌹🌹


Menceritakan seorang gadis tomboi bernama Ratih Kapoor yang cerdas dan cuek, dia tidak pernah menghargai laki laki namun suatu hari ia bertemu dengan CEO tampan kisah hidupnya pun mulai berubah seiring waktu.

Mari kita baca....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edi Suheri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27

🌹 HAPPY READER 🌹

Ratih berjalan menelusuri jalan dengan perasaan kesal dan mengumpat, Ratih melangkah demi selangkah kakinya masih terasa sakit jadi Ratih tidak terlalu memaksakan diri. Ratih kini berhenti dan bersandar di salah satu terminal yang nampak sepi, dia duduk meluruskan otot ototnya sambil menuggu driver ojek.

Tampak dari jauh ada beberapa orang laki laki dengan pakaian kusut dan sobek sana sini layaknya seorang preman. dilihat dari gaya mereka berjalan dan berbicara pasti membuat semua orang ketakutan.

Di lihat dari jauh beberapa laki laki itu terus memperhatikan Ratih sambil tersenyum miring.

"Sepertinya ada mangsa empuk bos." tutur salah satu dari mereka.

"Benar, dilihat dari pakaian yang ia gunakan dia pasti bukan orang biasa." sahut bos mereka.

"Ayo bos, akhirnya kita bisa makan enak lagi." tutur satunya lagi sangat bersemangat.

Ratih hanya duduk dia melihat beberapa mobil melintas. jalan yang Ratih ambil sekarang sangatlah sepi bahkan sepeda motor pun belum ada yang lewat selama Ratih duduk di terminal.

"Hai cantik sendirian aja ni." ucap salah satu preman dengan senyuman yang di buat semanis mungkin.

Ratih menelan salivannya setelah melihat ada tiga preman dengan tatapan seperti ingin memangsanya.

Ratih sedikit gemetar tapi dia berusaha sekuat tenaga menutupi semuanya itu, dia sedang memikirkan cara mencari celah agar dia bisa pergi dari preman yang ada di hadapannya sekarang. mengigat kondisi yang tidak memungkinkan berlari.

"Kalian mau apa...??" tanya Ratih sedikit terbata bata.

"Mau apa lagi selain menemanimu sayang. mana mungkin kami membiarkan wanita secantik dirimu duduk sendirian saja di sini iya enggak...??" jawab bos mereka sambil duduk di samping Ratih.

"Jangan mendekat." tegas Ratih berusaha berdiri.

"Jangan takut, kami tidak akan menyakitimu kami hanya menemanimu saja." tutur preman satu hendak memegang tangan Ratih.

"Jangan sentuh aku, sekarang katakan apa yang kalian inginkan...??" tanya Ratih dengan suara sedikit keras.

"kami yakin kamu pasti tau apa yang kami inginkan." jawab bos mereka.

"Kalian mau uang baiklah akan aku berikan." tutur Ratih mengambil uang dari dompetnya.

"Apa segini cukup..." tanya Ratih lagi sambil memberikan uang 100 ribu.

"ckckck.... ini tidak menarik, bawa dia." perintah bos mereka.

"Hey.... tolong.... tolong.... tolong...." teriak Ratih dengan tangan yang sudah di pegang ke dua preman.

"Lepaskan." ucap Ratih berusaha melepaskan diri.

"Cepat bawa dia..." tutur bos mereka namun belum sempat mereka membawa Ratih. sebuah mobil mewah yang berwarna putih berhenti mendadak, seseorang dengan pakaian rapi keluar dari mobil. pria itu langsung menonjok preman yang memegang tangan Ratih.

"Pak Ricko..." ucap Ratih pelan yang menyadari kalau Ricko sekarang yang berkelahi dengan para preman.

Berkelahi adalah hal yang sangat mudah bagi Ricko karena dia sangat pandai dalam ilmu bela diri baik silat maupun taekwondo. hanya beberapa gerak Ricko berhasil melumpuhkan dua preman yang berani menyentuh tangan Ratih. bahkan Ricko mematahkan tangan mereka.

Sementara bos mereka yang melihat bagaimana mudahnya Ricko mengalahkan anak buahnya menelan air ludah dengan kasar. dia bisa membayangkan bagaimana sakit anak buahnya tampa pikir panjang bos mereka langsung kabur.

"Ampun... ampun tuan." memohon salah satu dari mereka ketika Ricko sudah mematahkan tangan mereka.

"Sekali kali aku lihat kalian menyentuh calon istriku aku patahkan leher kalian." tutur Ricko dengan rahang yang sudah mengeras sambil menghempas tangannya dari wajah preman itu.

Ratih mematung di tempanya dia hanya bisa menyaksikan pertarungan antara Ricko dan preman itu. dalam hati Ratih dia mengucap beruntung karena Ricko datang di waktu yang sangat tepat.

"Ngapain berdiri di situ cepat masuk mobil...!!" perintah Ricko pada Ratih.

Ratih memandang wajah Ricko lekat dia sungguh tidak tau harus mengatakan apa antara meminta maaf karena telah turun dari mobilnya atau berterima kasih karena telah menolong dirinya.

"CKckck..." Ricko berdecak kesal karena Ratih masih saja mematung. tampa pikir panjang Ricko langsung mengendong Ratih dan memasukkan Ratih ke kursi penumpang bagian depan.

"Eeeee....." suara Ratih ketika Ricko mengendongnya tampa aba aba.

setelah Ricko berhasil menaruh Ratih di bangku penumpang Ricko berusaha mengambil sabuk pengaman dan memasangkannya.

***Deg.....

Deg....

Deg***....

Suara detak jantung Ratih sudah memompa sangat kuat saat melihat wajah Ricko begitu dekat dengannya hanya sebatas 7 cm saja.

Pada saat Ricko selesai memasangkan sabuk pengaman Ratih, pandangan mereka bertemu antara Ricko dan Ratih. namun hanya sementara karena Ricko segera memalingkan wajahnya. tapi berbeda dengan Ratih jantungnya sudah tak karuan ingin meloncat.

Ricko segera masuk ke mobil dan menyalakan kunci mobilnya. keheningan pun sudah di mulai tidak ada yang mau berbicara di antara mereka hanya terdengar suara mesin mobil dan AC.

Sesekali Ratih melirik ke arah Ricko yang tampa ekpresi sama sekali. Ratih memanyunkan bibirnya dia tidak tau harus berbicara apa sekarang untuk memecahkan keheningan.

"Terima kasih." ucap Ratih pelan namun masih bisa di dengar oleh Ricko.

"Terima kasih karena bapak datang di waktu yang tepat." tutur Ratih yang menundukkan kepalanya merasa malu.

"Katakan di mana rumahmu." ujar Ricko tampa menoleh sedikitpun ke arah Ratih dia begitu fokus menyetir.

"Aaaa..... jalan xxx nomor 12." sahut Ratih.

"Hahhh..... arogannya, sepertinya dia sebangsa dengan pak Kevin sama sama arogan. oh Tuhan kenapa pak Ricko yang menolongku kenapa tidak orang lain saja." membatin Ratih sambil menatap Ricko.

"Jangan menatapku seperti itu nanti kamu bisa jatuh cinta ke padaku." tutur Ricko yang masih fokus menyetir.

"Si...siapa yang menatap bapak. saya hanya sedang berolah raga." sahut Ratih malu ketahuan sambil mengarahkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"ckckck...." berdecak Ricko sambil tersenyum miring." Memalukan." tuturnya.

Tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di rumah Ratih. Ratih ingin langsung turun dari mobil Ricko namun dia mengurungkan niatnya dia ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi kepada Ricko. dia berpaling ke arah Ricko namun matanya keduluan menatap tangan Ricko yang sedang mengalir darah segar.

"Pak Ricko masuklah ke rumah saya sebentar biar saya mengobati tangan bapak." tutur Ratih ramah.

Ricko berpaling menatap Ratih." waktu lebih berharga dari apapun." tutur Ricko lalu mengalihkan pandanganya.

Ratih menarik nafasnya dalam dalam dan membuangnya kasar." Setidaknya izinkan saya membalas kebaikan bapak, saya tidak ingin di anggap orang yang tak bertanggung jawab." ucap Ratih.

"Turun..." tegas Ricko.

"Tidak. saya tidak akan turun kalau bapak tidak mau turun." tegas Ratih yang tak mau kalah dengan Ricko.

"ckckck...." berdecak Ricko lalu turun dari mobil dan langsung masuk ke rumah Ratih.

Melihat itu Ratih tersenyum senang. dia juga langsung segera turun dan masuk ke rumah mengambil kotak obat.

Ricko kagum saat masuk ke rumah Ratih walau sangat sempit dan sederhana tapi terlihat sangat bersih dan tersusun rapi. dia langsung duduk di kursi biasa yang di sediakan Ratih karena memang di rumah Ratih tidak ada sofa.

"Tunggu di sini sebentar saya akan mengambil obat." tutur Ratih lalu mengambil kotak obat.

Ricko tersenyum kecil ketika dia melihat foto Ratih masih kecil bersama keluarganya yang terpasang rapi di dinding.

"Pak Ricko berikan tangan anda biar saya obati." tutur Ratih baru tiba sambil membawa kota obat di tangannya.

Ricko tidak menolak ataupun protes dia terlihat seperti dengan senang hati memberikan tangannya.

"Maaf pak, mungkin obat ini tidak sama dengan obat yang di gunakan dokter tapi setidaknya obat ini bisa mencegah tangan bapak terinfeksi." ucap Ratih sambil mengoleskan obat biru ke tangan Ricko.

Mata Ricko terus saja memperhatikan wajah Ratih dengan lekat ketika melihat Ratih menghembus tangannya saat di beri obat.

***Deg....

Deg....

Deg***....

**Ada yang tau detak jantung siapa....??

Bersambung......

🌹🌹🌹🌹🌹

👉 Sangat di tunggu vote dan like kak👇👇**

1
Bungatiem
athor tolong lebih teliti lagi
I Dw Ny Manasamadhi
Lemah
I Dw Ny Manasamadhi
Seperti Perempuan Suka cari Masalah,,
nuraeinieni
ceritax bagus dan keren,,,,👍👍👍👍
Taufik Hidayat: ohpmoki ikblbbbbh re__. nn
total 1 replies
nuraeinieni
aq mampir
Ratna Suryati: lanjut
total 1 replies
Sue ciutt..
Bagus ceritanya...
Qorie Izraini
benar itu yg di kata kan oleh mana susi, seharus ny Ricko menyelidiki apa yg di laku kan Silfi di luar sana.
secara model gitu lo...
pasti gonta ganti pasangan kencan ny, kebanyakan gitu ...
Olha Alamri
gagal fokus..
Olha Alamri
ilusinasi..
Adriani Endang Suwarno
katax Ratih mungil tak sesuai dgn visualx Thor💪💪
Wardah Juri
kurang cocok visual nya
Neank Thiefa
dari awal baca novel ini bikin ngakak terus Thor aku ampek nahan tawa takut anakku ke bangun 🤭😅🤣🤣
Neank Thiefa
aku bacanya jadi ketawa2 sendiri Thor🤭😅
Wardah Juri
aq suka banget ceritanya
Rhisna Rhisna
aku mampir kak
Dhe Rumengan
untuk han ya?
smara dina
merubah jari hari ku lebih indah wmwmw
Lai Lai
tidak...
Suzana Diro
kevin bukan ke suami tahnia?? kok jadi tunangan..ke aku yang salah baca
Yani Cuhayanih
Thor aku hadiiiir pas akhir tahun 2022......
Jus Anggur: wkwkwk iya maksih ya. jangan lupa mampir juga karya sebelah, ayah untuk ankku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!