Dalam satu malam, Aleena mendapatkan dua kenyataan pahit, dia dikhianati oleh tunangan dan juga sahabat baiknya yang tega berselingkuh dihadapannya, dan harus kehilangan kehormatannya karena seorang pria yang tak dikenal.
Dengan sangat putus asa, Aleena bermaksud untuk melenyapkan diri dengan terjun ke jurang. tapi beruntung sepasang suami istri telah menyelamatkan hidupnya dan mengangkat Aleena sebagai putri mereka.
Aleena mulai bangkit, dia mulai mempelajari ilmu bela diri, tapi di tengah kebahagiaan Aleena, dia kembali harus menerima sebuah kenyataan pahit saat mengetahui jika detik ini, dirinya tengah mengandung anak dari pria yang telah menghancurkan hidupnya.
Aleena kembali shock, dia tak menyangka jika harus menerima kepahitan hidup yang begitu besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
Melinda meringis merasakan sakit dan perih di pipinya akibat tamparan dari tuan besar Rahardian itu, dia benar-benar dibuat malu karena saat ini dirinya telah dikelilingi oleh begitu banyak wartawan dan juga suaminya sendiri yang menangkap basah perselingkuhannya dengan Rico Rahardian.
Hal itu tentu membuat wanita itu tak lagi bisa mengelak dari kenyataan yang ada, dirinya memang bukan wanita baik-baik, bahkan saat ini setelah dia memiliki seorang suami, masih juga bermain gila dengan pemuda lain di luaran.
Namun melihat wajah Calvin Anderson yang mengeras, Melinda pun menundukkan wajahnya, dia benar-benar merutuki rencananya yang datang ke kota A, demi untuk bisa bersenang-senang dengan tuan muda dari keluarga Rahardian itu.
Andai saja dia tahu bahwa dia akan mendapatkan masalah setelah sampai di tempat ini, mungkin Melinda akan mencari tempat lain agar dirinya tidak dipermalukan.
"Dasar wanita ja*ang! Tidakkah kau bisa melihat jika putraku itu masih polos? dan kau menggoda dia agar bisa memuaskan hasratmu itu?" tanya Tuan Damar Rahardian dengan mata yang menyala merah.
Dia tak tahu harus bagaimana menutupi wajahnya di hadapan semua orang, karena saat ini para wartawan telah mengambil gambar Melinda beserta Rico Rahardian sang putra.
"Sepertinya kau memang belum puas untuk bermain dengan banyak pria, Melinda! Jika memang seperti itu, aku akan mengabulkan keinginanmu dan membuatmu terbebas dari ikatan pernikahan kita, setelah itu kau bisa menja*ang di manapun yang kau inginkan." ucap Calvin.
Nadanya Terdengar sangat datar dan dingin, bahkan dia pun enggan untuk melihat wajah Melinda yang saat ini mulai menitikan air mata, Rico hanya bisa menunduk malu di hadapan semua orang, andai saja dia menolak keinginan Melinda untuk berlibur di kota A, mungkin saat ini dirinya tidak akan pernah mendapatkan perlakuan dan juga pandangan buruk dari semua orang.
Namun dia juga tak kuasa menahan hatinya, karena nyatanya si pemuda itu juga cukup tertarik dengan Melinda, yang memiliki paras yang cukup cantik ditambah dengan postur tubuhnya yang sangat menggoda.
Melinda melirik ke kiri dan ke kanan untuk mencari koper miliknya, namun dia tak bisa menemukan di mana semua barang-barangnya berada, sehingga membuat wanita itu berdecak kesal, sepertinya saat ini memang ada yang sedang bermain-main dengannya.
Namun dia hanya berpikir jika Calvin lah si pelaku utama, dia tidak akan pernah mengetahui jika semua ini telah direncanakan oleh Dhea, salah satu anak buah Aleena.
Sedangkan di tempat lain saat ini, 5 orang wanita nampak tengah tertawa terbahak-bahak, mereka begitu bahagia melihat pemandangan yang sangat menakjubkan dari kamar 256 yang ditempati oleh Melinda dan juga Rico Rahardian.
Saat menyusup ke dalam kamar itu, Dhea memang sengaja menyelipkan sebuah CCTV Mini, agar dia bisa memantau kejadian di tempat itu selepas dirinya melakukan aksi, dengan mengambil seluruh barang-barang milik Melinda dan juga Rico Rahardian.
Saat ini Melinda bahkan tidak memiliki apapun, seluruh pakaian dan juga harta miliknya telah raib, Dhea sengaja mengambil seluruh barang-barang itu, agar Melinda tidak bisa meninggalkan kota A, sehingga di masa depan, kelima wanita itu memiliki mainan yang bisa mereka gunakan.
Melinda masih belum menyadari jika saat ini barang-barang berharga miliknya telah hilang, dia sudah tak memiliki lagi kartu identitas, ATM maupun ponsel, karena Dhea telah mengambil semua barang miliknya dan segera menyimpannya di suatu tempat yang sangat tersembunyi yang tidak mungkin bisa diketahui oleh Melinda.
Para wartawan masih terus memburu berita, mereka dengan tanpa henti terus memotret Melinda dan juga Rico Rahardian yang masih dengan tubuh polosnya, bahkan saat ini salah seorang wartawan menayangkan siaran langsung, tentang penggerebekan itu di salah satu situs media sosial miliknya, dan telah ditonton oleh beribu orang yang mengikuti akunnya.
Calvin Anderson segera melemparkan sebuah map berwarna merah muda kepada Melinda, dan juga pena berwarna hitam, dia ingin agar wanita tidak tahu diri itu segera menandatangani berkas perceraian mereka, agar dia tak lagi harus berurusan dengan keluarga Oktora yang tidak tahu malu.
Melinda sebenarnya tidak ingin menceraikan Calvin Anderson, namun mengingat saat ini dirinya telah tertangkap basah dan juga hal itu diketahui oleh para wartawan, sehingga membuat wanita itu mau tak mau terpaksa harus menandatangani surat perceraian yang diberikan oleh Calvin sang suami.
Setelah mendapatkan tanda tangan dari Melinda, Calvin segera meninggalkan Hotel itu dan Kembali menuju ke kota C, dia tidak ingin berlama-lama di tempat itu, sehingga mengundang lebih banyak lagi rasa penasaran dari orang-orang yang hadir di sana.
Bahkan saat ini di luar hotel telah ramai, karena banyaknya pengunjung yang ini melihat kejadian itu secara langsung, mereka pun tak segan-segan berlari ke arah Calvin untuk mendapatkan klarifikasi atas berita yang mereka terima di sosial media.
Namun hal itu tidak diindahkan oleh Calvin, dia melewatkan permintaan dari orang-orang itu, dengan sangat cepat, dia pun masuk ke dalam mobilnya disusul oleh Danu, sang asisten sekaligus orang kepercayaannya.
Calvin saat ini sudah tidak bisa berfikir panjang lagi, dirinya benar-benar sangat malu atas perbuatan dari Melinda, yang benar-benar tak tahu malu, sepertinya di masa depan dia juga harus menghindari keluarga Oktora agar tidak lagi terlibat dengan keluarga itu.
Sedangkan Tuan Damar Rahardian segera melemparkan satu stel pakaian yang baru kepada Rico, kemudian menggeret anaknya keluar dari tempat itu dan meninggalkan Melinda sendirian yang saat ini tengah menangis, karena merasa sakit hati.
Dia tak hanya dicampakkan oleh Calvin dan juga Rico, tapi dia juga dipermalukan dengan teramat sangat di depan para wartawan oleh tuan besar dari keluarga Rahardian, ditambah lagi saat ini dia tak tahu harus melakukan apa, seluruh barang miliknya telah hilang saat ini.
Bahkan dia tidak memiliki uang satu sen pun di tangannya, semuanya telah menghilang bersama harga dirinya yang terjatuh sekaligus.
Berita itu pun segera menyebar luas, semua orang dibuat terbelalak, terlebih saat ini keluarga Oktora lagi-lagi mendapatkan cibiran dan juga pandangan sinis dari semua orang, sehingga membuat tuan besar Oktora semakin meradang atas kelakuan sang putri yang benar-benar memalukan.
Dia tak lagi bisa mengangkat wajahnya di hadapan semua orang, karena saat ini keluarganya telah menjadi sorotan publik, akibat kelakuan bejat dari sang putri yaitu Melinda Oktora.
Sedangkan di sisi lain, tepatnya di sebuah Mansion besar yang berada di kota C, satu keluarga tengah bertepuk tangan, mereka benar-benar merasa gembira, karena akhirnya berhasil membalas dendam kepada keluarga Oktora.
Entah Dewa mana yang telah diturunkan untuk membantu mereka, sehingga keluarga itu tidak perlu bersusah payah campur tangan dalam menghancurkan musuh mereka.
"Benar-benar berita yang sangat menyenangkan! kuharap mulai hari ini keluarga Oktora akan menghilang untuk selamanya, sehingga dia tidak terus mencari keributan dengan keluarga kita." ucap tuan besar Ferdian seraya mengambil sebatang rokok dan menyalakannya.
Dia pun dengan santai menyandarkan punggungnya pada sebuah kursi goyang, sambil sejenak memejamkan mata merasakan kebahagiaan yang tidak terkira.