NovelToon NovelToon
Cinta Sebening Embun

Cinta Sebening Embun

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Tamat
Popularitas:18.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Perjodohan adalah sebuah hal yang sangat
di benci oleh Abraham, seorang pengusaha
muda penerus kerajaan bisnis keluarga nya.

Dia adalah sosok yang sangat di puja dan di
damba oleh setiap wanita, dia merupakan
calon menantu yang sangat ideal dan di
impikan oleh setiap pengusaha dan para
bangsawan yang memiliki anak gadis, jadi
baginya hanya dengan menjentikkan jari
saja, wanita manapun akan dengan senang
hati memasrahkan dirinya untuk merangkak
di bawah kakinya.

Tapi..justru kakeknya, sang pemilik dan
penguasa serta pemegang kendali penuh
dari semua kekayaan keluarganya malah
memilihkan jodoh untuknya.

Dan sialnya lagi..wanita pilihan kakeknya
bukanlah wanita dengan kriteria dan tife
yang selama ini selalu menjadi standard nya.

Abraham sangat membenci keputusan sang
kakek. Namun demi warisan dan kendali penuh
atas segala kekuasaan yang telah di janjikan
padanya. Dengan terpaksa Aham menerima
semua keputusan kakeknya tersebut..

Dan bagi wanita yang juga terpaksa menerima
perjodohan ini..bagaimana kah dia akan bisa
menjalani hidupnya bersama seorang pria yang
sama sekali tidak menginginkan kehadirannya.?

Takdir seakan menjungkir balikan kehidupan
seorang gadis biasa terpaksa yang harus
masuk ke dalam kehidupan sebuah keluarga
yang di penuhi dengan keangkuhan dan
kesombongan akan dunia yang hanya
tergenggam sementara saja..


**Tetaplah untuk selalu di jalanNya..**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Pengumuman Penting

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

♥️♥️♥️♥️♥️

Setelah kepergian Aham, tidak lama kemudian

Pak Ali dan Rani masuk ke dalam ruangan.

"Nona Muda.. bagaimana keadaan anda sekarang?

semalam saya sangat cemas, tapi tidak berani

datang ke sini."

Naya memegang tangan Rani seraya tersenyum

lembut. Dia juga menatap Pak Ali sebentar.

"Aku sudah lebih baik sekarang Ran. Terimakasih

sudah peduli padaku ."

"Apa yang Nona katakan ? tentu saja kami peduli.

Anda adalah Nona kami."

Naya terlihat begitu terharu.

"Sekarang sebaiknya Nona makan dulu, Rani membawakan makanan pavorite Nona dari

rumah."

Pak Ali berucap. Naya tersenyum seraya

mengangguk semangat. Rani segera membuka

kotak makan yang tadi di bawanya.

"Kalau begitu saya akan menemui Dokter Rama

di ruangannya.."

"Baiklah Pak, katakan padanya saya sudah baik-

baik saja, saya ingin istirahat di rumah saja..!"

"Baik Nona, akan saya sampaikan."

Pak Ali berlalu keluar ruangan. Rani sudah siap

ingin menyuapi Naya.

"Aku bisa sendiri Ran.."

Naya tersenyum sambil meraih kotak makan dari

tangan Rani yang terlihat sedikit kecewa, tapi dia

tidak bisa memaksa. Naya mulai menikmati

makanannya dengan lahap. Dia memang merasa

lapar saat ini. Makanan dari rumah sakit belum

sempat di sentuhnya.

"Semalam semua orang terlihat syok Nona.."

Naya menatap Rani sekilas. Kembali pada

makanannya.

"Oya..? Aku menyesal. Pasti acara pestanya jadi

terganggu karena aku.."

"Nyonya Elen memang sempat marah-marah.

Tapi Nona Meline memutuskan untuk mengakhiri

pestanya lebih awal."

"Kenapa begitu ? Para tamu pasti kecewa."

"Tidak Nona. Mereka sendiri yang memilih untuk

segera pulang. Semua orang di periksa satu per

satu oleh pengawal Tuan Muda, jadi mereka ketakutan."

Naya menghentikan makannya. Dia terlihat

terkejut mendengar hal ini.

"Sepertinya itu sedikit berlebihan."

Gumam Naya sambil menggeleng dan

mengocek makanannya.

"Tuan Muda sangat marah semalam saat melihat

kondisi Nona. Dan semua orang di buat tegang

saat kami harus di periksa satu-satu. Sepertinya

Tuan sangat khawatir pada anda Nona.."

Naya terdiam, dia menghentikan makannya

kemudian memberikan kotak makannya

pada Rani.

"Kenapa tidak di habiskan Nona ? sayang masih

tersisa banyak."

"Aku sudah kenyang Ran.."

Rani akhir nya membereskan kembali kotak

makan tersebut. Sementara Naya masih terdiam

dengan seribu pertanyaan yang kini bersarang

di dalam kepalanya.

----- ------

Siang hari akhirnya Naya bisa keluar dari rumah

sakit setelah di pastikan kondisinya membaik.

Mobil yang membawa Naya berhenti tepat di

depan pintu utama. Pak Ali membukakan pintu

mobil. Naya keluar dari dalam mobil dengan

hati-hati. Kondisi tubuhnya saat ini masih sedikit

lemas dan pucat. Dengan di papah oleh Rani

Naya berjalan menuju kamar belakang melalui

halaman samping istana.

Naya membaringkan tubuhnya perlahan di atas

tempat tidur. Beberapa pelayan tampak datang

ke kamarnya, menanyakan kondisinya. Hanya

pelayan yang tidak menyukainya saja yang tidak datang melihat keadaannya.

"Nona istirahat ya, saya mau menyelesaikan

pekerjaan saya dulu. Nanti setelah selesai

saya kesini lagi menemani Nona.."

Naya mengangguk seraya tersenyum ke arah

Rani yang saat ini berdiri dengan membawa

nampan makanan.

"Terimakasih ya Rani.."

"Sama-sama Nona, saya permisi."

Rani keluar dari kamar. Naya kembali mencoba

memejamkan matanya. Karena pengaruh obat

yang di konsumsi nya, rasa kantuk langsung saja

menyerang, membuat Naya tidak sadar tertidur

lelap. Tubuhnya tahu kalau dia butuh istirahat

untuk memulihkan kondisi fisiknya.

Sore hari menjelang..

Byurrr !

Naya tersentak, langsung terbangun dari tidurnya.

Dia melihat kini tubuhnya sudah dalam keadaan

basah kuyup. Dia menatap nanar sosok Nyonya

Elen yang tengah berdiri berkacak pinggang di

pinggir tempat tidur, di kawal oleh dua pelayan

wanita yang tempo hari sempat cekcok dengan

Naya.

"Nyo-nyonya..apa salah saya kali ini.?"

Naya berusaha bangkit dari tempat tidur. Namun

saat kakinya sudah menapak di lantai Nyonya

Elen mendorong tubuhnya dengan keras hingga terjatuh ke atas tempat tidur.

"Apa salahmu .? Kamu ini bodoh atau dungu ya ?

Semalam kamu sudah mengacaukan pesta anak

saya, kamu masih tanya kesalahan kamu.?"

Nyonya Elen maju mencengkram dagu Naya

membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Maaf Nyonya..saya tidak bermaksud mengacau

pesta Nona. Sungguh saya.."

"Tidak sengaja katamu ? Aku sudah tahu akal

bulusmu, lagipula siapa yang mengijinkan kamu

datang ke sana hahh.?"

"Sa-saya..hanya menemani Tuan Noah Nyonya.."

Plak !

Naya memekik kuat. Wajahnya berpaling kencang .

Satu tamparan keras yang di layangkan oleh

Nyonya Elen sudah membuat pipi sebelah kirinya memiliki cap jari ibu mertuanya itu. Air mata

langsung saja terjun bebas membasahi wajah

Naya. Dia terisak,rasa perih dan pilu kini bercampur.

Dua pelayan tadi hanya tersenyum puas melihat

apa yang di lakukan oleh Nyonya Besar pada Naya .

"Rasain..! pelayan baru aja belagu..!"

Desis mereka seraya menyebikkan bibirnya

penuh dengan kepuasan.

"Siram lagi dia..! pelayan malas sepertinya harus

diberi pelajaran yang lebih keras !"

Tanpa ampun pelayan yang satu langsung

mengayunkan ember berisi air di siramkan

kembali ke tubuh Naya. Tangis Naya semakin

pecah. Dia mencengkram ujung pakaiannya

dengan memejamkan matanya kuat.

Cukup , rasanya Naya tidak bisa lagi bertahan

dalam kesabaran kalau begini.

Seorang pelayan tadi kembali maju bersiap

untuk menyiramkan air ke tubuh Naya.

"Tunggu.!"

Pak Ali muncul ke dalam kamar. Dia segera berdiri

menghadang pelayan tadi dengan tatapan penuh

dengan ancaman sekaligus ketegangan. Mata

Nyonya Elen tampak melotot kearah Pak Ali

dengan amarah yang semakin memuncak.

"Minggir kamu Ali..!"

Bentak Nyonya Elen sambil mendorong keras

tubuh Pak Ali.

"Tidak Nyonya, anda sudah melewati batas !"

"Apa katamu ? Kamu melawanku hahh.?"

"Saya hanya berusaha melindungi amanah Tuan

Besar Nyonya..!"

"Hahh.. benarkah ? persetan ! nyatanya lelaki

tua itu kini sudah berada di dalam tanah. !"

"Ibu.. tolong..! hentikan semua sikap angkuh mu

ini, aku mohon..!"

Naya berucap dengan intonasi yang cukup kuat.

Dia berdiri dengan keadaan tubuh yang kacau.

Tatapan mata Nyonya Elen kini beralih pada

Naya dengan sorot mata penuh kemarahan.

"Ohh..berani melawanku sekarang ? Apa katamu

tadi, ibuu..?? Kurang ajar kamu !"

Nyonya Elen mengangkat tangannya.

"Walau berusaha ibu ingkari, kenyataan nya aku

adalah menantumu ! Sudah cukup bagiku untuk

melihat semua sikap arogan ibu selama ini..!"

" Sampai kapanpun aku tidak akan pernah

menerima menantu rendahan seperti kamu..!

Tidak akan pernah ! ingat itu.!!"

Teriak Nyonya Elen kalap. Dia kembali mengayunkan tangannya. Namun kali ini Naya menangkap nya.

"Sudah cukup Ibu..! Sampai saat ini aku masih

berusaha untuk menghormati mu, karena kau

adalah ibu dari suamiku.! Tapi perbuatan ibu

sudah sangat keterlaluan.!"

Mata keduanya saling menatap tajam. Dua

pelayan tadi tampak saling pandang dengan

wajah pucat dan sedikit gemetaran. Apa yang

mereka dengar barusan, menantu.??

"Dengar ya kamu, sekali pelayan..! bagiku..kamu

tetaplah pelayan, rendahan..!"

Nyonya Elen kembali mendorong keras tubuh

Naya hingga mundur beberapa langkah ke

belakang hingga kepalanya membentur dinding

kamar.

"Nona Muda..!"

Pak Ali segera mendekat kearah Naya yang kini

tampak meringis memegangi kepalanya yang

terasa pusing, pandangan nya pun mulai kabur.

"Bawa wanita ini ke gudang belakang ! Aku ingin

melihat, seberapa besar nyalinya hingga dia

berani melawanku !"

Titah Nyonya Elen pada dua pelayan tadi yang

terlihat ragu-ragu.

"Cepat ! apa yang kalian tunggu !"

"Hentikan !! satu langkah lagi kalian maju, aku

tidak bisa menjamin kaki kalian masih utuh

saat keluar dari rumah ini.!"

Semua orang membeku di tempat saat mendengar

suara berat yang penuh dengan intimidasi itu. Dua

pelayan tadi langsung duduk bersimpuh di lantai

saat melihat kemunculan Aham di ambang pintu.

Wajah Aham terlihat membesi, dia menatap tajam

kearah Nyonya Elen dengan luapan api amarah

yang kini memenuhi dadanya.

Nyonya Elen mundur, dia menatap gemetar kearah

Aham yang melangkah masuk ke dalam kamar.

Sementara Naya hanya melirik lemah, tubuhnya

luruh ke lantai karena kakinya tidak bisa lagi

menopang tubuhnya. Dia kehilangan tenaga.

kepalanya semakin pusing, pandangannya

semakin samar .

Dalam sekali gerakan, Aham mengangkat tubuh

lemah Naya kedalam pangkuan nya. Di tatapnya

sebentar wajah Naya yang pucat pasi dengan

mata terpejam. Wanita itu kini sudah terkulai tak

sadarkan diri dalam pelukannya.

Tatapan tajam Aham kembali menghujam ke

arah Nyonya Elen yang terdiam.

"Kau..seorang ibu yang tidak punya hati.!"

Geram Aham dengan wajah di penuhi kekecewaan

sekaligus rasa sakit.

"A-Aham..dia sudah.."

"Aku tidak bisa menerima semua ini..!"

"Aham.. tunggu ! Apa yang terjadi padamu..?

Dia bukan wanita yang tepat untukmu..!"

Teriakan Nyonya Elen tidak di gubris Aham. Dia

melangkah keluar kamar, berjalan cepat menuju

ke dalam Mansion melewati semua pelayan yang terdiam di tempat sambil menundukkan kepala.

----- -----

Rani sudah selesai mengganti pakaian basah Naya.

Aham datang mendekat, dia berdiri di samping

tempat tidur. Matanya menatap lekat wajah Naya

yang masih terpejam. Rani mengoleskan minyak

angin di sekitar kening Naya dan menempelkan aromatherapy khusus di dekat hidung .

Pak Ali datang kemudian duduk bersimpuh di

samping Aham yang sedang berdiri dengan

wajah sedingin bongkahan es.

"Maafkan saya Tuan Muda..saya tidak bisa

menjaga dan melindungi Nona, saya sudah

lalai, silahkan hukum saya Tuan.."

Aham bergeming, dia masih menatap lurus

wajah Naya yang kini terlihat mulai mendesah

pelan. Dia membuka matanya perlahan seraya

memegang kening nya yang masih terasa berat.

"Bangunlah ! Kumpulkan semua pelayan dan

pekerja.! Sebentar lagi aku akan turun !!"

"Baik Tuan."

Pak Ali segera mundur, kemudian berlalu keluar

dari kamar. Rani ikut berdiri dengan menatap lega

kearah Naya yang kini terlihat bangkit dari tidur

nya. Aham segera mendekat kemudian meraih

tubuh Naya kedalam rengkuhannya.

Air mata Naya kembali menetes, dia memeluk

erat tubuh Aham sambil menyusupkan wajahnya

di dada laki-laki itu. Menangis tersedu.

"Kenapa kau masih memelihara kebodohan mu !"

Desis Aham membuat tangis Naya semakin

keras. Dia juga memukuli punggung Aham yang

di peluknya erat. Wajah Aham yang tadi masih

terlihat keras kini mulai datar. Seringai tipis

tercipta di sudut bibirnya. Dia mengibaskan

tangan pada Rani yang langsung mengangguk

kemudian keluar dari kamar.

----- -----

Semua pelayan dan para pekerja di Mansion

sudah berkumpul di ruang tengah. Mereka

semua tampak menundukan kepalanya, saling

lirik dan bertanya lewat isyarat.

"Kenapa kita semua di kumpulkan di sini ?"

Tanya seorang penjaga di bagian gerbang depan.

"Saya juga tidak tahu, sepertinya ada sesuatu

yang penting yang akan di umumkan oleh Tuan

Muda.."

Jawab pekerja bagian taman. Mereka terus

saja saling berbisik di penuhi rasa penasaran.

Sementara dua pelayan tadi yang membantu

Nyonya Elen menganiaya Naya, saat ini mereka sedang berdiri dengan lutut lemas dan kaki

gemetar. Jiwa mereka seakan sudah melayang

dari raganya.

Kalau benar Kanaya adalah menantu di rumah ini,

lalu istri siapakah dia ? Tuan Aham atau Tuan Noah ? Maka berakhirlah sudah karier mereka di istana ini.

Noah dan Meline yang baru muncul di rumah

itu, juga tidak kalah bingung nya melihat semua

pelayan di kumpulkan seperti ini. Biasanya kalau seperti ini pasti ada hal penting yang ingin di sampaikan oleh Tuan Rumah. Dulu Tuan Adi

seringkali melakukan hal ini kalau akan ada

acara penting atau akan diadakan pesta.

Noah dan Meline ikut duduk di sofa. Mereka

penasaran, apa yang ingin di sampaikan oleh

Aham dengan mengumpulkan semua pekerja

seperti ini.

Tidak lama semua orang tampak menundukan

kepala semakin dalam saat melihat kemunculan

Aham ke ruangan itu.

Aham berdiri tegap, menjulang tinggi di hadapan

para pekerja dengan aura dingin yang menyelimuti

dirinya hingga tidak ada seorangpun yang berani

bergerak atau bersuara. Pak Ali dan Leo berdiri di samping kanan kiri Aham.

"Aku sengaja mengumpulkan kalian semua di

sini, untuk mengatakan suatu hal yang sangat

penting. Selama ini Kanaya Az Zahwa..yang kalian kenal sebagai pelayan pribadiku, sebenarnya, dia adalah istriku..! wanita yang sudah di jodohkan denganku dari kecil..!!"

Semua orang tampak terkejut setengah mati.

Termasuk juga Noah dan Meline. Mereka berdua

tidak menduga kalau Aham akan mengumumkan

hal ini secara langsung di hadapan semua

penghuni Mansion.

Hati Noah sedikit mencelos, jadi Aham sudah

mengakui Naya sebagai istrinya ? Dan besar

kemungkinan dia akan menerima kehadiran

gadis itu sebagai istri nya secara utuh. Ada rasa

sakit yang kini menyentuh relung hati Noah.

Apa dia sudah tidak memiliki kesempatan lagi ?

Para pelayan terlihat saling pandang dengan

keterkejutan luar biasa. Wajah mereka juga

rata-rata memucat, apalagi yang pernah berlaku

kurang mengenakkan terhadap Naya.

"Oleh karena itu, mulai detik ini, aku minta kalian

perlakukan dia sebagaimana mestinya. Sebagai

Nona Muda di rumah ini."

Kembali Aham berucap dengan tegas.

"Baik Tuan Muda.."

Serempak semua pekerja sambil membungkuk.

Aham menatap para pelayan itu. Dan kini tatapan

nya jatuh di dua pelayan tadi.

"Kalian berdua ! angkat kaki dari rumah ini..!!"

"Ampun Tuan Muda..tolong ampuni kami.

Sungguh kami menyesal Tuan. Kami tidak tahu

kalau Nona Kanaya adalah istri anda.."

Aham mengibaskan tangan dengan pandangan

keras kearah dua pelayan tadi.

"Urus administrasi mereka berdua !"

"Baik Tuan.."

Pak Alie mengangguk cepat.

"Seret mereka berdua ! Aku tidak ingin lagi

melihat muka-muka mereka di rumah ini..!!"

Titah Aham sambil kemudian berlalu keluar

ruangan itu menuju kearah ruang kerja.

Noah dan Meline kembali saling pandang

bingung. Sebenarnya apa yang telah terjadi ?

"Jadi Kak Aham sudah mengakui wanita itu

sebagai istrinya."

Gumam Meline seraya merebahkan kepalanya

di sandaran sofa.

"Sepertinya begitu. Dan ini sesuatu yang buruk

bagiku.!"

Sahut Noah. Meline melirik cepat. Dia mendesah

pelan. Apa sih yang ada dalam diri wanita itu

hingga Kakak nya Noah yang tampan ini begitu

berminat padanya. Huuhh..Meline sungguh tidak

bisa menerima semua ini.!

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Bersambung.....

1
Clorris Azzahra
maaf tor pemenggalan kalimat kurang enak, kalau cerita bagus sekali lagi maaf ya tor makasih
Utamy Utamyy
teman aham wanita jadi"an
Novi Jahan
Luar biasa
Selamet Turipno
Cerita yg tak jelas hanya memuji tampan dan cantik
Selamet Turipno
bagus kayaknya ceritanya cuma satu yg kurang bagus menurut gua apa tidak ada nama lain tokoh utamanya ngapain mesti Abraham Ibrahim lebih bagus
Gadis Puspa Kartika
Luar biasa
tus tiani
aaaah dasar aham arogan
tus tiani
makanya jadi laki jangan banyak tingkah
tus tiani
nah mulai kan, aham siap2 aja loh..
tus tiani
ego aja ditinggikan tuan aham, Tampa sadar sudah kalah secara perlahan tapi pasti
tus tiani
biasanya setelah bahagia baru ketemu dengan keluarganya.
Khairul Azam
novel othor ini yg aku suka cuman yg menikahi wanita tanguh, yg lainya ngak aku suka wanitanya terlalu plinplan lemah semua gak ada harga diri semua
elank yl
ceritanya bagus 👍🏻
Arida Susida
Luar biasa
winda aulia
emang GK salah sih Noah jadi penjaga Kanaya. selalu gercep.
ayi fujiarti
mengulang lagi untuk sekian kalinya... tak pernah bosan baca karya ka shan
Naura Ovo
sayang aham jadi laki,,murahan apa karna dia tampan ya thor 😁🤭🤭🤭
Siti Aminah
thor tng ksh tau apa2 saja karya novel mu thor...aku ingin membacany. atw para reader tlng klo ada yg tau...ksh tau aku yah judul2 novel ny othor .
Khadijah Nafisah: di baca
total 2 replies
Siti Aminah
aku jg ngucapin trm ksh thor...krn sdh menyuguhkan cerita se bagus...se menarik d se seru ini. aku snht suka sepertiny akan aku ulang2 membaca ny
Siti Aminah
Noah sllu jd pahlawan bagi kaum hawa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!