Mendapati kenyataan jika tunangannya bermain gila dibelakangnya membuat Fernando Nicholas Sanjaya sangat terpukul, sehingga membuatnya menyeret satu wanita dalam kehidupannya. Wanita yang menjadi budak nafsunya karna salah mengetuk pintu kamar hotelnya.
Bagaimana kisah Nicho dan Ganesa selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sokhibah El-Jannata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMYS. Sah
Nicho tersentak karna gerakan tangan papa Hendra. Dia tersadar, ia mengangkat wajahnya dan menatap papa Hendra. Papa Hendra juga menatap ke arahnya. Pertemuan dua bola mata itu membuatnya semakin gugup.
"Saudara Nicho," ucap Papa Hendra lagi. Netranya seakan tajam menatap Nicho. Belia melepaskan tangannya, seakan memberikan waktu pada Nicho untuk menenangkan diri.
"Tarik napas dulu, atau mau berwudhu dulu?" tanya Papa Hendra. Nicho menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan.
Dia mengangkat wajahnya, saat itu kakek mendekat dan menepuk pundah Nicho.
"Minumlah, kau gugup?" tanya kakek. Nicho diam.
"Hanya untuk sekali seumur hidupmu, Nicho. Kamu pasti bisa," ucap kakek menyemangati.
Nicho tersenyum pada kakeknya, Ganesa memalingkan wajahnya. Dia memejamkan matanya. Sebegitunya harapan kakek Nicho? Dani hanya menghela napas panjang melihat pemandangan ini.
"Sudah siap, Nak Nicho?" tanya papa Hendra lagi. Nicho mengangguk, papa Hendra kembali mengulurkan telapak tangannya.
"Bismillahirrahmanirrahim," ucap papa Hendra. Nicho menghela nafas panjang, mencoba menenangkan hatinya.
"Saudara Fernando Nicholas Sanjaya bin Alm. Mahesa Sanjaya, saya nikahkan dan saya kawinkan Anda dengan anak perempuan saya Ganesa Nova Wijaya dengan mas kawin uang lima puluh juta, seperangkat alat shalat, perhiasan lima puluh gram, tanah seluas satu hektar dibayar tunai," ucap Papa Hendra sambil menyentak tangannya pada Nicho.
"Saya trima nikah dan kawinnya Ganesa Nova Wijaya binti Hendra Wijaya, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," sahut Nicho dalam satu tarikan napas.
"Bagaimana para saksi, sah?" tanya pak papa Hendra lagi.
"Sah," jawab para saksi.
"Alhamdulilah,"
Papa Hendra menyerahkan doa pada pak penghulu, pak penghulu memberikan doa dan diamini oleh para hadirin yang datang di sana. Suasana yang tadi sedikit tegang menjadi suasana yang bahagia dan lega.
"Amin,"
Para hadirin serempak mengaminkan setelah doa selesai dibacakan, berharap kedua mempelai menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah dari dunia hingga akhirat kelak. Dari detik ini sampai maut memisahkan mereka.
Nicho dan Ganesa saling berpandangan. Setitik air mata mengalir dari sudut mata Ganesa. Sampai saat ini, tidak ada kata yang sanggup keluar dari bibir indahnya. Wanita yang tadi sangat menyebalkan itu, kini tampak diam saja.
Nicho juga diam, dia merasa lega berhasil mengucapkan ijab qobul pernikahan, walau qobul yang dia ucapkan sengaja dia memakai kata yang singkat, padat dan jelas. Dia ingin segera melalui proses yang sangat menegangkan ini. Melewati proses sakral yang membuat hatinya merasakan hal yang campur aduk.
Nicho mengulurkan tangannya, Ganesa masih terdiam, hingga pada akhirnya Ganesa membalas uluran tangan Nicho, mencium telapak tangan Nicho dengan takdim. Beberapa tetesan air mata jatuh disana membuat jantung Nicho kembali berdetak hebat.
Suasana sangat haru dan khusuk. Emely dan mama Nina menghapus air matanya, mereka saling berangkulan dan merasa lega. Menyaksikan Ganesa ijab qobul membuat mereka deg degan.
Vito dan juga Davina juga tampak menghela napas lega. Rangga juga merasakan hal yang sama. Mereka menatap ke depan, pada saat Nicho mengulurkan tangannya, mengusap air mata dari pipi wanita yang telah resmi menjadi istrinya itu.
Ganesa mendongak, keduanya saling berpandangan entah perasaan yang bagaimana yang saat ini mereka rasakan, yang jelas Nicho kemudian mencium kening Ganesa, membuat geleyar aneh dalam hati keduanya.
Haru, suasana begitu haru, tangis papa Hendra pecah menyaksikan hal sakral di depannya. Hanya harapan dan doa baik yang terus beliau panjatkan, walau pernikahan ini terjadi dengan keterpaksaan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...