Inem Bukanlah Seorang Pelayan

...🌸Happy Reading 🌸...

Disisi lain masih diwaktu yang sama disebuah klub malam dikota itu. Diantara riuhnya gemerlapan dunia malam, seorang gadis sedang menikmati minuman yang mengandung alkohol sendirian. Beberapa botol kosong berserakan dimeja depannya. Raut wajahnya nampak kacau, tubuhnya sudah lemas tersungkur diatas meja. Walaupun sudah mabuk berat namun sepertinya dia enggan berhenti menenggak minumannya itu. Melihat botolnya sudah tak berisi lagi, diapun melambaikan tangannya kepada seseorang yang sedari tadi mengawasinya dari kejauhan. Melihat lambaian Lashira, lelaki itupun langsung menghampirinya.

"Berikan aku sebotol lagi!" Pinta Lashira.

Mendengar permintaan Lashira tak membuat lelaki itu lantas menurutinya. Dia hanya terdiam melihat kondisi Lashira yang semakin tak karuan saja.

"Heh kenapa kamu diam aja? cepat berikan aku minuman lagi!"

"Sudah cukup, kamu sudah terlalu banyak minum. Sebaiknya kita pulang sekarang!"

Lelaki itu berniat untuk membangunkan dan memapah Lashira, namun tangannya ditepis dengan kasar oleh Lashira. Lelaki itu tak pantang menyerah, dia meraih tubuh indah Lashira lagi lalu menggendongnya ala bridal keluar dari dunia hingar bingar itu kemudian memasukkannya kedalam mobil dan mengantarkannya pulang.

Sesampainya diparkiran apartemen, lelaki itu kembali menggendong Lashira dan dibawanya masuk ke dalam. Setelah menidurkannya dikasur, lelaki itupun lalu menyelimuti Lashira yang sudah terpejam. Saat dia mau pergi tiba - tiba saja tangannya ditarik oleh Lashira sehingga dia berhenti dan berbalik. Niatnya ingin melepaskan genggaman Lashira namun Lashira malah mengigau.

"Jangan pergi,,, tetaplah disini bersamaku!" Lashira mengoceh tapi matanya masih terpejam.

Lelaki itupun mendekati Lashira kembali, dia menyingkirkan rambut panjang Lashira yang menutupi wajah cantiknya dan membelainya dengan lembut dan penuh perasaan.

Bak dayung bersambut, Lashira menikmati belaian lelaki itu dan malah menarik lelaki itu kedalam pelukannya. "Aku sayang kamu." kata itu dibisikan secara lembut oleh Lashira ditelinga lelaki itu. Hal itu membuat lelaki itu merona, seketika ada perasaan hangat yang menyelimuti relung hatinya. Hingga munculah hasrat untuk membalas perlakuan Lashira kepadanya.

"Aku juga sayang sama kamu honey." Bisiknya sambil mengecup kening Lashira.

Mendengar ucapan itu membuat Lashira mempererat pelukannya begitu juga dengan orang yang didekapannya. Kini sudah tidak ada jarak lagi diantara keduanya. Tubuh mereka menempel lekat bak perangko diatas sampul surat hingga tak terasa bibir mereka saling berpautan. Pergerakan lembut dari keduanya membuat suasana keduanya semakin bergejolak. Merekapun larut dalam kemesraan. Namun disaat lelaki itu hendak memperluas pergerakannya tiba - tiba Lashira menyebutkan nama Arjun. Nama yang sama sekali tak ingin didengarnya apalagi disaat seperti ini. Lelaki itu mendengus kesal dan menghentikan aktivitas malamnya bersama Lashira. Dia beranjak dari tempat tidur namun lagi - lagi langkahnya dihentikan oleh Lashira.

"Jangan pergi,,, jangan tinggalkan aku!" Ucap Lashira yang masih terpengaruh minuman beralkohol. Dia melingkarkan kedua tangannya ke pinggang lekaki itu dari belakang dan merebahkan kepalanya ke punggung.

"Apa maumu sebenarnya?" Bentak lelaki itu sambil menyingkirkan tangan Lashira dari tubuhnya hingga tubuh Lashira terhempas diatas kasur yang empuk.

( Untung kasurnya empuk ya, coba kalo dilantai dah pasti sakit tuh kek Arjun kemaren ya 🤭😅 )

( Yuk balik lagi ke cerita )

"Jangan pergi,,, tetaplah disini!" Itulah yang diucapkan Lashira berkali - kali hingga akhirnya dia tertidur pulas.

Melihat kondisi wanita yang ada dihadapannya saat ini lelaki itupun tak tega dan akhirnya memutuskan untuk tetap berada disamping Lashira. Dia membenahkan posisi tidur Lashira dan menyelimuti tubuhnya lalu ikut berbaring diatas ranjang bersama Lashira.

...****************...

Hari mulai berganti, hangatnya mentari mulai menyapa seisi permukaan bumi. Kicauan burung bersaut - sautan seolah sedang berlomba menampilkan suaranya yang merdu.

Pagi ini seperti biasanya setelah melakukan ritual ibadahnya, Inem pergi kedapur untuk membantu ibu mertuanya menyiapkan hidangan untuk sarapan pagi. Ya,,, meskipun mereka dari kalangan orang berada namun Selly selalu menyiapkan sendiri makanan untuk keluarganya terutama di pagi hari walaupun masih dibantu juru masak 😁.

Inem terlihat cekatan dan luwes membantu Selly. Semua itu tak luput dari kebiasaannya dulu sewaktu masih di Jogja. Dia selalu membantu ibunya memasak dan juga membereskan rumah walaupun ada asisten rumah tangga dirumahnya. Semua itu ditanamkan oleh ibunya sedari Inem kecil supaya anak semata wayangnya itu bisa hidup mandiri dan tidak bermalas - malasan serta bisa menghargai usaha orang.

Kini semua hidangan telah tertata rapi di meja makan oval yang besar. Inempun naik keatas untuk bersiap diri. Sesampainya dikamar, Inem mendapati Arjun sedang merapikan rambutnya didepan cermin yang ukurannya sangatlah besar tidak pada umumnya ukuran cermin. Inempun lalu mengambil baju yang akan dikenakannya lalu masuk kedalam kamar mandi tanpa menyapa suaminya. Inem berjalan seolah - olah tak ada orang lain disana.

Setelah dirasa semuanya siap. Inem lalu turun dan berjalan menuju ruang makan. Disana sudah ada Selly, Angga, Vian dan juga Arjun yang sudah menunggunya untuk makan bersama. Selly memang mewajibkan untuk sarapan bersama di setiap paginya. Hal itu untuk menjalin kebersamaan dikeluarganya. Karna kesibukan masing - masing yang tak bisa terhindarkan membuat mereka jarang sekali bertemu satu sama lain apalagi berkumpul seperti sekarang ini. Jadi Selly mengambil inisiatif itu.

Pagi ini Arjun menyelesaikan makannya lebih awal. Dia ijin berangkat terlebih dahulu kepada semua penghuni meja makan itu berdalih ada meeting penting dengan kliennya. Setelah mencium punggung tangan kedua orang tuanya, diapun beranjak pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada Inem.

"Tunggu,,, !" Panggil Selly.

Mendengar panggilan maminya, Arjun pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke maminya.

"Ada apa mam?" Tanya Arjun.

"Kok Inem ditinggal sih?" Tanya Selly.

"Lhah emang kenapa mam?" Tanya Arjun balik.

Haish nih bocah,,, Hari ini Inem kan dah masuk kuliah. Kamu anterin dia dong!"

"Nggak bisa mam, Arjun buru - buru harus ketemu klien pagi ini. Ada hal penting yang mau kami bahas jadi Arjun nggak mau terlambat karna klien itu cuma memberiku waktu satu jam sebelum keberangkatannya keluar negri mam." Dalih Arjun.

Entah apa yang dikatakan Arjun itu benar atau hanya alasan saja untuk menghindar dari Inem. Yang jelas Inem nggak mau lagi ambil pusing dalam hubungannya dengan Arjun. Dengan lembut Inem meyakinkan Selly supaya membiarkan Arjun pergi terlebih dahulu.

"Nggak apa - apa mam, mungkin itu memang penting. Nanti Inem berangkat sendiri aja deh. Inem kan bisa naik taksi mam."

"Nggak boleh gitu dong sayang,,, masa iya kamu mau naik taksi."

"Ya udah biar Vian aja deh yang nganterin ya. Vian juga nggak ada acara kok." Ujar Vian.

"Udah ada yang nganterin kan? Kalau gitu aku berangkat dulu ya! Assalamu'alaikum,,, !"

Setelah mengucapkan salam, Arjun lantas pergi meninggalkan yang lainnya yang masih terduduk di depan meja makan.

...🌸 Bersambung 🌸...

Mancing ikan dirawa - rawa

mancingnya dibawah pohon cemara

Hai para readers tercinta

jangan lupa dukungnya ya

Beri like, komen dan vote kalian. Yang mau ngasih kopi atau mawar juga boleh biar Inem makin semangat 😁😁

Terima kasih 😘💕