Trap Mr. Coldhearted

Gerald belum membalas jabatan tangan dari mertuanya. Ia masih mengamati uluran tersebut. Baiklah, karena Tuan Pattinson tidak menyambutnya dengan marah-marah seperti tadi, maka ia menyatukan telapak dengan milik orang tua istrinya. “Ku usahakan.” Dia tidak akan berjanji, karena janji itu berat dan harus dipenuhi.

Dengan hati dipaksakan harus rela melepaskan Cathleen hidup bersama pria yang tidak mereka restui, Tuan Pattinson akhirnya mengajak sang istri untuk pulang. Menata diri supaya bisa mengikhlaskan dan mempercayakan sang putri tercinta. Walaupun itu sangat sulit, mengingat mereka melihat jika pernikahan itu bukan dilandasi sebuah cinta.

Saat orang tuanya perlahan mengayunkan kaki menuju arah keluar gedung, Madhiaz yang sejak tadi diam saja pun mengulurkan tangan pada Gerald. “Aku tahu kau orang baik. Tolong jangan sakiti adikku. Dia mudah menangis sendirian.”

“Hm.” Gerald hanya menjawab dengan gumaman dan membalas uluran tangan Madhiaz.

“Kau akan berurusan dengan aku jika ku dengar Cathleen mendapatkan perlakuan tak baik darimu,” ancam Madhiaz seraya menarik tangannya kembali.

“Sudah?” Gerald berbicara dengan ketus. Ia bermaksud bertanya apakah Madhiaz masih ingin mengoceh lagi atau tidak.

Anggukan kepala Madhiaz tunjukkan sebagai jawaban.

Karena sudah tak ada lagi yang mau memberikan ceramah, omelan, atau ancaman padanya, Gerald pun berbalik badan. Ia mengayunkan kaki hendak pulang, tanpa mengajak Cathleen. Bahkan tak berpamitan juga, langsung menyelonong begitu saja.

Cathleen mengulas senyum pada Madhiaz supaya memperlihatkan kalau ia baik-baik saja diperlakukan seperti itu oleh Gerald. “Aku menyusul suamiku dulu, bye.” Tangannya melambai dan segera berjalan cepat sebelum si manusia berhati dingin itu semakin jauh.

Di waktu yang sama, pria dengan nama sepanjang jalan tol yaitu Arthur Brylee Caldwell Delano Edbert Fergie Grisham, atau orang lebih mengenalnya Edbert Grisham, merupakan kekasih Cathleen. Ia baru saja menginjakkan kaki di Badan Kependudukan setelah melewati perjalanan selamat empat puluh lima menit menggunakan mobil dari mansion Pattinson ke sana.

Kedatangan Edbert langsung berpapasan dengan Tuan dan Nyonya Pattinson yang baru saja memijakkan kaki di tempat parkir.

“Edbert?” sapa Tuan Pattinson dengan ramah. Ia sudah sangat dekat dengan kekasih Cathleen itu, sehingga terlihat senang ketika bertemu.

Kepala Edbert menengok ke area sekitar, mencari keberadaan kekasihnya. “Di mana Cathleen?”

Papa Danzel langsung mengikis jarak hingga berada di dekat Edbert. Ia menepuk pundak pria bertubuh kekar dengan banyak tato itu. “Kau terlambat, Ed.”

“Maksudnya?” tanya Edbert dengan menaikkan sebelah alis.

“Cathleen baru saja menikah dengan seorang pria,” beri tahu Mama Gwen.

“What?” pekik Edbert dengan wajah terkejut dan seperti belum bisa menerima kenyataan tersebut. “Bukankah aku yang akan menikahinya? Kenapa bisa ada orang lain yang mendahului?”

“Kesucian Cathleen yang sudah kau jaga supaya menjadi hadiah pernikahan kalian, sudah diambil oleh pria yang kini menjadi suaminya,” jelas Papa Danzel.

Edbert mengepalkan tangan, rasanya tidak terima jika kekasihnya diambil oleh pria lain. Ia tak menyangka kalau Cathleen sungguh menikah dengan orang lain. Edbert pikir, obrolan saat di telepon minggu lalu adalah sebuah bualan belaka agar ia mau diputuskan.

Tuan dan Nyonya Pattinson bisa melihat kalau Edbert nampak kecewa. Mereka juga merasakan hal yang sama.

“Aku tahu kau pasti sakit hati. Kau tetap boleh berkunjung ke mansion kami jika mau,” ucap Papa Danzel.

Edbert mengulas senyum ramah yang dipaksakan. “Tenang, aku baik-baik saja, asalkan Cathleen bisa hidup bahagia.” Sepandai itu ia menutupi amarah jika di depan keluarga kekasihnya.

...*****...

...Telat lu Ed, untung cuma telat dateng, bukan telat ngangkat wkwkwk...