NovelToon NovelToon
Diam-Diam Married

Diam-Diam Married

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Perjodohan / Nikahmuda / Patahhati / Romansa Modern / Tamat
Popularitas:12.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Inggit Prameswari terpaksa menikah muda dengan Albiru Rasdan karena perjodohan yang dibuat oleh orang tua mereka. Usia keduanya yang masih begitu belia, menyebabkan rumah tangga mereka dipenuhi dengan banyak drama. Terlebih sikap dingin Biru yang mendarah daging, menyebabkan keduanya bagai pasangan Tom and Jerry yang tak pernah akur dengan yang namanya perselisihan.

"Maju satu langkah gue teriak nih!" ancam Inggit

"Well, lo harus membayar mahal atas semua perlakuan lo ke gue." Biru.

Jangan lupakan pria tampan yang diam-diam menaruh hati pada Inggit, dia Ares. Laki-laki yang siap berjuang sampai di titik nadir, walaupun aral melintang di depannya. Pria itu tetap berkata, "Mari kita jalani ini semua bersama." Ares

Perjalanan cinta segitiga yang mengharu biru, persahabatan, cinta dan kesetiaan yang di uji.

follow ig~ mazarina_asrifaris

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 27

Biru kesal sendiri, setelah hampir satu jam dimintai keterangan dan juga siraman rohani. Pria itu dan juga Hilda masih tertahan di kantor polisi. Mereka tidak bisa pulang tanpa ada yang menjemputnya.

"Al, lo telfon dong orang tua lo, biar jemput kita, bilangin lah," pinta Hilda tak sabaran.

"Gue nggak mau ya, menginap di kantor polisi malam ini," sambung perempuan itu kesal.

"Lo bisa diem nggak sih, ini gue juga lagi mikir cari solusi, semua emang gara-gara lo tahu nggak!" bentaknya kesal. Mereka malah berdebat sengit tanpa ada yang mau mengalah. Baik Hilda dan Biru tidak mungkin memanggil orang tua mereka. Biru tentu saja takut tindakan amoralnya diketahui kedua orang tuanya, apalagi kalau sampai mereka tahu dirinya bersama wanita lain, bukan hanya marah Papa sama Mamanya akan sangat murka.

Biru masih bergelut dengan pikirannya sendiri, memikirkan solusi yang paling tepat untuk kelangsungan hidupnya. Sementara Hilda, dengan sangat terpaksa akhirnya meminta bantuan sahabatnya sendiri yaitu Inggit. Perempuan itu menghubungi Inggit untuk menjemputnya dengan memberi kesaksian berperilaku baik.

Inggit yang tengah berada di rumah sakit cukup terkejut mendengar perihal tertangkapnya sahabatnya itu. Ia yang tengah bertugas menjaga Romo pun, undur diri dan pamit dari sana untuk menjenguk Hilda yang tengah kesusahan.

"Mau kemana ndok?" tanya Bu Tami menginterupsi.

"Teman Inggit butuh bantuan Buk, Inggit pergi sebentar." Gadis itu meninggalkan rumah sakit yang baru sejam yang lalu Inggit singgahi setelah menghabiskan waktu sesorean dengan Ares.

Ares hanya mengantar ke rumah sakit, ia belum menjenguk Romonya Inggit karena gadis itu tidak mengijinkan. Terkait hal itu, sebenarnya Ares tengah mencari tahu kehidupan Inggit yang sesungguhnya. Ares benar-benar merasa harus menyelami kehidupan perempuan unik yang telah mencuri sepertiga dari hatinya itu.

Inggit datang ke kantor polisi dengan wajah cemas. Biar bagaimanapun, Hilda adalah sahabatnya yang butuh pertolongan atas dirinya. Gadis itu cukup terkesiap mendapati suaminya juga ada di sana. Apalagi Biru, jelas pria itu kaget dengan kedatangan istrinya yang mewakili menjemput Hilda.

Biru merasa terancam, sekaligus canggung, bahkan ia sempat mengirim pesan agar jangan sampai membeberkan masalah ini kepada orang tua mereka. Inggit merasa mempunyai sedikit celah untuk menjatuhkan pria itu. Ia diam, tetapi tentu saja sedang mencari cara yang jitu, untuk membuat pria itu tidak bertingkah dengan terus mengancamnya lagi dalam bentuk apapun.

Setelah drama penjemputan Hilda yang cukup pelik, akhirnya perempuan itu boleh pulang dengan syarat-syarat tertentu. Sementara Biru masih tertahan di sana. Cukup jelas, Biru menatap tajam Inggit sebelum istrinya itu meninggalkan kantor polisi.

"Mampus lo!" ucap Inggit tanpa suara. Menyerukan isi hatinya yang ingin tertawa dengan kenaasan yang menimpa suaminya itu.

Sialan lo, Nggit! Gue bales entar. Tunggu aja tanggal mainnya!

Biru menyorot penuh dendam. Inggit sama sekali tak gentar, gadis itu melotot menantang apa pun saat ini. Ia tertawa puas melihat Biru yang tengah kebingungan atas apa yang menimpa dirinya. Meninggalkan pria itu dengan senyuman khas mengejek.

"Thanks, Nggit, lo emang best friend gue yang paling solid," ucap Hilda memeluk sahabatnya haru. Hampir saja perempuan itu menginap di penjara jika Inggit tidak datang untuk menjemput.

"Gila lo ya? Lo ngelakuin itu di mobil?" tuduh Inggit keheranan.

"Nggak lah, belum sampai ke situ kali, itu polisinya aja yang lebay, kita cuma ciuman doang," sanggah Hilda cepat.

"Gue kesel banget sama Biru, ya udah gue rayu aja, eh nggak tahunya kena tilang."

"Lagian lo kalau mau ngerayu nggak tahu tempat banget, di jalanan, ya ampun ... parah banget sih lo," tukas Inggit menggelengkan kepalanya.

"Gue heran aja sama tuh cowok, sepertinya udah jajan di luar deh, soalnya kaya bosan gitu sama gue, lama banget doi betah nggak sentuh gue."

Kali ini Inggit melongo mendengar penuturan Hilda, suaminya itu benar-benar jenis pria yang paling menjijikkan. Walaupun Inggit terlihat cuek dan tidak peduli mendengar penuturan Hilda ada rasa sedikit yang mencubit hati kecilnya. Sungguh Inggit berharap, pria itu bisa menjadi lebih baik dan setia, walaupun itu bukan untuknya. Siapapun pasangannya kelak, akan sangat kasihan bila mendapatkan seseorang yang bebas dan tidak tahu aturan seperti Biru.

"Terus, kenapa lo bertahan?" sejatinya perkataannya itu lebih cocok untuk dirinya sendiri. Inggit tanpa sadar telah melontarkannya untuk sahabatnya. Secuek apapun sikap Inggit ke Biru, perempuan itu tetap mempunyai perasaan sakit hati yang tak bisa di definisikan dengan kata-kata. Cuma bedanya, Inggit tidak memiliki hatinya ataupun raganya. Hanya status yang mengikat mereka menjadi satu.

Berbeda dengan Hilda yang pernah menyatu, tapi anehnya perempuan itu bahkan tidak merasakan sakit hati yang begitu kentara, apa memang terlalu lihai menyimpan, atau memang sebenarnya perasaan itu sudah menghilang. Hanya ada napsu yang membelenggu keduanya.

"Apa lo mencintainya?" tanyanya sedikit menginterogasi.

"Masih, tapi gue lebih cinta uangnya," jawab perempuan itu cukup menohok.

Inggit tersenyum tipis, miris sekali jawaban itu, orang yang suaminya perjuangkan ternyata lebih mencintai materinya saja. Inggit sebenarnya merasa kasihan, tetapi tentu saja ia tidak mau ambil pusing dengan keputusan mereka berdua. Selama pernikahannya tersimpan rapi, dan tidak membekas apapun Inggit akan tetap diam, dan mencari cara agar bisa berpisah dengan cara yang baik, dan tidak menimbulkan kesenjangan kedua orang tua mereka, terutama Romonya Inggit yang sangat menginginkan perjodohan mereka.

Saat ini bahkan Romo sedang sakit, dan Inggit sangat takut jika suatu hari nanti Romo ngedrop mendengar ini, Inggit harus benar-benar menunggu moment yang pas untuk mengatur waktunya.

"Da, kalau lo mencintainya gue sangat berharap lo mau setia, dan kalian bisa menjalani pernikahan dengan serius," nasihat Inggit yang terdengar tulus.

"Gue nggak tahu, Nggit, tapi ... Biru sepertinya tidak punya ke arah situ, lo kan tahu sendiri dia orangnya kek gimana, jujur gue juga bingung menyikapi hubungan gue ini, tapi gue nggak mau lepas. Selama Biru masih menjamin hidup gue, gue bisa bertahan."

Ya ampun ... rasanya miris sekali, tapi itu nyata, mana ada seorang istri memberikan wejangan seperti itu, mungkin sekarang Inggit sudah gila.

"Lo, gue antar ke kost ya?" ujarnya tersenyum, Hilda mengangguk senang.

"Lo pacaran sama Ares?" tiba-tiba kata itu terlontar begitu saja dari mulut Hilda.

"Kalian kelihatan dekat satu sama lain, Ares perhatian banget sama lo, jujur gue ngiri Biru nggak pernah ngelakuin hal-hal kecil kaya tadi di kantin," curhatnya sendu. Mereka sedang berada di taksi perjalanan pulang.

"Iya, kami dekat belakangan ini saja, Ares sempat menolong gue waktu gue hampir dipaksa sama preman-preman." Hati Inggit begitu sakit hati pada Biru kalau mengingat hal itu.

"Lo, hampir kena musibah? Kok nggak cerita, kapan?"

"Udah kemarin sih, alhamdulilah Ares datang dan nolongin gue, mungkin kalau nggak, gue sekarang hanya tinggal nama, gue berhutang budi, bahkan nyawa mungkin, jadi tidak mungkin gue menolak kebaikan Ares untuk dekat dengan gue."

Hilda tidak pernah tahu, bahwa sumber masalahnya dari Biru. Entahlah kalau perempuan itu tahu statusnya dengan Biru, iya akan bersikap seperti apa menyikapi kekasihnya itu.

"Sudah sampai Nggit, lo hati-hati ya?" ujar Hilda berterimakasih.

Inggit mengangguk patuh dan langsung berujar pamit.

"Lo beneran nggak mau nginep sini aja," tawarnya sebelum gadis itu beranjak.

"Lain kali saja, Da, gue harus kembali ke rumah sakit, Romo gue sakit."

"Romo lo sakit? Gue turut berduka, besok insya Allah gue jenguk," ujar Hilda.

"Gue duluan ya?" pamit Inggit, gadis itu langsung menuju rumah sakit.

Inggit terkesiap kaget setelah sampai di rumah sakit mendapati Biru sudah sampai di sana lebih dulu.

"Kok lo di sini?" tanya Inggit heran.

1
Melda Herawaty
👍🏻👍🏻 ga nyesal baca brpun telat 😆, salah satu author fav ku🤩
Anisha Khalifah
jujur agak gimana gitu liat sikap inggit
Susanti Susanti
Luar biasa
Rara Love
klo bisa kak asri ceritanya lanjutin dong dengan cerita rumah tangga yg harmonis bersam anak mereka albitu dan inggrit
Rara Love
tak bosan bosan baca cerita ini dari 2021 masih di ulang membaca berkali kali sampai sekarang
Rara Love
ceritanya yg mengharuskan biru sebuah cinta yg murni karena akhlak dan kesederhanaan ,menjadikan cinta yg hakiki karena kesabaran dan keyakinan akan jodoh yg baik
Khadijah Nafisah
good
pipi gemoy
tamat 2x 🌹👻
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂
baca ulang gue
Desri Yasmita
Luar biasa
Yeni Atik Munawaroh
lagi kangen karya kak asri yang di sini huhu

mau nostalgiaan ama Inggit dan Birru🤭
Qaisaa Nazarudin
Heran aku masih bocil udah celap celup aja,Gimana gedenya jadi players sejati.. Kasihan banget Inggit,Ini juga katena KEEGOISAN bokapnya..
Qaisaa Nazarudin
Kadian Inggit dapet barang bekas..
Ney Maniez
waduhh 🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
Ney Maniez
geli ma cowo kyk gt🤦🏻‍♀️
Ney Maniez
aku mampir
SeoulganicId
sumpah pengen liat si biru guling guling nangis sumpah
Efratha
Luar biasa
Nur Aini
semoga Author jodohin inggit dengan ares😥
Mebang Huyang M
ceritanya seru bangat ending yg bahagia dan banyak tawa didlm. salam sehat dan sukses selalu thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!