Tita Martin Bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Besar di kota B. Dirinya memiliki kekasih seorang dokter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Jessie dan Aldi
Pagi hari semua sibuk dengan kegiatan masing-masing untuk pergi menyaksiakan acara pernikaha Jessie dan Aldi. Tita dan Ken bersiap di kamar bahkan meminta bibi membawakan sarapan untuk mereka berdua kedalam kamar karena Ken tak ingin mood nya buruk.
Gladys yang merasa kesulitan menyusul Tita di kamarnya dan meminta Onty nya untuk mendadani dirinya. Karena Gladys, Tita, Ayumi dan Nyonya Laura memilih tidak menggunakan MUA seperti yang lainnya. Karena mereka berempat merasa bisa melakukannya sendiri dan akan berdandan sesimple mungkin.
Tita merias wajah Gladys dengan riasan korean look sesuai usianya sedangkan Tita merias dirinya sendiri dengan riasana feminine. Keduanya tampak anggun dan cantik setelah menggunakan dres dengan warna senada.
Ken di buat terpesona melihat sang istri yang berdandan sangat cantik dengan balutan busana sederhana namun mampu memberikan tampilan mahal. Berbeda dengan gaun yang di kenakan Gladys yang terlihat ceria dengan riasan korean look.
"Wow! Mas rasa kalian bintangnya." Puji Ken.
"Oncle,, Glad rasa oncle ga boleh jauh-jauh dari onty kalo oncle ga mau Onty ada yang gandeng." Gladys.
"Hmm... Tentu saja Glad." Ken.
"Ck.. Kalian ini. Sudah ayo jangan sampai yang lain terlalu lama menunggu kita." Tita.
"Hei sayang, kau tak mendengarkan keponakan mu untuk tetap di samping suamimu yang tampan ini." Ken.
"Hmm... Baiklah suami tampanku." Tita.
"Huaa... Jahat... Kalian membiarkan jomblo ini merasa iri." Gladys.
Tita dan Ken pun tertawa renyah melihat tingkah Gladys. Saat mereka bertiga turun ternyata semua orang telah siap tinggal menunggu Nyonya Laura dan Tuan Ito keluar. Setelah semua keluar mereka pun bersiap berjalan kaki menuju rumah Aiko karena cukup berjalan kaki saja dari rumah Tuan Ito ke rumah Aiko.
Saat mereka semua bersiap keluar. Pengantar mobil Tita datang. Ken dan Tita pun segera menghampirinya dan meminta Mang.Dadang mengawasi. Ken dan Tita menyerahkannya pada Mang.Dadang. Tak lupa mereka berdua pun berterima masih pada supir pengantar mobilnya.
"Mas, saya rasa Tita bukan orang sembarangan deh." Istri Bagas.
"Sepertinya begitu Mah. Bagaimana mungkin dalam semalam dia bisa menukar nobilnya begitu saja." Bagas.
"Wah, senangnya satu mobil rusak datang mobil baru lagi." Bisik salah satu saudara Ken.
Dokter Rehan yang mendengar bisik-bisik Bagas dan istrinya merasa jengah karena sejak dulu keluarga dari Ibu mertuanya itu sangat gila harta. Bahkan dulu dirinya saja sempat di rendahkan ketika baru lulus sekolah kedokteran dan dengan berani melamar Ayumi.
Di tempat acara mereka semua sudah pada posisi masing-masing. Seperti ucapannya saat di rumah tadi Ken selalu berada di dekat Tita begitupun dengan Gagah dan Gladys. Mereka bertiga selalu mengikuti kemana Tita pergi.
Setelah semua berkumpul barulah mereka semua berangkat menuju hotel milik Aiko dengan mengendarai mobil masing-masing. Gagah mengendarai mobil Unclenya dengan Gladys di sampingnya sementara Tita dan Ken duduk di kursi belakang.
Tiba di hotel semua pun masuk bersamaan setelah memarkirkan mobil mereka. Tita, Ken, Gladys dan Gagah sudah seperti dua couple berjalan beriringan berempat. Sementara Tuan Ito, Nyonya Laura, Ayumi dan Dokter Rehan berjalan beriringan juga.
Setelah kata SAH menggema di sepenjuru ruangan para tamu undangan pun di persilahkan untuk menikmati hidangannya. Tita melihat ke arah buah-buahan segar dan dirinya begitu tergiur untuk mencicipinya. Tita pun melangkahkan kakinya menuju stan buah.
Dan diikuti oleh Ken, Gladys dan Gagah. Saat dirinya mengambil buah tiba-tiba saja ada yang menyapanya.
"Selamat siang Tuan, Nona." Sapa seorang laki-laki menggunakan setelan jas.
"Siang. Loh, Rif ada di sini?" Tita.
"Perwakilan perusahaan Nona." Arif asisten pribadi Tita.
"Sendiri?" Tita.
"Ngga Non bersama Tari juga." Arif.
"Hm... Baiklah. Nikmati pesta kalian ya." Tita.
"Terima kasih Nona." Arif menundukkan kepalanya.
Dan sapa mereka pun terlihat oleh Bagas dan istrinya. Mereka pun segera menghampiri Arif asisten pribadi Tita.
"Maaf Pak, kelihatannya anda mengenal dekat istri keponakan saya Ken?" Tanya Bagas.
"Hm.. Maksud anda Nona Tita?" Arif.
"Ya." Bagas.
"Tentu saja. Siapa yang tak mengenal istri seorang Kenzo Ito pengusaha muda sukses." Arif.
"Huh!" Bagas.
Bagas pun pergi meninggalkan Arif karena tak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Arif mengangkat bahunya mengerti apa yang diinginkan Bagas. Arif dan Tari adalah asisten dan sekretaris Tita yang Tita percaya di perusahaan karena Tita tak ingin terjun langsung kedalam dunia bisnis.
Mereka berdua dalam pengawasan Tanio langsung. Tita hanya sesekali datang ke perusahaan mengontrol dan menandatangani berkas yang harus dia tandatangani.
Semua tamu undangan satu persatu memberi selamat pada pasangan pengantin Jessie dan Aldi. Dan kini banyak yang tau jika Tita adalah istri dari Kenzo Ito bahkan rekan-rekan di rumah sakitnya. Karena mau tak mau mereka bertemu di acara tersebut.
"Selamat ya Jes, Al." Ucap Ken memberikan selamat di ikuti Tita.
"Maaf ya Jes. Kami hanya bisa memberikan ini. Maaf jika kurang berkenan semoga bermanfaat." Ucap Tita menyodorkan amplop coklat.
"Aduh, apa ini Tante. Kok repot-repot sih." Tita.
"Lihat saja." Tita.
Jessie pun membuka amplop tersebut bermaksud mempermalukan Tita di hadapan keluarga besar mereka. Dan saat Jessie melihat isi dari amplop tersebut Jessie dan Aldi pun saling pandang.
"Tante apa ini beneran?" Jessie.
"Maaf. Kurang berkenan ya? Mohon maaf." Ucap Tita menangkupkan kedua tangannya.
Ken merangkul pundak Tita.
"Apa ini tidak berlebihan Tan... te.." Aldi.
"Semoga bermanfaat." Tita.
Aiko dan Artur pun penasaran apa yang di berikan oleh Tita pada putrinya. Aiko pun mendekati Jessie dan merebut amplopnya. Dan berapa terkejutnya Aiko melihat pemberian Tita pada putrinya. Sebuah rumah mewah di kawasan elit dengan harga yang sangat fantastis.
"Maaf, Kami permisi." Ken.
"Hah! Iya Om, Tante. Terima kasih." Jessie.
"Sama-sama tak perlu sungkan." Tita.
Jessie pun menyimpan amplop tersebut. Aldi tak menyangka jika Tita akan memberikannya rumah. Betapa dirinya semakin bersalah terhadap Tita. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Apapun yang dia lakukan untuk Tita tak akan pernah Tita tanggapi.
"Sayang, apa kita harus menghadiri acara ini hingga usai?" Tita.
"Tidak juga. Kamu lelah?" Ken.
Tita pun hanya menganggukkan kepala dan menyandarkan kepalanya di lengan Ken. Ken mengusap lembut kepala Tita dan membawanya kedalam pelukannya.
"Astaga Uncle, Onty. Bisa ga sih kalian jangan mesra-mesraan terus." Cibir Gladys
"Ish! Ganggu aja Mblo." Ken.
"Apaan Mblo?" Gladys.
"Jomblo." Tita.
"Hah! Uncle... Jahat." Gladys merajuk.
Tita dan Ken pun tertawa terbahak melihat ekspresi Gladys. Tita dan Ken terus saja menggoda keponakannya itu. Karena Gagah harus menemani Dokter Rehan menemui rekan kerjanya.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏