[TERBIT NOVEL]
Demi sebuah kontrak kerjasama mereka harus mendapatkan tanda tangan pria tua menyebalkan. Selain menyebalkan pria tua itupun berpikiran kotor, ia memasukkan obat pada minuman Alicia, melihat ada yang janggal Richard berusaha menemukan celah keluar agar mereka berdua bisa segera terlepas dari perangkap pria tua itu.
Namun tak disangka, malam itu pun menjadi cinta satu malam yang susah dilupakan oleh Richard, malam terindah yang pernah ia dapati bersama perempuan yang belum pernah ia pikirkan sebelumnya.
Disetiap pertemuannya dengan Alicia pun membuat Richard selalu menginginkannya lagi dan lagi. "Kau milikku, dan kau tidak akan pernah bisa lepas dariku!"
CEO Series #1
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayangan Merusak Semuanya
"Ya, begitu cara membalasnya Gadis kecil. Gerakan tangan mu disini juga." Suara itu! Suara iblis itu menghantui pikiran nya lagi.
Mata Alicia terbuka, Richard tidak berkata apa-apa, namun suara iblis itu terus mengiang diotaknya. Ia mendorong tubuh Richard dengan keras. Alicia menggelengkan kepalanya histeris dan berjongkok, ia menutup telinganya panik.
"Tidak! Aku tidak bisa melawannya! Ia terus menghantui ku!"
-
Richard begitu meresapi bibir Alicia, ia semakin menghimpit Alicia, Richard sudah diatas semangat, suasana hening ini benar-benar mendukung Richard yang sedang menghayati. Namun tiba-tiba Alicia malah menghentikan kegiatan mereka, Alicia mendorong tubuh Richard dengan keras!.
"Apa yang kau lakukan huh!" Bentak Richard marah. Wanita itu malah berjongkok dan menyembunyikan wajahnya. Richard pun frustasi, ia membuka topinya dan mengacak rambutnya sendiri, ia merasa tertolak dan terhina.
Emosi Richard teredam saat ia memelankan langkahnya yang sedang bulak balik, ia sayup-sayup mendengar gumaman Alicia, ia ikut berjongkok dan melihat Alicia tengah menggigil ketakutan.
"Tidak, aku tidak mau, aku tidak bisa mengendalikan nya!" Gumaman itu terus Alicia ucapkan, Richard memegang lembut bahu Alicia.
"Hei, kau kenapa? Sadar lah, ada apa dengan mu?" Richard mulai panik.
"Aku tidak ingin mendengar suaranya lagi! Aku tidak bisa melawannya." Kening Richard mengerut.
"Siapa yang ingin kau lawan?" Alicia semakin menutup telinganya dan kini Richard malah melihat wanita itu seperti orang gila yang akan mengamuk.
"Iblis itu, aku tidak mau disayat, tadi aku juga tidak ingin dipaksa! Pergi! Bawa iblis itu pergi!" Beberapa pertanyaan berputar diotak Richard, sayatan? Paksaan?. Namun ia segera menepisnya dan mengguncang bahu Alicia.
"Hai sadar lah. Ini aku Richard!." Dengan tidak sabar Richard menangkup wajah Alicia dengan kedua tangannya, ia mensejajarkan wajah mereka.
"Buka lah mata mu, ini aku, aku tidak pernah menyakiti mu, aku akan membunuh iblis itu asal kau sadar. Ayo sadar Alicia, disini sejuk dan indah, lupakan yang gelap." Alicia terdiam, ia membuka matanya perlahan, bola mata indah itu kini menyiratkan ketakutan yang teramat dalam.
"Minum lah." Richard menyodorkan botol minum yang sudah ia buka tutupnya. Perlahan Alicia minum dan mulai tenang, ia menetralkan detak jantung nya.
"Maaf." Cicit Alicia pelan.
"Tidak masalah, jika kau sudah tenang kita pulang sekarang."
"Kau tidak jadi memanah?" Tanya Alicia pelan. Richard menggelengkan kepalanya.
"Aku harus menidurkan 'adik' ku." Kata Richard asal. Alicia mengerutkan keningnya.
"Kau punya adik?"
"Ya. Aku punya, ia sedang bermasalah akhir-akhir ini, ia sering bangun jika berdekatan dengan mu." Richard kesal karena Alicia tidak mengerti yang ia maksud, Alicia sebenarnya polos atau pura-pura tidak tau huh?.
Melihat Alicia ingin bertanya lagi, Richard langsung berdiri dan berjalan kesamping kuda.
"Ayo kita pulang sekarang." Alicia pun bangkit dari duduknya. Ia naik keatas kuda dibantu Richard.
"Kau tidak naik?" Tanya Alicia bingung saat Richard berjalan disamping kuda dan mengiring kuda tersebut, Alicia sedikit was-was berada diatas kuda sendirian.
"Aku butuh menjernihkan pikiran ku, dan berjalan seperti nya cara yang efektif." Jawab Richard.
"Bukan kah masih jauh?" Tanya Alicia kembali.
"Tidak bisa kah kau diam dan menikmati momen bersama." Ucap Richard frustasi, ia masih berat hati menghentikan kegiatan mereka tadi, dan sekarang setelah Richard mencoba menenangkan diri Alicia malah terus bertanya.
"Huh!" Richard mengingat jalan ini masih jauh ke tempatnya semula, ia pun merutuki dirinya dan menghentikan kuda, dengan gerakan cepat Richard sudah berada diatas kuda, dibelakang tubuh Alicia!.
Ia harus menjernihkan pikirannya, menghapus pikiran kotornya. Suara kuda yang tarik kencang membuat Alicia ikut memekikan suaranya, kuda ini berlari kencang.
"Jangan cepat seperti ini, aku takut jatuh!" Richard tak mendengar suara Alicia, ia semakin mengencangkan lari kuda tersebut, ini yang ia paling suka dari berkuda. Tantangannya.
