Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertarungan Di Mulai
Si Bewok berdiri berhadapan dengan Si Rawing sambil memegan gobloknya, yaitu golok si sambernyawa.
Si Rawing menatap tajam kearah si Bewok, lalu tertawa, "hahaha, akhirnya macan ompong keluar juga dari kandangnya, hahaha sekarang sudah waktunya aku membalas kematian bapak aku Wira Karta."
Mendengar omongan Si Rawing yang seperti itu, mata si Bewok melotot, "jadah, kamu jangan seenaknya saja kalau ngomong, hei Rawing, kamu datang kesini hanya akan mengantarkan nyawa kamu, dulu bapak kamu mati di tanganku, sekarang kamu yang bakalan mati di tanganku Rawing, seharusnya kamu belajar ilmu silat selama sepuluh tahun lagi baru datang kesini, kamu tidak akan mampu melawan aku Rawing, kalau aku kalah oleh kamu, lebih baik aku berhenti jadi manusia."
"Haha, harusnya aku yang ngomong seperti itu Bewok, kamu yang akan mati di tanganku, tidak ada sejarahnya kalau aku harus kalah melawan kamu Bewok, Macan Ompong yang sukanya maksa kaum wanita."
"Setan, kamu akan aku siksa Rawing, tangan dan kaki kamu akan putus oleh golok si sambernyawa, kamu tidak akan aku beri ampunan Rawing."
"Haha, leher kamu yang akan aku pelintir bewok, hahah bagus juga kalau wajahnya menghadap belakang tapi badannya kedepan. Hahah"
Si Bewok yang berniat memancing amarahnya Si Rawing, jadi malah berbalik ke dirinya sendiri, dia tidak bisa menahan amarahnya karena mendengar perkataan Si Rawing yang meremehkannya.
Si Bewok langsung memasang kuda-kuda yang kuat, tangan kirinya di majukan kedepan, golok si sambernyawa nempel di siku-sikunya, dia menggunakan jurus andalannya yaitu jurus Tiga Sepapas.
Melihat si Bewok yang sudah memasang kuda-kuda, Si Rawing juga sudah siap, dia menggunakan jurus bagian pertama dari jurus Ulin Karuhunan, yaitu jurus Mega Malang.
"haha, ayo maju sekarang hadapi aku, buktikan kemampuan pemimpin kelompok Macan Liar itu seperti apa, apa benar kamu bisa menggunakan golok itu.?"
"Kurang ngajar kamu Rawing, kamu pasti bakalan mati hari ini, rasakan ini Rawing."
Si Bewok maju menyerang, gerakannya sangat ganas, kalau saja lawannya bukan Si Rawing, dia pasti ketakutan saat melihat serangan si Bewok.
Golok si Bewok mengarah ke arah leher, dada dan perutnya Si Rawing, tapi Si Rawing tidak hanya diam saja saat serangan si Bewok datang, tubuhnya langsung melompat di antara tebasan golok si Bewok, hal itu membuat serangan si Bewok meleset.
"haha, aku kira pemimpin kelompok Macan Liar itu sudah ahli dalam memainkan goloknya, tapi kenyataannya seperti ini."
"jangan banyak omong kamu Rawing."
Si Bewok kembali menyerang, gerakannya lebih cepat dari yang tadi, golok si sambernyawa yang ada di tangannya mengeluarkan cahaya putih yang samar.
Si Rawing mengubah gerakannya, sekarang dia menggunakan jurus bagian kedua, yaitu jurus kembang Sari.
Serangan si Bewok berhasil di hindari kembali oleh Si Rawing, tapi kali ini dia tidak hanya menghindar saja, tangan kanannya menampar tangan kanannya si Bewok yang memegang golok si sambernyawa.
"bom."
Terdengar suara yang memekikkan telinga saat tamparan tangan Si Rawing beradu dengan tangannya si Bewok, keduanya langsung terpental.
Si Bewok mundur empat langkah kebelakang.
Sedangkan Si Rawing mundur dua langkah ke belakang, tapi dia langsung menstabilkan tubuhnya.
Si Bewok terkejut bukan main, dia tidak menyangka kalau ternyata tenaga dalamnya Si Rawing lebih kuat di bandingkan dengan tenaga dalam miliknya.
"Edan, aku tidak menyangka kalau tenaga dalam yang di miliki oleh Si Rawing lebih kuat dariku, kalau seperti ini aku harus bisa menghindari benturan tenaga dalam, dan harus meningkatkan kecepatan gerakanku" batin si Bewok.
Pemikiran Si Rawing berbeda dengan si Bewok, sekarang dia tahu kalau dia lebih unggul dalam tenaga dalam, jadi dia berpikir untuk terus menggunakan tenaga dalam miliknya, jadi dia sekarang menggunakan jurus bagian keempat, yaitu jurus Daun Peniru.
Sedangkan si Bewok menggunakan jurus berikutnya dari jurus Tiga Sepapas.
"Wus."
Terdengar suara hembusan angin saat si Bewok menggerakkan golok si sambernyawa untuk menyerang Si Rawing.
Tapi si Rawing dengan mudah bisa menghindari kembali serangannya, bahkan tangan kanannya berhasil menyerang bagian dadanya si Bewok.
"Bom, ahh."
Si Bewok mundur beberapa langkah, dia memegangi bagian dadanya yang terasa nyeri dan sesak.
Sedangkan di dekat pintu rumah, si Jali dan si Gempar yang melihat kejadian itu terkejut, mereka tidak menyangka kalau si Bewok akan terkena serangan Si Rawing.
Si Rawing menatap ke arah si Bewok, "hehe, bagaimana Bewok? Baru saja dada yang terkena pukulanku, kamu sudah kesakitan seperti itu, apalagi nanti kalau leher kamu aku pelintir."
"Setan, aku belum kalah Rawing, ayo kita lanjutkan pertarungan ini, hia."
Si Bewok kembali menyerang, tapi kali ini dia salah perhitungan, si Rawing yang merupakan murid tunggal dari Ki Debleng sudah berhasil menguasai sepenuhnya ilmu silat Ulin Karuhunan, dengan cepat si Rawing menggunakan jurus bagian kelima yaitu jurus Bayu Pelumpuh.
Meskipun gerakannya si Bewok sangat cepat, tapi si Rawing juga bergerak lebih cepat darinya, tubuh si Rawing melompat ke belakang tubuhnya si Bewok, lalu memukul bagian telinga dan punggungnya.
"Buk, ahhh."
Si Bewok terdorong kedepan, kalau saja dia tidak cepat-cepat menstabilkan tubuhnya, sudah bisa di pastikan dia akan terjatuh ke tanah.
si Bewok membalikkan badannya, dia mengatur napasnya sambil menahan rasa sakit, kalau saja serangan itu di terima oleh orang lain, serangan Si Rawing barusan sudah cukup untuk membunuhnya.
Kening si Bewok mengeluarkan keringat dingin, kejadian ini baru pertama kali terjadi, si Bewok melirik ke arah si Gempar dan si Jali.
Melihat hal itu, si Gempar dan si Jali mengerti dengan maksud si Bewok, mereka berdua mengeluarkan goloknya masing-masing, mereka berdua langsung menyerang ke arah Si Rawing, hal itu membuat si Bewok mempunyai waktu untuk mengatur napasnya dan mengumpulkan tenaganya.
Tap gerakan si Gempar dan si Jali lambat, gerakan mereka tidak secepat si Bewok, dengan mudah si Rawing bisa menghindarinya dan melakukan serangan balik kearah dadanya si Jali.
"Buk, ahh." si Jali langsung terlempar ke tanah.
Melihat posisi Si Rawing yang membelakanginya, si Gempar langsung melompat dan menebaskan goloknya ke arah leher bagian belakang Si Rawing.
Posisi Si Rawing masih membelakangi si Gempar, si Gempar mempunyai keyakinan kalau serangannya pasti dapat melukai si Rawing, tapi kejadian selanjutnya di luar dugaannya si Gempar, tubuh Si Rawing melompat kesamping si Gempar, tangan kanannya menangkap tangan kanan si Gempar lalu tangan kirinya memukul bagian dadanya hingga si Gempar mundur.
"Krek. Buk, Ahhh"
Terdengar suara tulang patah, saat tangan Si Rawing memelintir tangannya si Gempar.