Novel ini berkisah tentang seorang pemimpin pemerintah bereinkarnasi ke dunia fantasi, namun keadaan di kehidupan barunya yang penuh diskriminasi memaksanya untuk membangun peradaban dan aturan baru...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iimnn saharuddin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4.4
"Hei kamu, apa kamu lupa aku pernah mengalahkanmu sebelumnya? Sepertinya kamu masih memiliki keberanian untuk kembali menantangku," ucap bos tentara bayaran.
"Apa kamu pikir dengan mengalahkanku kamu berhak memerintahku? Sangat lucu. Sekarang saatnya membuktikan siapa di antara kita yang lebih kuat di kota ini."
Noir mengeluarkan pisau kecil di sela-sela jari kedua tangannya, kemudian menyelimuti pisaunya dengan mana.
Bos tentara bayaran itu juga melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, mengeluarkan bola api di kedua tangannya, lalu menggenggamnya hingga pecah dan api dari bola itu langsung menyelimuti kedua tangannya.
"Aku sedikit kesal denganmu. Akan kujadikan mayatmu itu jadi daging gosong... menjadi abu," ujar bos tentara bayaran itu dengan nada keras.
Noir melemparkan beberapa pisau dan langsung menghilang dari tempatnya.
"Apa kamu pikir bisa mengalahkanku dengan trik murahanmu itu?" ngelunjak bos tentara bayaran.
Noir muncul dari atasnya dan langsung menyerang dengan tinju berlapis pisau kecil.
"Apa kamu pikir aku tidak menyadarinya? Kamu masih terlalu lambat untuk bisa nyentuhku, Noir!"
Bos tentara bayaran membalas dengan tinju apinya yang cepat. Namun sebelum dia menyentuh pisau kecil di ujung tinju Noir, Noir tiba-tiba menghilang seperti bayangan.
Sebuah pisau kecil melayang ke arahnya dari belakang dan Noir muncul bertukar tempat dengan pisau itu lalu langsung mengenai punggung bos tentara bayaran hingga terhempas kecil sambil meneteskan darah akibat pisau kecil di sela-sela jari Noir.
Noir mundur, mengambil jarak aman.
"Sepertinya aku terlalu meremehkanmu, Noir. Jadi sekarang aku tidak perlu menahan diri lagi untuk membereskan hama sepertimu."
Kepala bos tentara bayaran mulai menyala, diselimuti api. Dia kembali menciptakan bola api dan menyelimuti tangannya lagi.
"Yah, kurasa kamu juga nggak perlu nahan-nahan lagi, Kepala Api," ucap Noir, yang kini matanya perlahan sepenuhnya berwarna hitam seperti bayangan.
"Aku juga merasa senang saat berhadapan langsung dengan orang kuat seperti kamu."
Keduanya kembali bertarung.
Kecepatan Noir kini bertambah lebih cepat dari sebelumnya, sementara bos tentara bayaran punya pukulan dan ketahanan yang makin kuat, sehingga setiap serangan dari Noir seakan nggak mempan karena efek api yang melindungi tubuhnya.
Saat dia berhasil menemukan celah tempat Noir akan muncul, dia langsung menyerangnya dengan tendangan palu, kakinya diselimuti api dari atas dan diarahkan tepat ke kepala Noir.
Tendangan itu hampir saja mengenai kepala Noir. Dia langsung menghindar, dan berhasil, tapi bahunya terluka ringan dan sedikit terbakar akibat serangan itu.
"Hampir saja... aku bisa langsung tumbang kalau nggak ngindarinya dengan cepat," rintih Noir sambil menyentuh luka di bahu kanannya.
"Kamu kuat juga. Aku heran kenapa kamu sampai mau jadi bawahan orang itu. Dibandingkan denganku, dia sangat lemah!" hina bos tentara bayaran itu.
Bahkan dalam mode seriusku waktu itu, dia masih punya banyak peluang buat ngalahin aku dengan mudah. Bahkan tanpa pakai sihir sekalipun. Padahal aku pengen lihat kekuatan aslinya, malah aku kalah telak sebelum dia nunjukkinya...
"Lemah, katamu? Kalau kamu mau buktiin ucapanmu itu benar, kalahin aku dulu."
Keduanya kembali bertarung. Noir dengan kemampuan bayangannya terus membingungkan bos tentara bayaran sambil melemparkan pisau-pisau kecil.
Di sisi lain, bos tentara bayaran mulai terpojok karena sulit menyentuh Noir dan harus menghindari banyak pisau kecil dalam waktu yang bersamaan.
Dia mulai mencari titik bayangan tempat Noir bakal muncul.
"Apa kamu pikir kecepatanmu bisa bikin aku terpojok?"
Dia memberikan tinju super kuat dengan kobaran api besar di tangannya. Noir nggak sempat menghindar dan langsung terhempas mundur. Tangannya terluka bakar karena sempat menahan serangan itu.
"Bagaimana dengan tinju api ku itu? Apakah terasa sakit?! Hahahaha!"
"Sakit...? Ini cuma terasa kayak digigit nyamuk, loh," bantah Noir.
"Sepertinya kamu sudah tau perbedaan kekuatan kita. Aku saranin kamu nyerah dan mati terhormat di hadapanku," seru bos itu dengan nada sombong sambil melempar-lemparkan bola api di kedua tangannya.
"Baiklah, biar kamu lebih semangat... Gimana kalau gini: kalau aku berhasil ngalahin kamu, kamu harus tunduk dan jadi budakku. Tapi kalau kamu berhasil ngalahin aku, aku siap nurutin permintaanmu dan manggil kamu bos. Aku ragu kamu bakal nolak, bukankah kamu suka duel bersyarat, Noir?"
Noir tersenyum dan tampak makin bersemangat. "Aku harap kamu nggak bakal tarik ucapanmu itu, Kepala Api."
Noir melempar pisaunya dan langsung menghilang. Bos tentara bayaran sadar ada pisau yang terbang dari belakang dan siap menyerang balik.
"Apa kamu pikir teknikmu itu bisa berhasil lagi?" pikirnya.
Saat bayangan Noir muncul dari pisau itu, dia langsung menyerang. Tapi dia terkejut karena itu cuma bayangan, bukan Noir yang asli.
Ternyata pisau pertama yang dilempar Noir adalah tempat ia muncul diawal.
Noir langsung menyerang dengan kuat, menembus pertahanan api yang sangat kuat. Keduanya pun terhempas.
Bos tentara bayaran tumbang, sementara Noir berusaha berdiri karena terluka akibat panas dari pertahanan api lawannya.
"Disaat teknikmu udah diketahui lawanmu, gunakan itu sebagai umpan dan jebakan... lalu lanjutkan dengan teknik lainnya."
itu typo ya, seharusnya seperti ini, aku ingin kita semua membangun sebuah desa di bagian sana atau belah sana
typo ya bang?
emosi nya masih belum terasa, itu membuat pembaca belum menghayati dan mengikuti alur secara mendalam. juga pacing nya terlalu cepat, transisi pergantian tempat dan juga suasana masih terlalu tiba-tiba, dari sampai, antri tiket, sampai gudang, dan juga pergantian siang ke malam terlalu tiba-tiba... jadi tambahkan sedikit emosi dibagian awal cerita agar pembaca memiliki kesan pertama yg bagus, juga pacing yang sedikit di perpanjang