Syifa Anandia, gadis berusia dua puluh tahun, mempunyai kakak tiri bernama Erlinda Aulia. walau mereka saudra tiri, kasih sayang mereka seperti saudar kandung, Namun berbeda dari Ibu Erlinda, yaitu ibu Ningsih, dia sama sekali tidak menganggap Syifa sebagai anak, Erlinda sudah bertunangan dengan laki laki yng tampan dan sudah mapan dari segi ekonomi, tunangannya bernama Elvan Pamungkas,
Hingga suatu hari, ketika Erlinda menyuruh adiknya Syifa untuk menjemputnya di kantor, terjadilah sebuah kecelakaan, mengakibatkan Erlinda meninggal dunia, sebelum Erlinda menghembuskan nafas terakhirnya, dia meminta Elvan untuk menikahi Syifa, dan mencintai Syifa setulus tulusnya, namun disisi lain, Elvan menganggap Syifa adalah penyebab Erlinda meninggal, dan kala itu Syifa sudah dekat laki laki yang bernama Mahardika steven atau Dika pembisnis muda yang sangat sukses, namun dia bekerja sebagai satpam perusahannya sendiri.
Bagaimana kelanjutan kisah Syifa, Dika dan Elvan, antara janji dan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lies lies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keputusan Dika
Naura dan Pak Steven telah selesai bergulat. Pak Steven sudah memakai pakaianya kembali. Sementara Naura berbaring kelelehan.
"Nau, cepat ke kamar Dika, sebelum tente Maya pulang, ";ucap Pak Steven yang kembali membuka laptopnya.
" Bentar lah om, Naura benar benar sangat lelah, om begitu sangat kuat Naura benar benar capai, " Naura yang masih berbaring.
"Nau, cepat pergi, "
Akhirnya Naura bangun mengenakan kemejanya, tapi sebelum dia melangkah keluar dia mencium kembali Pak Steven.
"Nau, sudah lepaskan om, "
"Oke " wajah Naura kisut, ciumannya tak terbalas oleh Pak Steven. Dia kembali berbaring di kamar Dika, " aku lelah sekali, ". Tak Terasa Naura tertidur..
Bu Maya kembali, dia begitu sangat kesal dengan Dika. Dia langsung menemui suaminya di ruang kerja.
" Pa, papa sekarang harus tegas sama Dika, dia berani membawa Syifa ke apartemennya, rasanya mama jijik dengan dia, , "
" Besok papa akan temui dia Ma,. "
" Sekarang saja papa temui Dika atau keluarga Syifa, " Bu Maya sedikit curiga melihat rambut Pak Steven acak acakan. " Papa habis ngapain si, kenapa rambutnya acak acakan, "
Pak Steven begitu gugup melihat tatapan bu Maya yang seolah penuh curiga, " emmm papa capai tadi tidur sebentar, sudahlah mama ke kamarnya Dika, lihat Naura saja, "
"Iya pa, mama juga sudah beli baju untuk Naura, "
Bu Maya menuju kamar Dika, yang letaknya bersebelahan dengan ruang kerja Pak Steven. Naura tertidur sangat pulas sekali, hingga dia tidak tahu bu Maya datang.
"Nau, ternyata kamu tidur, " Bu Maya meletakkan paper bagnya, tak sengaja bu Maya melihat tanda cupang di leher Naura. " Siapa yang sudah buat tanda leher itu Nau, " Bu Maya bicara sendiri. Lalu turun ke dapur untuk memasak makanan.
*****
Setelah kejadian di apartemen Dika, Syifa memutuskan untuk berhenti bekerja.
" Yakin Fa, kamu berhenti kerja, " ucap Pak Anan saat Syifa berpamitan.
" Iya pak, "
" Ya sudah Fa, kalau ini sudah menjadi keputusanmu, "
Syifa langsung pulang setelah berpamitan dengan teman teman sesama Ob.
"Kamu kenapa berhenti kerja Fa, " tanya Bu Ning marah.
" Syifa mau cari kerja yang lain bu, " ucap Syifa, dia langsung mengambil air minum.
" Kerja apa Fa,, "
" Apa aja bu, nanti Syifa cari kerjaan, ".
Terdengar suara motor Dika dari luar.
" Itu pasti Dika nyusulin kamu kerumah, " Bu Ning Sewot.
Syifa langsung keluar rumah dan ternyata benar Dika yang datang.
" Ngapain Mas Dika kesini, "
" Kita bisa pergi sebentar Fa, ada hal penting untuk kita bicarakan. "
" Bicara disini saja Mas, "
" Gak mungkin Fa aku bicara disini, " Dika melirik bu Ning yang dari tadi mengintip di dekat jendela.
"Terus maunya Mas Dika, kita bicara dimana, "
" Ikut ak sebentar saja Fa, " Dika memohon, akhirnya Syifa menurut, dan mereka pergi berboncengan.
" Mau bicara sepenting apa si mereka berdua, " bu Ning bicara sendiri.
******
Pak Steven memanggil Bayu dan Elvan kerumah. Mereka semua duduk di ruang kerja Pak Steven.
" Kenapa anda memanggik kamu berdua Pak, " tanya Elvan dengan penasarannya.
" Emm, ini tentang Syifa, "
"Syifa, " Bayu dan Elvan bebarengan mengucapnya.
"Bayu, bagaimana kedekatan mulai dengan Syifa, "
" Maaf Pak, belum ada kedekatan apapun, " ucap Bayu Santai.
" Lalu Elvan bisa jelaskan hubungan Erlinda dan Syifa, "
" Mereka saudara tiri Pak, apa ada masalah dengan Syifa, " kembali Elvan bertanya.
Pak Steven mengepulkan asap rokoknya, " Sebenarnya saya ingin menyingkir Syifa, gadis itu telah merusak keluargku, "
" Anda ingin menyingkir Syifa,, " Elvan merasa sangat cemas hingga dia meninggikan suaranya.
Pak Steven menatap tajam Elvan, hingga Elvan merasa kikuk.
" Pak Steven apapun kesalahan Syifa anda sudah menghukumnya kemarin, " bela Elvan. Sementara Bayu masih terdiam. " Aku mohon jangan sakiti Syifa, jika anda mau, saya keluar dari perusahaan anda, yang terpenting anda tidak mengganggunya.
Pak Steven tertawa " Apa hebatnya gadis itu, hingga dua pria rela melepaskan kekayaan hanya untuk gadis miskin seperti Syifa. Apa kau bodoh Elvan, posisi mu di perusahaan ku banyak sekali orang yang bermimpi untuk mendapatkannya, tapi kamu rela melepaskan hanya untuk Syifa. Pak Steven kembali tertawa.
" Pak Steven, aku akan segera menikah Syifa, " ucapan Bayu membuat tawa pak Steven berhenti.
" Kamu Bayu, " Pak Steven tertawa dengan suaranya yang kas, "aku pikir kalian orang berpendidikan tapi sebenarnya kalian bodoh,, "
"Apapun yang akan terjadi Pak Elvan jangan pernah mendekati Syifa, Pak Elvan sendiri sudah punya kekasih kan, " ucap Bayu penuh ketegasan
" Erlinda maksudmu Bayu, aku bisa menggantikan posisinya dengan Syifa,, "
" tok tok tok " suara pintu di ketok. Pak Steven membuka pintu.
"Maaf tuan besar, tuan muda di bawah menunggu tuan, "
Pak Steven hanya melambaikan tangan menyuruh artnya pergi.
" Baiklah sudah cukup waktu kalian untuk ku, "
Mereka bertiga turun, berapa terkejutnya Elvan melihat Dika berada di rumah Pak Steven.
" Oh ternyata putra pulang, " ucap Pak Steven yang melihat Dika sedang berdiri menggenggam erat jemari Syifa.
" Putra, " dalam hati Elvan. " Jadi Dika putranya Pak Steven, "
Dika menatap mereka penuh kecurigaan. " Elvan perkenalkan dia putraku, Mahardika Steven, " Pak Steven mengenalkan Dika sebagai putranya.
Elvan mengukur tangannta, namun Dika enggan untuk meraih tangan itu.Dika tersenyum sinis melihat Elvan, " Papa tidak perlu memperkenalkannya, ".
" Oh jadi alasan ini Pak Steven sangat membenci Syifa, semakin dekat aku mendapatkan Syifa, " Ucap Elvan dalam hati
Pak Steven melirik Syifa yang tertunduk, " Syifa apa kamu malu, hingga menundukkan wajah seperti itu" sindir Pak Steven.
" Pa, , "
" Elvan, Bayu kalian boleh pergi, " suruh Pak Steven. Dengan perasaan dongkol Elvan meninggalkan rumah Pak Steven. Dia ingin tahu apa yang akan dibicarakan anak dan ayah itu.
Sementara Bayi masih menunggu di dalam mobil, perasaan tidak enak takut terjadi sesuatu dengan Syifa.
" Mau apa kamu bawa gadis ini ke rumah, apa kamu tidak tahu rumah ini tidak pantas di injak oleh gadis seperti dia, Syifa kamu tahu maksudku kan, "
" Pa, kenapa papa harus bersikap seperti ini kepada Syifa. "
" Dika kenapa mesti bertanya, kamu sudah tahu jawabannya kan, gadis ini hanya akan menjadi beban untukmu, dia bukan dari kalangan kita,, "
" Justru karena itu pa, Dika datang kesini", Dika melepaskan genggamnya, dia mengambil dompet, " Ini dompet Dika Pa, semuanya Dika serahkan ke papa, tapi izinkan Dika menikah dengan Syifa.
Syifa sangat terkejut dengan keputusan Dika.
" Lihat Syifa hanya karena kamu, dia melepaskan semuanya, kamu sudah membuat seorang ayah kehilangan anaknya.
Syifa menangis sesegukan dia tidak berani berkata apa, pikiranya bingung dengan keadaan sekarang.
" Ini bukan kesalahan Syifa pa, ini sudah menjadi keputusan Dika. selamat tinggal Pa sampaikan maaf ku ke mama" Dika meraih tangan Syifa mengajaknya pergi.
" Berhenti kamu Dika, berani kamu maju selangkah papa pastikan kamu tidak dapat melihat Syifa lagi.
Dika dan Syifa menghentikan langkahnya. mereka berdua berbelok ke arah Pak Steven, ternyata Pak Steven sudah menodongkan sebuah pistol ke arah Syifa.
" Selangkah lagi papa pastikan peluru ini masuk ke jantung Syifa., "
" Papa, papa sudah gila, " teriak Dika. Syifa gemetar ketakutan melihat pistol yang mengarahnya.
" Papa tidak main main denganmu Dika, "
" Papa berani, "
" Mas Dika, sudah Mas jangan biarkan om Steven marah, " Syifa memegang lengan Dika yang sedang menahan emosi.
Tak terkendali akhirnya Pak Steven menyalakan pelatuk pistolnya dan terdengar suara tembakan.
"Doooor,, ". Suara tembakan terdengar cukup keras.