NovelToon NovelToon
Air Mata Terakhir

Air Mata Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika
Popularitas:84.3k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Sudah tahu tak akan pernah bisa bersatu, tapi masih menjalin kisah yang salah. Itulah yang dilakukan oleh Rafandra Ardana Wiguna dengan Lyora Angelica.

Di tengah rasa yang belum menemukan jalan keluar karena sebuah perbedaan yang tak bisa disatukan, yakni iman. Sebuah kejutan Rafandra Ardana Wiguna dapatkan. Dia menyaksikan perempuan yang amat dia kenal berdiri di altar pernikahan. Padahal, baru tadi pagi mereka berpelukan.

Di tengah kepedihan yang menyelimuti, air mata tak terasa meniti. Tetiba sapu tangan karakter lucu disodori. Senyum dari seorang perempuan yang tak Rafandra kenali menyapanya dengan penuh arti.

"Air mata adalah deskripsi kesakitan luar biasa yang tak bisa diucapkan dengan kata."

Siapakah perempuan itu? Apakah dia yang nantinya akan bisa menghapus air mata Rafandra? Atau Lyora akan kembali kepada Rafandra dengan iman serta amin yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Semakin Lancar Atas Hidupnya

Rafandra masih berada di samping Talia. Menemaninya sampai tenang.

"Setelah ini habiskan makannya, ya."

Talia menoleh dan menatap Rafandra dengan sebuah anggukan. Usapan lembut di puncak kepala diberikan oleh Rafandra dengan seulas senyum yang meneduhkan.

"Bapak juga harus makan."

"Iya."

Setelah makanan habis, Rafandra mengajak Talia untuk beranjak dari restoran. Dia menawarkan ke tempat permainan, tapi Talia menolak.

"Mau pulang aja."

Tanpa banyak bertanya Rafandra pun mengiyakan. Namun, mobil melaju ke arah lain. Bukan ke kosan yang dia tinggali.

"Pak, kok bukan ke kosan--"

"Mulai malam ini kosan kamu pindah."

Talia terkejut bukan main. Bagaimana dengan barang-barang di kosan lama? Dia menatap Rafandra dengan penuh tanya.

"Tak perlu khawatir. Semuanya sudah saya pindahkan ke kosan kamu yang baru."

Mendengar santainya Rafandra membuat hati Talia sedikit tenang. Pasalnya lelaki itu tak pernah membual perihal apapun. Perihal mami Aleena, Rafandra sudah menjelaskan jika sang ibunda ada urusan penting. Jadi, pergi lebih dulu meninggalkan mereka.

Mobil berhenti di perumahan sederhana yang terlihat begitu aman. Juga termasuk ke dalam perumahan yang padat.

"Ayo turun."

"Ini rumah siapa?" Kini, Talia sudah menatap Rafandra dengan sangat serius.

"Rumah yang akan kamu huni."

Kembali Talia terkejut mendengar jawaban dari Rafandra. Lelaki di sampingnya sangat senang sekali membuatnya syok. Karena terlalu lama, Rafandra membukakan seatbelt yang masih terpasang di tubuh Talia. Lalu, mengajaknya masuk ke dalam rumah tersebut.

Rumah minimalis yang hanya berlantai satu. Tak terlalu besar, tapi cukup untuk dua orang.

"Pak, ini terlalu mewah. Harusnya kosan satu petak saja."

Rafandra tak menjawab. Dia melanjutkan langkah ke kamar yang akan Talia tempati. Semua barang-barangnya sudah ada di sana dan tertata rapi.

"Apa ada yang kamu perlukan lagi?" Dengan cepat Talia menggeleng.

"Berapa per bulan saya harus bayar?"

Rafandra mulai menatapnya. Sorot mata Rafandra menunjukkan ketidaksukaan atas apa yang Talia lontarkan.

"Rumah ini sudah saya sewa untuk satu tahun ke depan."

"Pak--"

"Saya ingin kamu tidur dengan nyenyak di tempat yang layak."

Mata Talia seketika berembun. Ingin mengatakan terimakasih saja bibirnya kelu saking terharu. Rafandra meraih tangan Talia. Mengusap punggung tangan itu dengan lembut.

"Mulai malam ini, tidurlah yang nyenyak. Jangan memikirkan apapun karena selama kamu bersama saya, kamu akan selalu aman. Kamu paham kan?" Talia mengangguk dan pelukan yang Talia berikan tiba-tiba membuat tubuh Rafandra mematung seketika.

"Makasih banyak, Pak."

Niat hati ingin pulang, tapi cuaca malah hujan deras disertai angin. Sang ibunda pun melarang Rafandra untuk mengemudi di cuacana seperti ini karena sangat berbahaya sekali.

"Mau nunggu sampai jam berapa?" gumam Rafandra sambil melihat ke arah jam dinding.

Aliran listrik tiba-tiba mati. Teriakan Talia terdengar begitu keras dan membuat Rafandra berlari ke arah kamar di mana Talia berada. Dihidupkan senter ponsel dan Talia begitu ketakutan. Segera Rafandra menghampirinya dan untuk kedua kalinya perempuan itu memeluknya tanpa aba. Kini, kedua tangannya memeluknya dari arah samping.

"Saya takut."

Suara petir pun terdengar begitu keras membuat suasana semakin mencekam. Rafandra menyuruh Talia untuk tenang dan duduk di kasur yang memang tak memakai dipan.

"Tetap di sini," pintanya dengan tangan yang masih melingkar di pinggang Rafandra.

Mereka berdua duduk di atas tempat tidur dengan posisi Talia masih memeluk tubuh Rafandra. Setiap kali ada petir, pelukan itu akan semakin dieratkan.

"Lebih baik kamu tidur, ya." Talia menggeleng.

Akan tetapi, lama kelamaan Talia memejamkan mata dengan tangan yang masih memeluk pinggang Rafandra. Juga kepala yang bersandar di dada bidangnya. Hembusan napas kasar keluar dari bibir Rafandra dengan mata yang tertuju pada wajah Talia yang sudah terpejam.

Ketika dirinya disuruh datang ke restoran, baru saja Varsha menghubunginya. Menceritakan banyak tentang Talia di mana dia banyak mengalah demi dirinya, yang tak lain adiknya.

"Kak Talia itu seperti malaikat untuk aku, Kak. Setelah Ibu dan ayah tiada, Kakak berjuang untuk menyekolahkan aku juga menyekolahkan dirinya dengan bekerja setelah pulang sekolah. Sedari aku SMP sampai lulus SMA semua biaya dari Kak Talia. Bahkan, dia rela tidak makan demi supaya aku bisa beli sepatu baru. Jatah makan untuknya pun selalu dia bawa pulang ke rumah untuk aku makan. Dia selalu bilang kalau dia kenyang. Padahal, ketika malam diam-diam dia akan meminum susu sereal demi menahan lapar."

Mendengarnya saja membuat hati Rafandra sakit. Remaja yang harusnya tugas utamanya belajar, malah harus memikirkan hal yang lain, yakni biaya sekolah dua orang. Makanan yang dikonsumsi pun hanya sebatas minuman penunda lapar.

"Selama tujuh tahun kami tinggal di sebuah kosan satu petak. Kalau hujan kami akan seperti anak ayam kedinginan karena bocor di mana-mana. Kami juga pernah tidak mampu membayar uang sewa sampai Kak Talia diseret oleh pemilik kosan supaya keluar dari sana."

Semakin perih hati Rafandra mendengarnya. Dia hanya bisa terdiam dengan rasa sesak yang tertahan. Kehidupan yang tak mudah sudah harus Talia jalani sedari remaja. Menjadi tulang punggung di usianya yang masih amat belia. Sungguh wanita yang luar biasa.

"Kak Rafandra tahu gak? Ijazah Kak Talia aja baru ditebus dua tahun lalu. Soalnya uangnya baru cukup," paparnya sembari tertawa.

Rafandra masih terdiam. Tidak ada kelucuan dari kisah yang mengandung banyak kepiluan.

"Kak Talia selalu mengutamakan aku dibandingkan dirinya. Rela nyari tambahan kerjaan lain demi untuk membayar ujian akhir aku yang tak sedikit tanpa mengeluh.

"Padahal, aku bilang enggak apa-apa kalau ijazahnya ditahan juga. Tapi, Kak Talia ingin aku lulus dengan membawa ijazah yang bisa aku pakai untuk melamar kerja nantinya."

Suara Varsha begitu bergetar menandakan dia menahan tangis ketika menceritakan semua perjuangan sang kakak untuknya. Selain kehidupan yang sulit, kisah cinta Talia pun ikut Varsha beritahukan.

"Aku bahagia ketika Kak Talia ketemu Bang Yudha. Lelaki yang begitu menjaganya. Ibunya juga baik sama Kak Talia. Tapi, seiring berjalannya waktu ibunya berubah seperti monster. Selalu bersikap kasar kepada Kak Talia karena diduga mama kami adalah selingkuhan papanya Bang Yudha. Sampai mental Kak Talia hampir hancur kalau enggak aku bawa Kak Talia kabur."

Varsha yang memisahkan Talia juga Yudha. Dia tak ingin kakaknya tersakiti semakin dalam. Biarkan dia yang menjadi manusia kejam, tapi bisa membuat kakaknya tenang.

"Di saat mereka hadir lagi harusnya aku menemani Kak Talia. Tapi, aku malah jauh darinya," sesalnya.

"Aku ingin punya gaji yang besar agar bisa membelikan Kak Talia rumah supaya dia bisa tidur dengan nyaman dan nyenyak di kamarnya sendiri."

Itulah alasan kenapa Rafandra tidak mencarikan kosan melainkan sebuah rumah. Dia ingin memberikan kehidupan yang layak untuk perempuan yang sudah berjuang sangat keras.

Manik mata teduh itu masih tertuju pada Talia. Diusapnya pipi Talia yang begitu putih hingga berhenti di bibirnya yang pink.

"Maaf, jika saya akan semakin lancang atas hidup kamu ,Talia. Saya hanya ingin memberikan apa yang tidak kamu dapatkan di masa remaja kamu karena mungkin ... Saya menyayangi kamu."

...*** BERSAMBUNG ***...

Setelah membaca budayakan meninggalkan komentar ya. Supaya authornya rajin up. 🙏

1
Wiwin Winarsih
klo makin seru bingung mau komen apa kak fie... pokok'y lanjut....💪💪
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Wow, kalo d penjara bisa seumur hidup nih
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Jadi selama ini mereka hidup bahagia dan bergelimang harta dalam penderitaan orang lain..
Nurhartiningsih
jahatnya ardito
N I A 🌺🌻🌹
ternyata keluarga maling dan pembunuh si yudha, beneran iblis si ortu yudha
Salim S
tebakan ku benerkan kalau ortu nya thalia punya sesuatu yg sangat berharga...dan itu sebuah perusahaan besar...enak banget nyuri perusahaan hingga puluhan tahun...jangan kasih ampun thalia...tuan christian masih manggilnya Tuan sama s jambul ya....
Ltfh
ternyata para mantu dan calon mantu keluarga wiguna dan adhitama orang berada,meskipun awalnya tidak tahu dan akhirnya kebongkar kelicikannya ditangan keluarga wiguna dan adhitama....lanjutyt
N I A 🌺🌻🌹
tapi kemaren kan mobil yg di pake ranfandra mobil nya mami nya berarti niat awalnya pengen nyelakain mami nya, salah pilih lawan kalian
AZLAN Hidayat
wah bener2 y keluarga si Yuda, kasihan Talia dan adiknx ,,,,,
Rahmawati Abdillah
saya juga curiga kecelakaan itu adalah sabotase ardito
Madi Virgo
ya allah kok tambah seru ya kak... kan aq jadi kepengen kakak up date trus😘😘
Ida Farida
kebongkar kan kamu /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kie Riezky
tuh kan ternyata Talia anak orang kaya,jahat dan kejam banget orangtua nya Yudha ..
Rahmawati Abdillah
jangan varsha dan Talia penasaran,kami pembaca gin kepo berat
Santi Simarakayang
lanjut kk
Riris
akhirnya talia dan varsha tau kebenaran nya
Saadah Rangkuti
benar2 keluarga jahannam itu 😡😡😡
nonaleutik
Mak bapak Yudha bener2 yee syaitonnirojim
Ida Lestari
trnyata jahat bnget ya keluarganya si Yudha tu....emang yg mau jdi anggota kluarga Wiguna tu trnyata GK main2,mereka smua tu mutiara yg trpendam.....
lanjut trus Thor
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!