Ingin melihat Tim Nasional Indonesia bermain di panggung Piala Dunia? Simaklah! Jalu akan membawa kalian ke dunia yang tidak pernah kalian bayangkan sama sekali.
Di saat karirnya sebagai presenter sedang naik daun, Jalu harus menerima pil pahit yaitu pemecatan kerja tanpa alasan yang jelas dari pihak perusahaan, hal ini membuat Jalu sangat frustasi dan mengalami kemunduran dalam hidup.
Jalu memutuskan untuk menjadi seorang agen sepak bola dan perjalanan karirnya sebagai agen sepak bola akhirnya berjalan sangat baik tapi suatu ketika, semuanya mulai berubah dengan dimulainya penolakan perpanjangan kontrak agen - pemain dan pemutusan kontrak dari para pemainnya.
Pil pahit kedua Jalu telan kembali dan membuat hidupnya hampir hancur tapi pertolongan dari sang Ibu membuat karir Jalu sebagai agen sepak bola mulai bangkit kembali sampai Jalu di kenal sebagai seorang legenda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon c a i n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26.
Dengan masalah sebelumnya yang akhirnya teratasi dan terselesaikan, Jalu dengan bantuan Ramon mulai mengoperasikan kembali sosial media agensinya.
Ramon mengupdate beberapa informasi kecil di fitur mystory dari aplikasi sosial media Stargram.
Meski jumlah pengikut dari akun sosial media agensinya masih berjumlah sedikit, Jalu merasa tetap perlu melakukannya karena selain untuk memberikan kabar kepada beberapa orang, hal lainnya adalah membangun momentum untuk nama dari para pemain dan agensinya sendiri.
Dengan informasi yang di bagikan tersebut, beberapa pengikut dari akun sosial media agensi Jalu juga akhirnya ikut berkomentar mengenai catatan kontribusi dan penampilan para pemainnya di kolom komentar.
Meski masih sedikit dan sepi sekali, itu tidak masalah sama sekali. Semuanya perlu waktu dan mungkin kedepannya akan menjadi ramai dan mungkin juga menjadi tempat bagi para penggemar sepak bola untuk berdiskusi.
Karena masalahnya sudah terselesaikan, Jalu kembali mendatangi ketiga pemainnya tersebut meski mereka masih di awasi oleh Ramon.
Jalu mendatangi ketiga pemainnya itu dan memberikan pesan singkat bahwa mereka hanya perlu fokus pada sepak bola saja dan berikan yang terbaik untuk setiap penampilan mereka di atas lapangan, untuk masalah di luar dari itu, biar dirinya dan Ramon yang menyelesaikan.
.....
"Bagaimana kabar Emir? Apakah penampilannya akhir akhir ini memuaskan?"
Jalu duduk bersama dengan pelatih atau Paman Ryan yang merupakan salah satu staf dari kepelatihan tim Elite Pro Persebaya Surabaya U 18.
Dengan kedekatan keduanya yang sudah terjalin saat Jalu menemui Emir kala itu, Jalu menjadi lebih akrab dengan pelatih Ryan ini bahkan Jalu sering mendapatkan kabar mengenai Emir darinya.
Selain itu, melalui pelatih Ryan jugalah Jalu mendapatkan kabar kabar tambahan dan bahkan pelatih Ryan merekomendasikan beberapa pemain mudanya untuk Jalu jadikan sebagai kliennya.
Mengenai pemain lain, Jalu tentu hanya mengangguk saja tapi dalam hatinya Jalu menolak karena tidak ada yang cukup luar biasa kecuali satu pemain saja yaitu Marselino Ferdinan.
Meski cukup luar biasa, Jalu tidak bisa menjadikan dia sebagai kliennya karena Marselino sudah memiliki agen.
Marselino ini menjadi teman duet untuk Emir di lini tengah dan bahkan melalui informasi pelatih Ryan, ada isu bahwa Emir dan Marselino akan di segera di promosikan ke tim utama.
"Sangat memuaskan, dalam beberapa laga di Elite Pro League ini, dia sudah melaksanakan tugasnya sebagai gelandang dengan baik."
"Penampilannya di atas lapangan sangat bersinar dan kontribusinya untuk tim juga sangat terlihat."
"Hoo? Berapa jumlah gol dan assist yang dia miliki saat ini?"
"2 gol dan 3 assist."
Mendengar jawaban pelatih Ryan mengenai kontribusi Emir, Jalu hanya mengangguk ringan dan tatapannya tertuju ke lapangan dimana Emir sedang berlatih.
"Ngomong ngomong Paman, apakah isu yang kamu katakan sebelumnya benar?"
"Mengenai promosi ke tim utama?"
"Umm, jika apa yang kamu katakan itu benar, maka seharusnya pihak klub khawatir dengan kontrak yang ada pada Emir sekarang bukan?"
"Kenapa bukan kamu yang mendatangi klub saja untuk mendiskusikan kontrak baru untuknya?"
"Aku? Bukannya aku tidak menghormati mu dan klub, tapi—"
Perkataan yang akan Jalu ucapakan terpotong oleh nada dering ponsel Jalu yang tiba tiba berdering—tanda adanya panggilan masuk.
Dengan meminta maaf pada pelatih Ryan untuk menunggunya sebentar, Jalu segera mengeluarkan ponselnya untuk melihat siapa yang menghubunginya.
Melihat tidak ada nama terlampir pada kontak pemanggilnya, Jalu mengangkat kedua alisnya karena penasaran siapa yang menghubunginya di waktu waktu seperti ini.
"Halo! Dengan siapa ini?"
"Hanafi, direktur akademi Persebaya Surabaya."
Jalu mengangkat kedua alisnya kepada pelatih Ryan untuk memberitahu bahwa ini dari pihak yang di kenal oleh pelatih Ryan.
Memikirkan panggilan yang di lakukan ini, Jalu dengan cepat mengetahui tujuan dari panggilan pihak lain.
"Oh, apakah panggilanmu ini ada hubungannya dengan pemain ku, Emir?"
"Benar sekali, bisakah kita bertemu?"
"Bisa, kebetulan aku sedang di Surabaya."
"Baguslah, mari bertemu di tempat ..."
"Tidak perlu ketempat itu, aku sekarang berada di tempat latihan tim Emir."
"Kalo begitu tunggulah disitu, aku akan kesitu segera."
Panggilan di akhiri dengan sepihak oleh Hanafi dan sepertinya dia juga terburu buru untuk mendatangi Jalu dan mengobrol mengenai kontrak Emir.
Memikirkan kontrak Emir, Jalu segera mengingat percakapannya dengan Emir saat itu. Emir mengatakan bahwa jika bisa, dia ingin tetap bertahan di Persebaya Surabaya dan bermain untuk tim ini tapi ada kegundahan dalam hatinya bahwa dia ingin sekali merasakan kedekatan teman temannya itu seperti keluarga karena selama ini dia kesepian, sendirian dan tinggal di rumah kumuh.
Masalah kegundahan hatinya itu bisa terselesaikan jika Emir pindah klub tapi keinginan Emir yang masih tetap ingin bertahan perlu di pikirkan juga.
'Apakah gaji yang besar dan bisa menyewa tempat yang lebih baik akan meringankan dan menghilangkan kegundahan hatinya? Jika bisa, maka yang perlu di perhatikan adalah gaji pemain itu sendiri.'
"Orang yang menghubungi ku tadi adalah direktur akademi mu, Paman."
"Hanafi?"
"Iya, dia akan datang kesini dan sepertinya—tujuannya itu untuk melakukan negosiasi awal perihal kontrak baru Emir bersama klub sebelum aku berhadapan langsung dengan direktur tim utama."
"Oh, kuharap kamu bisa memberikan wajah untukku dan membiarkan Emir bertahan dulu di klub."
"Semoga."
.....
"Jalu Sundara! Agen dari Emir."
"Senang berkenalan denganmu, Pak Hanafi."
"Sama sama. Kalo begitu mari kita ke topik utama."
"Silahkan."
"Emir mendapatkan terobosan dalam kualitasnya dan penampilannya serta kontribusinya untuk tim baru baru ini sangat memuaskan. Aku sudah merekomendasikan Emir ke atasanku untuk di promosikan ke tim utama dan itu sudah disetujui. Hal yang tersisa adalah kontrak yang perlu di perbarui supaya kami lebih nyaman untuk memberikannya waktu bermain."
"Silahkan lanjutkan!"
Jalu meminta agar Pak Hanafi terus melanjutkan perkataannya karena Jalu sudah jelas tahu mengenai hal ini dan yang perlu Jalu dengar dan ketahui sekarang adalah informasi dari besaran gaji dan durasi kontrak yang akan di tawarkan oleh klub untuk Emir.
"Kami sebagai pihak klub sudah melatihnya selama ±5 tahun, kami juga sangat senang dengan kualitasnya saat ini, kami juga sangat menantikan masa depannya, jadi kontrak yang bisa kami berikan adalah ini, silahkan dilihat dulu!"
Jalu mengambil sebuah dokumen yang terlihat seperti baru saja di buat. Mengenai dokumen kontrak ini, ini mudah untuk di buat dan di ubah kapan saja.
[Durasi kontrak : 3 tahun
Peran di klub : Bench
Gaji : €4.500/bulan (€54.000/tahun)
Bonus & hal lainnya : ...
Bonus penandatanganan : €3.000
Informasi : Dapatkan menit bermain reguler, kamu adalah masa depan klub, kamu bisa menjadi pemain utama
Catatan : Kenaikan gaji/tahun sesuai dengan kualitas pemain dan kontribusinya terhadap tim]
'Apakah klub sebesar Persebaya Surabaya benar benar memberikan gaji seperti ini? Apakah mereka lupa dengan apa yang dikatakannya dan tuliskan di sini?'
'Sudah jelas bahwa dia, Emir adalah masa depa klub nya, tapi gaji seperti ini benar benar tidak menghargainya, setidaknya gaji 6000 atau 7000/bulan lebih tidak masalah sama sekali untuk pemain muda berbakat dengan potensi yang menjanjikan dan mengingat kualitas yang saat ini sangat memadai untuk berkompetisi di Liga 1 Indonesia. Apalagi mengingat bahwa ini adalah klub sebesar Persebaya Surabaya.'