Tak pernah terbayangkan dalam benak Bella, bahwa dia akan menjadi pemuas seorang cassanova setelah kepergian ayahnya.
Cerita ini bermula dari sang tante yang menjualnya. Membuat dia terjerat pria yang tak memiliki komitmen itu. Pria yang selalu menatapnya dengan tajam, tetapi begitu mendamba tubuhnya. Dia, William Hognose Liem.
Akankah kisah mereka berujung bahagia? Atau justru selamanya Bella akan menjadi pemuas hasrat William saja? Ikuti kisahnya di sini, dan jangan lupa follow akun sosial media author.
Ig @nitamelia05
Fb @Nita Amelia
Salam anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Tidak Ingin Diganggu
Setelah bertengkar dengan Bella, William memutuskan untuk pergi untuk sekedar menghilangkan penat di kepalanya. Dia menyambangi sebuah klub malam, kemudian memesan beberapa botol minuman.
Di sudut ruangan, dia menikmati cairan beralkohol itu sambil mengepulkan asap rokok. Sementara musik berdentum begitu keras, memekakkan telinga. Mengiringi gerak tubuh para manusia yang sedang berjoget ria.
William sedang butuh waktu untuk sendiri, jadi dia tak ingin diganggu siapa pun. Bahkan dia mengusir tiap wanita yang ingin mendekatinya. Namun, ternyata salah satu dari mereka ada yang lancang dan tak mendengarkan apa kata William, ia terus menggoda William berharap pria itu membawanya naik ke atas ranjang.
"Saya jamin, saya bisa puaskan anda, Tuan," ucap wanita itu dengan nada manja, tetapi terdengar begitu menjijikkan di telinga William.
Seperti bukan William sang cassanova, karena pria itu tak berhasrat seperti dulu pada wanita-wanita yang menghampirinya. Namun, William berpikir semua itu karena perubahan suasana hatinya. Maka dari itu, rasanya tak ada yang menarik di matanya.
"Aku tidak ingin diganggu!" cetus William tanpa mengalihkan tatapannya. Dia menyilangkan kaki sambil mencari posisi yang nyaman.
Namun, wanita yang ada di hadapannya seolah tuli, karena tak mendengarkan instruksi William. Bahkan dia dengan berani membelai lengan William dengan lembut, membuat pria itu mengatupkan gigi dengan rahang yang mengeras.
"APA KAU TIDAK MENGERTI BAHASA MANUSIA?!"
Seketika tatapan William berubah menggelap, kemudian tangannya tak sengaja mendorong wanita yang berusaha menggodanya. Hingga wanita itu terjungkal ke lantai.
"Aw!" ringis wanita itu.
Dan tentu saja semua itu mengundang perhatian banyak orang. Mereka berbondong-bondong menatap William yang kini sudah berdiri, bahkan dengan satu kali amukan William memecahkan botol kaca dengan melemparkannya ke dinding.
Crank!
"Argh!" Beberapa orang yang terkejut pun berteriak dan membelalakkan mata. Begitu juga dengan wanita yang baru saja menggoda William. Dia terlihat ketakutan, karena tak biasanya pria yang ia goda akan semarah ini.
Astaga, apakah malam ini aku akan mendapat masalah?
William dengan mulut yang membisu hendak melangkah ke arah wanita yang masih berdiam diri di tempatnya. Namun, langkahnya langsung dicegah oleh seorang pria, dia adalah penanggung jawab klub malam yang William singgahi.
"Tuan William, kita bisa bicarakan semuanya dengan baik. Tidak perlu marah-marah seperti ini. Kalau dari pihak kami salah, mohon dengan sangat dimaafkan," ucap seorang pria yang memiliki mata sipit itu, dia mencoba menarik William mundur. Karena ia tahu kalau pria ini sudah marah, maka bisnisnya akan ikut kacau.
Tangan William terkepal.
"Cih, suruh pekerjamu itu pergi ke dokter, kurasa telinganya disumpal sesuatu!" ucap William dengan tatapan yang masih sama. Tajam dan menyeramkan.
"Ya, Tuan, biar nanti saya yang mendisiplinkan dia. Sebagai permintaan maaf, biar saya traktir anda beberapa botol minuman lagi, oke?" bujuk pria itu agar suasana hati William kembali stabil.
William mengembuskan nafas kasar, kemudian memilih untuk pergi dari klub tersebut. Dia merogoh dompet, kemudian melemparkan semua uangnya ke meja. "Aku tidak akan datang ke sini lagi!"
Kemudian ia melangkah keluar, membuat pria yang ada di belakang tubuhnya langsung memejamkan mata. Takut kalau William malah bertindak berlebihan.
***
Semenjak pertengkaran antara William dan Bella, sampai saat ini mereka masih enggan untuk bicara. Karena William memilih sikap seolah acuh tak acuh, sehingga membuat Bella bertambah semakin kesal.
Ya, dia tahu bahwa William tidak akan pernah bisa mengaku salah dan meminta maaf. Karena pria itu berpikir bahwa setiap tindakannya benar.
Namun, Bella pun tak ingin memulai, alhasil suasana di apartemen pun berubah menjadi sangat dingin. Apalagi kini Leo sedang tidak ada, karena pria itu sibuk di rumah sakit milik keluarganya. Dan memilih untuk pulang ke rumah kedua orang tuanya.
"Aku pulang malam!" ujar William sebelum meninggalkan meja makan, karena malam nanti pertunangannya dengan Deborah akan dilangsungkan. Namun, seperti keinginan William, ia tidak ingin ada satu pun media yang mengabarkan berita tersebut.
Mendengar itu Bella pun mengangkat kepalanya dan hanya memilih untuk mengangguk. Dan William tak ambil pusing, dia langsung melenggang pergi bersama Jo untuk pergi ke perusahaan, sementara Bella kembali menyantap sarapannya.
Namun, saat pintu sudah tertutup dan William tak lagi terlihat dalam pandangannya, Bella langsung berhenti mengunyah dengan bola mata yang memanas.
"Sampai kapan kita akan seperti ini?"
Ternyata Lena ibu tiri sangat jahat membunuh suaminya sendiri secara perlahan yang adalah ayahnya Bella demi meraup harta, benar-benar gila
Benar kata William Lena bak ibu peri tapi memang wanita bodoh.
Deborah mengorbankan diri demi William tapi nyatanya juga malah mau bunuh William.