DIKEJAR KAWIN

Rezel tertunduk lemah, ia tidak berani menyela ucapan Vira. Ia hanya bisa mengeratkan pegangan tangannya di sela jari-jari tangan Vira. Rasa takut kehilangan membuat Rezel menjadi lelaki lemah.

Bukan Rezel tidak ingin jujur, hanya saja Rezel takut Vira menggugat cerai. Ia tahu, itu akan terjadi di dalam rumah tangganya. Namun apa salahnya Rezel berharap lebih akan pernikahannya dengan Vira. Baginya, Kinanti hanyalah masa lalu yang perlu ia buang jauh-jauh.

Terlalu lama menunggu membuat Vira sedikit bosan. Terhitung sudah setengah jam Vira menunggu dengan sabar. Pemikiran Rezel tentang Vira adalah kesalahan besar, nyatanya Vira sendiri dengan ikhlas akan memaafkan sang suami asalkan suaminya harus jujur. Namun nyatanya Rezel tetap dengan pemikirannya.

"Bang ... biarkan aku pergi!" Kata itu meluncur sudah dari bibir Vira. Hati Rezel sudah ketar-ketir mendengarnya. Tentunya Rezel belum siap untuk kehilangan istrinya. Namun nyatanya Vira tidak sekuat itu untuk bertahan di sampingnya.

"Sayang, mau pergi kemana?" Rezel sudah berkeringat dingin, bayangan perpisahan sudah di ujung mata.

"Tolong jangan tinggalkan abang!" Ujarnya lagi, Rezel rela bersimpuh di hadapan Vira agar Vira mau memaafkan.

Vira menggeleng, ia tentu tidak sekuat itu menerima. Hatinya terlalu sakit, suaminya selalu menganggap dirinya tidak berarti. Jadi untuk apa hubungan rumah tangganya di pertahankan?

"Untuk apa lagi hubungan rumah tangga kita ini di pertahankan? sedang abang sendiri menghancurkan kepercayaanku!" Vira mempertanyakan kegundahan yang di rasakan dalam hatinya. Mata Vira sudah memerah, ia terlalu lemah di hadapan Rezel. Suaranya semakin serak, ia sebenarnya tidak siap mengatakan itu. Tapi, apa boleh buat? Nyatanya Rezel sendiri tidak mau mempertahankan pernikahan mereka.

Ya, meskipun Rezel belum jujur dengan Vira. Vira sudah mendengarnya langsung dari mulut wanita itu. Bahkan, sebelum Rezel pulang. Wanita itu telah mengirimkan sebuah voice note ke nomor Vira. Entah dari mana Kinanti mendapatkan nomor Vira, sehingga wanita itu dengan tidak tahu malunya malah mengancam Vira dan meminta Vira untuk meninggalkan Rezel.

Awalnya Vira sama sekali tidak menginginkan perpisahan dengan sang suami. Bahkan ia tidak rela Rezel memilih wanita itu. Tapi disini, hatinya terlalu sakit. Dari awal merebaknya video tersebut, apa salahnya Rezel mencarinya dan mengungkapkan kesalahannya. Namun disini, sikap Rezel seperti tidak menganggap Vira sebagai istrinya.

Rezel menggeleng, ia sama sekali tidak menginginkan perpisahan dengan Vira.

"Aku mau ... ceraikan aku!" Hati Rezel remuk mendengarnya. Bahkan tubuhnya terhuyung ke belakang. Ia tidak menyangka Vira akan mengatakan hal itu.

Sekarang semuanya sudah terlambat, kesalahan yang ia lakukan terlalu fatal. Rumah tangga yang ia jalani berpuluh tahun sudah hancur karena ulahnya.

Rezel menatap sang istri, berharap masih ada pancaran cinta di mata Vira. Namun nyatanya, Vira malah membuang muka.

"Sayang ... abang akan jujur. Tapi tolong beri abang satu kesempatan lagi, abang tidak menginginkan perceraian ini!" Vira tersenyum sinis mendengarnya.

"Kesempatan apa lagi yang akan abang minta?" Tentu Vira jengah mendengar ucapan Rezel yang terlalu berbelit-belit, kalau Rezel mau jujur harusnya sudah sedari tadi di lakukannya.

Rasa cinta terhadap sang suami, memang membuatnya menjadi wanita lemah. Maka dari itu, ia mesti berusaha untuk kuat dan tidak akan membuang air matanya lagi setelah ini. Mungkin perpisahan adalah jalan terbaik meskipun Mama Freya tidak akan tinggal diam begitu saja.

~

Azlan sedari tadi mendengarkan pertikaian Mama dan Papanya. Ia menjadi paham, ternyata sang Papa telah berselingkuh dengan wanita itu. Ya, wanita itu yang telah menghancurkan mentalnya.

Azlan sama sekali tidak menyangka, penyebab utama Azlan mengalami trauma adalah karena ulah Papanya sendiri yang membawa wanita itu ke dalam kehidupan mereka.

Azlan perlahan mendekati kedua orang tuanya. "Apa maksud semua ini, Pa?" Mata Azlan memerah, bahkan kedua tangannya terkepal kuat. Azlan berusaha untuk mengontrol emosinya, ia perlu mendengar alasan yang jelas.

Rezel semakin tertekan, dua orang yang di sayangi malah menatapnya dengan penuh kebencian. Bagaimana ia harus menjelaskan? Azlan sepertinya sudah mengetahui semuanya.

Rezel mengusap wajahnya, seketika keringat bercucuran di pelipisnya. Ia bingung harus berbicara dari mana dulu. Rezel merasa frustasi, dua orang yang ia sayangi sudah ia sakiti.

"Papa minta maaf, ini salah Papa."

Azlan hanya diam mendengarkan. Ia ingin mendengarkan kelanjutannya dari mulut sang Papa. Dari tadi ia hanya bisa menduga, apa wanita itu sebelumnya sudah berniat membalaskan dendam dengan menyakiti mentalnya. Sedari kecil Azlan mengalami trauma seperti itu, karena ulah wanita yang baru di ketahui menjadi selingkuhan sang Papa.

"Kinanti adalah tantenya Ayesha."

Jdar

Kenyataan apa lagi yang telah di sembunyikan sang Papa. Mengapa hari ini semuanya terungkap, bahkan di hati Azlan masih terukir nama wanita itu.

"Apa maksud kamu bang?" Vira menanggapi, ia terkejut mendengar pengakuan sang suami. Vira tidak menyangka, puteranya malah di jodohkan dengan keponakan wanita itu. Entah dimana letak otak Rezel, hingga mengambil langkah gegabah seperti itu.

"Kamu benar-benar gila!" Vira merasa suaminya tidak waras. Mana mungkin ia mau berbesan dengan keluarga Ayesha yang baru diketahui telah menghancurkan rumah tangganya.

Rezel terima makian yang di lontarkan Vira, ia juga tidak kepikiran ke hal seperti itu saat menjodohkan Ayesha dengan Azlan.

"Kinanti juga yang telah membuat Azlan trauma seperti itu. Ia tidak terima saat Papa memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan kami." Rezel tertunduk saat ia kembali untuk berkata jujur, sudah jelas istrinya marah besar saat mengetahuinya. Namun berbeda dengan reaksi Azlan, mungkin puteranya sudah mengetahui hal itu sebelumnya.

Plak

Sebuah tamparan mendarat ke pipi kanan Rezel. "Tega kau menyakiti puteraku!" Vira tentu marah besar mendengarnya, ia tidak menyangka puteranya seperti itu karena ulah Kinanti. Hati wanita mana yang tidak sakit, sudah di selingkuhi sekarang malah mengetahui kebenaran yang lain.

Azlan terlalu berharga buat Vira ketimbang mempertahankan sang suami yang tidak punya otak dan telah menyakiti hatinya terlalu dalam. Luka hati yang di rasakan Vira sudah terlalu dalam, kekecewaan semakin terasa yang di rasakan oleh Vira. Mungkin perpisahan memang jalan yang terbaik untuk Vira dan suami.

Suami yang Vira anggap terlalu baik ternyata telah menghancurkan hatinya. Vira semakin histeris, ia tidak terima puteranya menderita seperti itu.

"Kau yang telah menghancurkan kehidupan puteraku!" Vira memukul suaminya dengan membabi buta.

Rezel hanya bisa pasrah menerima pukulan demi pukulan yang diberikan Vira. Ia tahu Vira sangat kecewa dengannya.

"Aku pikir ... aku menikahi pria yang baik. Ternyata aku menikahi pria bajingan sepertimu!" Vira masih saja melontarkan ucapan pedas. Ia masih tidak terima dengan kenyataan yang ia dengar.

"Ma ... sudahlah Ma. Kasihan Papa." Azlan masih saja membela sang Papa saat melihat Rezel sudah kesakitan dan tersungkur ke belakang.