Aku dan Dia, dipertemukan Tuhan dengan status sebagai 'MUSUH BEBUYUTAN'.
Hari pertama masuk sekolah menengah atas, Aku dan Dia sudah menjadi couple 'TOM AND JERRY'.
Setiap hari kita ribut dan bertengkar tiada henti.
Sampai suatu hari...
Kita adalah MUSUH BEBUYUTAN TAPI MENIKAH.
Pernikahan yang seumur jagung, tapi berdampak luar biasa sampai usiaku kini 25 tahun.
Hingga suatu ketika, Tuhan mempertemukan kita kembali di cottage sebuah kota yang jauh dari keramaian kota.
Pertemuan yang membuka kembali kenangan lama Aku dan Dia. Semua kisah lama, akankah mendekatkan kembali Aku dengan JANDAKU dimasa lalu?
🙏🙏🙏Mohon dukungannya di MUSUH BEBUYUTAN TAPI MENIKAH, please...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMY DOANK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JANDAKU (6) Jangan Sampai Aku Khilaf
Entah apakah malam ini adalah malam yang panjang bagiku, ataukah kebalikannya.
Aku, tak bisa pejamkan mata ini walau hanya sekejap saja.
Aku takut ini hanya mimpi. Dan tak ingin segera sadar lalu mimpi menghilang.
Tidur berhadapan dengan memandangi wajah imut lucu penuh kepolosan.
Hhh...! Hei belut! Tidakkah kau waspada padaku, gadis cantik? Kau terlihat begitu santainya berbaring di atas ranjang kecil ini bersamaku yang notebenenya adalah laki-laki dewasa. Bulan depan usiaku 25 tahun, belut! Test*sku tentu saja sudah berkembang sempurna. Bahkan aku sudah bisa membuahi rahimmu dan menciptakan anak yang lucu jika kita bercinta. Aku bukan lagi lelaki muda nan polos tujuh tahun lalu, belut! Tidakkah kau takut aku khilaf dan memperkos*mu?
Hhh...
Kuusap pucuk kepalanya.
Sepertinya Alifah benar-benar lelah hari ini. Ia tertidur lelap sekali.
Bahkan berkali-kali kusentuh anak rambut serta pipinya, gadis itu seperti tak merasa. Tetap diam tak bergeming.
Belut, belut! Bisa-bisanya lo tidur nyenyak begini tanpa berfikir hal-hal yang buruk bisa saja terjadi. Hiks...! Junior gue sakit. Rasanya sesak dalam wadahnya karena terjepit.
Aku perlahan bangkit dari ranjang.
Ingin rasanya memeluk erat tubuh ramping di hadapanku dan menelannya hidup-hidup. Berharap gadis ini adalah milikku sepenuhnya. Tapi..., lagi-lagi hanyalah helaan nafas saja yang menjadi langkahku mengingat tunangannya yang seorang selebram terkenal dengan ratusan ribu followers setia.
Anj*ir! Masa gue mesti bersaing sama cecunguk tulang lunak yang gantengnya itu karena perawatan intensif dan skincare mahal hasil endorsan! Hadeeuh! Ya kalah telak lah gue!
Setelah puas pandangi wajah imut JANDAKU itu, aku berdiri dan melangkah menuju kamar mandi.
Tak bisa menahan hasrat di jiwa, tapi aku juga tak kuasa melakukan hal jahat pastinya pada Alifah.
Pelampiasanku adalah, mandi dan main sabun.
Gatot gelo! Bisa-bisanya lo ngocok di kamar mandi padahal ada seorang gadis yang dulu cinta sama elo sedang tidur tanpa sadar di atas ranjang kayu sekamar sama elo!
Gue memang pengecut! Tapi gue bukan pecundang! Gue ga akan berbuat nista demi keinginan syahwat gue yang udah di ubun-ubun hasrat bercintanya! Persetan sama setan yang terus-terusan goda gue! Kalo emang lo setan mau nantangin gue, hayo deh... kita lakonin di kamar mandi!
Jangan sampai aku khilaf. Jangan, jangan!
Melepaskan partikel-partikel hormon yang begitu memuncah di saluran pen*sku lewat adegan halusinasi yang berulang-ulang.
Air yang dingin bukannya membuat juniorku melemah, justru semakin tegang dan gagah perkasa.
Ya Tuhan! Jangan sampai aku khilaf!
Tiga jam aku bertahan di kamar mandi. Sampai akhirnya lemas sendiri dan tak sadar waktu telah menjelang pagi.
Melelahkan sekali malam horor ini!
Tapi berbeda dengan Siti Alifah yang justru terlihat segar bugar dengan wajah innocentnya polos tanpa make up-an.
"Lo udah mandi, Tot? Jagoan banget lo mandi subuh-subuh begini!?" ledeknya tanpa perasaan.
Hiks, beluuut! Bisa-bisanya otak lo mirip bocil usia belasan tahun yang ga ada pemikiran apapun tentang kegiatan gue semalam!
"Gue mau cari sarapan dulu!" jawabku tak menggubris pertanyaannya.
Suasana pagi yang dingin dan sejuk, ternyata tidak menghambat para penduduk sekitar yang ternyata sudah ramai beraktifitas.
Justru keadaan sekitar cottage justru ramai orang lalu lalang. Beberapa gerobak tukang dagang telah standby di samping penginapan.
Aku menyesal keluar tanpa mengajak Alifah. Ada banyak pilihan untuk sarapan pagi.
Semangkuk bubur ayam yang agak berbeda rasa dan penyajiannya di Ibukota menjadi sarapan pagiku di desa yang indah ini.
Sayangnya lagi, aku lupa membawa ponsel. Jadi tak bisa menelpon si belut agar segera turun dan sarapan bersamaku.
Tapi aku memutuskan membeli satu mangkuk lagi untuk kubawa ke dalam kamar sewaan kami. Juga tak lupa segelas teh manis panas sebagai minumannya.
Akila tampak segar dengan wajah yang bermake up tipis. Sangat menggemaskan.
Ia juga terlihat senang melihatku membawa semangkuk bubur dan teh manis panas dan mengatakan semua ini untuknya.
"Beneran itu buat gue? Ya ampuuun baik banget, IMUUUT!"
Wajahku memerah.
Biasanya marah tapi kali ini justru merasa bangga.
Tetapi dia terlihat begitu sibuk merapikan koper kecilnya itu.
"Mau berangkat pagi-pagi emangnya?" tanyaku penasaran.
"Ho'oh!"
"Betewe pacar lo ga calling tanya kabar lo koq, Lip?" tanyaku masih sangat kepo.
"Hadeuh! Mulai deh tuh mulut emak-maknya nyablak!"
Aku tahu, Alifah kesal. Aku hanya bisa mengumbar tawa kecil mendengar keberatannya atas pertanyaanku.
"Dia itu orang sibuk!"
"Ya seengga'nya pasti japri or VC keadaan lo saat ini khan harusnya!?"
"Gue sengaja gak bilang sama dia kalo gue ketinggalan kereta! Yang ada pasti bakalan panjang urusan. Dia bakal marah karena aku teledor! Hehehe...! Bryan lumayan bawel kayak elo!"
Aduh! Ga enak banget gue disamain sama tunangannya yang kayaknya badboy itu!
"Ya pertanda dia sayang banget sama elo!"
Perkataanku seperti tak digubris.
Alifah kini berfokus pada sarapan paginya dan makan dengan cepat.
"Makasih ya, Tot! Ini uang biaya penginapan! Gue pamit, mau berangkat ke stasiun kereta."
"Tunggu! Minta nomor hape lo!"
"Hah? Hahaha...! Gue kira lo ga mau lagi save nomor pribadi gue!"
"Ini, uangnya lo pegang aja! Biar gue yang bayar full penginapan. Gue masih akan disini sampe dua hari ke depan!"
Alifah terlihat senang. Dan mengucapkan kata terima kasih sekali lagi.
"Bentar, gue anter lo sampe stasiun!"
"Eh? Ga usah, Tot! Gue bisa naik becak kayak kemaren!"
"Gue udah sewa motor penduduk setempat di depan penginapan! Ayo, gue anter!"
Ini bukanlah momen yang tepat buatku mengungkapkan perasaan di dada. Tapi setidaknya, inilah caraku memperlakukan Alifah secara istimewa.
Semoga Alifah bisa melihat ketulusan hatiku dengan cahaya cintanya juga.
...❤BERSAMBUNG❤...