NovelToon NovelToon
KISAH TAK BERUJUNG Bad Senior In Love

KISAH TAK BERUJUNG Bad Senior In Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:6.8M
Nilai: 5
Nama Author: Sephinasera

SUDAH TERBIT CETAK


"Aku mau riset ke Jepang."

Menjadi awal dari kandasnya mimpi indah Anggi bersama Dio, the first love never die.

Ditambah tragedi yang menimpa kedua orangtua Dio, membuat masa depan yang sejak lama diangankan harus pupus dalam sekejap.

Namun ketika Anggi masih berusaha menata hati yang retak, Rendra datang hanya untuk berkata,

"I just simply love you."

"Gimme a chance."

A romantic story about Dio-Anggi-Rendra

--------------

Season 1 : Kisah Tak Berujung Bad Senior in love

Season 2 : Always Gonna be You

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephinasera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Eyes on You

Eyes on You

(Menatapmu)

----------------- 

Anggi

Ia merasa tak lagi menjejak bumi. Badannya seolah melayang-layang di udara. Why should that's me? Kenapa mesti dirinya yang mengalami kesialan mengenaskan ini? Huhuhu, ingin rasanya membenamkan diri ke dalam tanah, demi mengingat sikap buruknya tadi siang pada Rendra.

Ia jelas merasa bersalah karena telah menuduh Rendra yang mengirim hampers. Ditambah sikapnya yang lumayan buruk saat mengembalikan hampers pada Rendra. Kini harga dirinya mendadak berserakan di lapangan GSD.

Dan ia sama sekali tak pernah menduga, jika Dio lah yang mengirim hampers. Benar-benar kejutan. Dio? What a miracle.

Tunggu sebentar, jadi sekarang ... hampers dari Dio ada di tangan Rendra? Another horrible nightmare, keluhnya.

Berarti ia harus menemui Rendra (lagi), meminta maaf -bad idea-, meminta kembali hampers, say good bye. Tapi pasti tak akan semudah itu.

Ppfft, kepalanya mendadak tersungkur ke bawah.

Lagipula ia juga sih, segitu ge-ernya mengira Rendra yang mengirim hampers isi cokelat kesukaan. Jelas mengindikasikan kemampuan analisis yang lemah.

Dari mana Rendra bisa tahu coba, tentang detail kesukaannya. Apalagi cokelat. Mereka bahkan tak pernah benar-benar bicara. Tiap kali mereka bertemu isinya hanya berbeda pendapat, tegangan tinggi, yang ujung-ujungnya kesal dan marah.

Tapi, sejujurnya ia tak pernah menyangka, jika Dio bisa seromantis ini. Memberi surprise di tengah kesibukan kegiatan kepanitiaan ospek kampus masing-masing. Hampers kekinian yang bisa lintas kota, lintas propinsi. Hmm. Lamunan terakhir ini sedikit menentramkan sekaligus menghangatkan hati.

Jadi sekarang, misi utamanya adalah mengambil kembali hampers dari tangan Rendra. Dengan cara baik-baik, tanpa keributan, operasi senyap. Mission impossible huh.

Tapi, bagaimana jika ternyata Rendra tersinggung dengan sikap buruknya tadi siang? Atau bagaimana jika Rendra menolak memberikan kembali hampers Dio dengan berbagai alasan? Paling parahnya adalah, bagaimana jika hampers Dio sudah habis tak bersisa dimakan oleh Rendra dan teman-teman katingnya yang segambreng itu? Help.

Dari atas panggung, masih terdengar sajian musik apik persembahan dari Galaband. Sebagian besar panitia dan maba menikmatinya dengan ikut bernyanyi sambil berflashmob ria.

"Hei, bengong aja!" seseorang menepuk punggungnya. Ternyata teman-teman sesama cofas. Ada Ayu, Jihan, Dini, Revi, Riska, Elva.

Ia hanya bisa tersenyum kecut.

"Gabung sana yuk," tiba-tiba Elva menyeretnya untuk mendekat ke arah depan panggung. Di mana sudah berdiri deretan panitia, yang berjajar membentuk setengah lingkaran. Tepat di depan panggung utama. Diikuti oleh para maba yang masih berada di lapangan.

"Sebentar lagi mau ada special appearance," Elva jelas tak mampu menyembunyikan rasa suka citanya.

"Iya, barusan dapet bocoran dari anak seremonial," Ayu menambahkan dengan ekspresi wajah tak kalah sumringah.

"Eh, denger-denger, si Abang mapres 2 tahun lalu. Pas waktu kepilih jadi Presma," Jihan ikut nimbrung.

Ini lagi ngomongin siapa sih? Ia semakin mengernyit tak mengerti mendengar teman-teman sesama cofas antusias menceritakan tentang kehebatan seseorang. Tapi sebelum ia berhasil memahami, siapa yang sedang diobrolkan. Bahunya kembali ditepuk oleh seseorang.

"Kak Anggi."

Tepat saat ia menoleh ke belakang, Nezard sedang tersenyum lebar.

"Kenapa, Zard?"

"Sori telat, tadi nggak keburu habis tuker kado langsung moving," ujar Nezard sambil tersenyum malu. "Kita mau ngasih spesial gift buat Kak Anggi. Karena udah jadi cofas yang baik dan sabar selama seminggu ini."

"Oh ... so sweet ...." tapi justru Elva yang berbunga-bunga.

"Kita atau kita nih?" goda Ayu.

"Beneran, kita semua patungan buat ini," Nezard tersipu sambil menyerahkan sebuket bunga mawar merah segar, yang sejak tadi disembunyikan di balik punggung.

"Awww ....." semua orang yang berada di sekitar mereka mulai bersuit-suit.

"Buat Kak Anggi ... dari Wrekso21," tanpa diduga Nezard menyerahkan bunga sambil berlutut, dengan kaki kanan sebagai tumpuan. Persis seperti orang sedang melamar.

"Awww ...." semua yang berdiri di sekitar mereka kembali bersuit-suit. "So sweet ...."

Ia menerima bunga dari Nezard dengan muka merah padam menahan malu. Karena sebagian besar panitia dan maba yang berada di lapangan, memperhatikan tingkah Nezard sambil bertepuk tangan. Bukannya menonton penampilan Galaband di atas panggung.

"Kalau dari semua, kok cuma Kak Anggi aja yang dapat gift. Kak Zaki nggak dapat?" seloroh Elva setengah kepo.

"Kak Zaki udah duluan waktu habis tuker kado," terang Nezard sambil tertawa.

"Tuh," tunjuk Nezard ke arah kerumunan panitia di pinggir lapangan. Di mana Zaki sedang melambai-lambaikan topi, yang masih terdapat label harganya. Rupanya Nezard sedang mencoba meyakinkan cofas di sekitarnya, jika dia tidak sedang modus.

"Modus juga enggak apa-apa kok," lagi-lagi Elva menyahut. "Persaingan masih terbuka lebaaar," seloroh Elva penuh semangat, yang ditanggapinya dengan memutar bola mata.

"Serius masih avail Kak?" mata Nezard spontan membulat dan berbinar-binar. Disusul gelak tawa semua yang berada di sana.

"YA, SEBELUM KITA KEMBALI KE RUMAH MASING-MASING ...." begitu suara vokalis Galaband dari atas panggung meminta atensi dari audiens. Membuat Nezard pamit undur diri untuk bergabung dengan teman-temannya yang lain sesama maba di barisan belakang.

"KITA NYANYIKAN BERSAMA LAGU FAVORIT YANG PENUH MAKNA ...."

"Bunganya wangi," Elva mengendus-endus bunga di tangannya. "Anak buah kamu sama Zaki keren ih, pakai ngasih gift segala."

"OYA, SEBELUMNYA AKAN SAYA UNDANG UNTUK NAIK KE ATAS PANGGUNG ...."

"Kalo gugus kita udah janjian makan bareng di Amplaz minggu depan," Ayu menyahut. "Anaknya seru-seru."

"Aku juga, janjian nonton bareng tapinya," sambung Jihan. "Sekalian bonding sebelum SP (social project)."

"Ih, gugus kalian seru-seru ya," Elva mendadak masygul. "Kayaknya gugusku kurang bonding deh, apa memang anaknya cuek-cuek."

"WELCOMEBACK PARA SENIOR .... MARI KITA SAMBUT SENIOR-SENIOR GALABAND ...."

Sebuah lengkingan petikan bass menyita seluruh perhatian mereka, membuat konsentrasi kembali terpusat ke atas panggung.

"VINO KEYBOARD ...."

Diikuti suara keyboard dengan nada dinamis.

"HILDA BIOLA ...."

Satu-satunya perempuan yang ada di atas panggung, kini tengah unjuk kebolehan dalam menggesek dawai biolanya.

Tepuk tangan langsung menggema di seluruh penjuru lapangan.

"RENDRA BASIST ...."

Lengkingan suara bass elektrik kembali memekakkan telinga. Kali ini tepuk tangan semakin bergemuruh. Terutama dari para gadis, yang histeris melihat gaya Rendra memainkan bass.

"Nah kan, apa kubilang," Elva tersenyum penuh kemenangan.

"Keren parah ih," begitu pekikan sebagian besar para gadis, baik panitia maupun maba yang berada di lapangan.

Kecuali dirinya tentu saja. Sebab yang tengah berkecamuk di kepala adalah, bagaimana cara mengambil kembali hampers kiriman Dio dari tangan Rendra. Tanpa insiden apapun.

Sungguh ujian yang teramat sulit, batinnya lunglai.

"INDONESIA

MERAH DARAHKU, PUTIH TULANGKU

BERSATU DALAM SEMANGATMU ...."

Seluruh peserta di lapangan mulai ikut bernyanyi mengikuti aba-aba dari vokalis Galaband.

"INDONESIA

DEBAR JANTUNGKU, GETAR NADIKU

BERBAUR DALAM ANGAN-ANGANMU

KEBYAR-KEBYAR PELANGI JINGGA ...."

"Coba deh lihat ke panggung, Bang Rendra lagi lihatin kamu," bisik Elva di sela-sela menyanyikan lagu Kebyar-kebyar.

"Emang kelihatan gitu?" ia mendengus sekaligus mencibir tak percaya. "Jauh begini."

"Ish, nggak percayaan," Elva mengendikkan bahu.

Ia kembali mencibir. "Orang lagi lihat audiens juga."

"Dari tadi Bang Rendra lihat ke sini terus tahu. Ya ... masa lihatin audiens, mata Bang Rendra mengarah ke sini terus sih? Nggak mungkin kan?" tapi Elva tetap pada pendiriannya.

"Emang kenapa kalau dia lihatin aku?" lama kelamaan ia mulai penasaran dan memutuskan untuk memperhatikan panggung. Tepat disaat Rendra juga sedang melihat ke arahnya. Membuat mata mereka bertabrakan selama beberapa detik,

Tap Tap Tap

Namun ia lebih dulu merasa jengah, dan langsung berusaha keras mengalihkan pandangan ke arah lain.

Tidak, tatapan Rendra bahkan masih tajam meski dari jarak puluhan meter, gerutunya kesal. Merasa tak habis pikir dengan diri sendiri. Karena kini pipinya justru memanas hingga telinganya pun seperti ikut terbakar.

"Meneketehe," Elva mengangkat bahu sambil terus bernyanyi. "INDONESIA .... MERAH DARAHKU .... PUTIH TULANGKU ...."

Ia berdiri dengan perasaan yang semakin tak nyaman. Sebab merasa ada orang yang memata-matainya dari kejauhan.

"Dia masih lihatin aku nggak?" tanyanya ingin tahu.

"Masiiih," jawab Elva yakin. "Sekarang Bang Rendra malah lagi lihatin kamu dari atas sampai bawah."

Yang benar saja.

 ------------

Sementara itu di atas panggung, Aji yang sedang ikut bernyanyi bersama vokalis Galaband, berbisik ke arah Rendra yang sedang memainkan bass di sebelahnya.

"Udah, Ren, jangan dilihatin terus. Kasihan dia ... dari tadi noleh kanan kiri terus. Jadi salting kan anak orang."

Namun Rendra tak peduli, terus saja menatap lurus ke depan.

Sebab dari tempatnya berdiri saat ini, dengan jarak puluhan meter ke depan, Rendra bisa melihat dengan jelas, seseorang yang telah berhasil membuat hatinya gelisah belakangan ini.

 ----------------

"UNTUK SEMUA YANG HADIR DI TEMPAT INI, MARI KITA BERGANDENGAN TANGAN BERSAMA UNTUK INDONESIA JAYA ...."

Panitia dan maba saling bergandengan tangan, kemudian mulai menyanyikan lagu Indonesia Jaya bersama-sama.

Rasa nasionalisme dan kekeluargaan dalam sekejap telah menguar memenuhi seluruh penjuru lapangan.

"HARI-HARI TERUS BERLALU

TIADA PERNAH BERHENTI

SRIBU RINTANG JALAN BERLIKU

BUKANLAH SUATU PENGHALANG

HADAPILAH SEGALA TANTANGAN

MOHON PETUNJUK YANG KUASA

CIPTAKANLAH KERUKUNAN BANGSA

KOBARKAN LAH DALAM DADA

SEMANGAT JIWA PANCASILA

HIDUP TIADA MUNGKIN

TANPA PERJUANGAN

TANPA PENGORBANAN

MULIA ADANYA

BERPEGANGLAH TANGAN

SATU DALAM CINTA

DEMI MASA DEPAN

INDONESIA JAYA ...."

Selama menyanyi, ia memberanikan diri untuk memandang lurus ke arah panggung.

Tepat di mana Rendra juga sedang menatapnya tanpa jeda.

Mata mereka bahkan terus bertatapan sepanjang lagu Indonesia Jaya berkumandang memenuhi udara di seluruh lapangan.

Seolah sedang berbicara satu sama lain.

Eyes talk (mata yang berbicara).

Eyes on you (-dengan- menatapmu).

***

1
Lugiana
reread ping suwidak jaran panggah 😢😢😭😭😭😭😭
Umi Fauzan
cerita terbaik
Tutik Winarsih
baca lagi dan tak ada bosannya
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
Alhamdulillah punya teman yang baik y Nggi dan bisa diandalkan
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
the one and only ya Nggi
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
ayo Dio, keluar dari novel tanganin deh tekhnologi di negeri ini biar menjadi nomor satu di dunia
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
salting ya Nggi 😁
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
emang enak dikacangin 🤣
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
malah cubit2an
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
apa ya oleh oleh Dio
peuyeum kali ya
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
tu mah, camannya datang
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
caman idaman mama Nggi😁
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
mendengar namanya disebut aja bikin panas dingin ya nggi
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
cemilan legend yang masih eksis sampai sekarang
famita
mau baca ke berapa kalipun tetep mewek 😭
Afidatul Rifa
menyerahkan, menitipkan dgn sepenuh hati wanita yg qta cintai kepada laki" yg mencintai wanita itu, rasanya pasti nyesek tapi Dio bisa legowo itu loh yg bikin q banjir air mata, meski dah baca berulang-ulang 😭😭😭
Afidatul Rifa
udah baca lama banget sampe lupa alir ceritanya jadi mampir lagi deh
Devi Safitri
baca ulang 2025
Nita_Ria Nita
mampir lagi aku ,sdh baca yg ke 5 kli abis nya kngen SM Abang Rendra🤭🙈
Emiliya Wati
aku slalu memimpikan novel ini dibuat filmnya.. kira2 aktor yg cocok jadi Rendra siapa ya??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!