ISTRI STATUS

Sementara Revan begitu gelisah entah ada apa dengan perasaannya. Dengan tergesa Bagas menghampiri tuannya.

"Tuan"

"Cepat katakan"

"Nona tidak ada di rumah"

"APA!!!'

Suara Revan meninggi, namun tubuhnya kembali terduduk di kursi kerjanya.

'Apa dia sudah menyerah atau kah aku terlalu kasar, dia pergi entahlah apa benar dia pergi'

"Tuan"

Bagas segera menggoyangkan tubuh tuannya yang termenung.

"Ada apa Gas?"

Sam datang dengan map kerjasama yang menumpuk.

"Nona pergi dari rumah, tuan"

"Pulanglah, cari dia dan temukan dia"

Revan masih terdiam. Pikirannya mendadak buntu. Semua persoalan itu datang bertubi tubi.

Flashback on

Tepatnya 2 hari sebelum Ina mengalami pendarahan, Revan yang sudah rindu dengan Azio menyambangi tempatnya bersekolah.

Revan tahu jika Vina sedang mengadakan bisnis di luar negri dengan teman teman sosialitanya. Tapi setibanya di gerbang sekolah dasar itu bukan sang pengasuh yang menjemput anaknya, melain seorang wanita jasa penitipan anak dengan biaya yang fantastis.

"Daddy"

Anaknya memanggilnya, serta memeluk erat Revan.

"Saya daddy nya, jadi saya akan membawa anak saya untuk jalan jalan sebentar"

"Baik tuan, tolong antarkan dia ke alamat ini"

Revan mengerutkan keningnya, tapi dia langsung menerima alamat itu, alamat panti penitipan anak dengan kelas terbaik.

"Tuan tidak usah khawatir, sebab kami menjaga anak anak dengan sangat baik"

Ujar suster, seolah tahu pemikiran Revan yang seolah tidak percaya pada orang asing.

Revan menjalankan mobilnya menuju pantai, untuk family time karena sudah lama tidak menjumpai anak bujang tampannya.

"Azio jangan jauh jauh ya"

Anak lelaki berusia genap 10 tahun itu tersenyum dan mengangguk, bermain air yang menyejukkan mata di senja hari memang mengasyikan bukan?.

Tiba tiba ada suara notifikasi dari ponsel lelaki kecil Revan. Dengan santai Revan membuka short massage itu, mata Revan terbelalak melihat rentetan kata yang terpampang di ponsel anak semata wayangnya.

"AZIO SAYANG, KITA BERTEMU PAPAH YA NANTI MALAM"

Revan begitu di landa kegusaran akan isi pesan untuk sang putra, dengan segera menghapusnya. Mengantarkan putranya yang sebentar lagi menginjak remaja ke penitipan anak berkelas yang disewa sang istri.

"Azio kemana bik Lastri?"

"Bik Lastri sedang menjenguk anaknya di kampung daddy"

Revan manggut manggut karena baru saja dia menelpon wanita paruh baya pengasuh setia anaknya itu, bik Lastri justru di pecat dari Rumah Pinus milik Revan yang ditinggali istri sirihnya itu. Sekarang di tampung di istana utama Syahputra.

"Mamah berapa hari ke luar negri?"

Revan mengelus rambut legam putranya, Revan tahu lelaki kecil disampingnya itu sedang gusar, entah apa yang coba ditutupinya.

"Azio, daddy minta maaf selalu sibuk akhir akhir ini, tidak bisa selalu menemani mu"

Wajah lelaki kecil disebelah Revan menengok kesamping. Kembali tertunduk, entah apa yang menarik dengan kakinya.

"Apa Azio baik baik saja"

Azio mengangguk, lalu berucap dengan lirih.

"Daddy, mamah bilang daddy bukan daddy Azio, tapi orang lain"

Deg........

Bak di tusuk ribuan sembilu, Revan menghentikan laju mobilnya, menepikan ke dekat bahu jalan.

"Kapan mamah berkata seperti itu boy?"

"Sudah lebih dari 1 tahun, sejak daddy ke rumah mommy dan jarang berkunjung ke rumah mamah"

"Azio percaya"

Anak sulung Revan itu menggeleng.

"Lalu"

"2 bulan yang lalu, Azio sempat video call dengan papah, dad"

Azio menunduk, Revan semakin penasaran dengan cerita anaknya ini.

"Wajahnya mirip aku dad, dia juga seperti guru yoga mamah"

"Apa mamah bersama lelaki yang mengaku papah Zio?"

"Iya dad, mereka bilang sedang liburan dinegara singa"

Revan semakin tersentak, dengan penuturan anak 10 tahun itu, ya Revan masih ingat saat itu tepatnya 2 bulan yang lalu, Bagas asisten setianya mengatakan bahwa rekan bisnis mereka melihat istri sirihnya di negri singa dengan seorang lelaki menginap di hotel mewah.

"Baiklah, belajar yang rajin ya, anak daddy"

Azio mengangguk, namun ketika Revan hendak mencapai pintu mobilnya, Azio memegang lengan kekar Revan.

"Daddy tidak marah kalau mamah sama lelaki lain?"

"Nak itu urusan orang tua, tugas mu sekolah yang rajin agar kelak bisa membanggakan daddy"

Azio terdiam.

"Kata mamah, kalau Zio bilang daddy maka Zio akan di pukuli, sama dengan teman sekelas Zio yang mengetahui mamahnya berselingkuh dengan lelaki lain dan bilang ke ayahnya, dia di pukuli sampai koma"

Revan tertawa rupanya, anaknya sangat polos.

"Daddy tidak akan marah pada mu, apa lagi memukul mu, kau adalah jagoan Daddy"

Revan kembali mengelus rambut lebat anaknya, Azio memeluk daddynya dengan erat.

"Masuk dan istirahat"

Azio mengangguk, dan masuk ke dalam panti untuk istirahat juga belajar.

Revan menekan nomor untuk menghubungi seseorang.

"Cari bukti perselingkuhan Ravina dengan seorang lelaki"

Tanpa menunggu jawaban dari seberang teleponnya, Revan langsung menutup ponsel tersebut. Ponsel Revan kembali berdering, dengan segera mengangkatnya.

"Hem"

"Perusahaan kita diretas seseorang"

"Cepat lakukan tindakan, lalu laporkan hasilnya, apa saja yang sudah mereka ambil"

"Baik big bos"

Darah Revan sudah mendidih ingin menghajar Vina istri sirih kurang ajarnya. Namun itu tak sebanding dengan para karyawan yang sudah mengabdi di perusahaan Syahputra selama bertahun tahun, tidak mungkin Revan membiarkan perusahaan itu bangkrut, hanya demi meluapkan emosinya pada seorang wanita pengkhianat seperti Vina.

Sepasang pasangan mesum menunggu di kafe tempat mereka berkencan.

"Dimana anak mu, kenapa belum datang kita sudah 2 jam menunggu?"

Yuda dengan emosinya yang meluap itu menggebrak meja, sontak para pengunjung kafe itu melihat kearah mereka.

"Stop it, mungkin anak mu sudah tidur"

"Aku bilang juga apa?"

"Iya itu ide konyol ku"

"Lebih baik kita ke club malam"

Akhirnya mereka menghabiskan .alam mereka ditempat penghuni budak setan, menari, meracau bahkan berpesta sex.

Revan sampai di kantornya meski sudah malam, disana masih ada Bagas asisten setianya dan juga Sam kakak somplaknya.

"Kau ke......."

Revan mengangkat tangan, tandanya Sam harus tutup mulut.

"Bagaimana Gas?"

"Kita hanya kehilangan beberapa aset dan laba dari beberapa anak perusahaan"

"Berapa persen kita mengalami kerugiannya?"

"Hanya 20% bos"

"Baik, coba kau lacak dari mana dia tahu perusahaan kita"

"Sepertinya orang dalem bos"

Revan menghentikan langkahnya, menoleh pada asistennya sebentar.

"Baik kita lembur sekarang"

Revan bekerja dengan keras agar segera menutupi kerugian 20% itu, ada tim yang siap membantunya, namun Revan sadar mereka juga manusia yang memiliki keluarga di rumah.

Hingga tengah malam mereka tim yang membantu tugas Revan disuruh istirahat, sedangkan Revan, Sam dan Bagas melanjutkan tugas mereka, hingga pagi menjelang Revan belum menutup matanya barang sedetik pun.

"Bos istirahatlah"

"Kau duluan Gas"

"Tapi bis anda harus menjaga kesehatan"

"Jangan menggurui ku, pergilah"

Bagas istirahat di sofa ruang kerja Revan. Ketika pagi menjelang Revan sudah menyelesaikan pekerjaannya. Entah mengapa dia sangat menginginkan ice cream, dengan segera menuju toko tersebut, namun yang ditemukannya malah kembali istri sah nya juga berselingkuh dengan sepupunya.

Vina yang jadi pemicu emosi Revan, Ina yang hanya kebetulan saja berada disana membuat amarah Revan memuncak. Tanpa tahu kebenarannya, Revan segera pergi ke Rumah Bunga guna menunggu sang istri yang pasti akan pulang. Begitu emosinya, ternyata tuduhan Revan itu sangat berdasar, Revan tidak percaya akan tampang gadis polos itu yang mampu juga berkhianat.

Ina pulang ke rumah, dengan lancar tudingan demi tudingan dilancarkan Revan termasuk meniduri istri belianya hingga terkapar dan masuk rumah sakit. Meski ada rasa nyeri yang menyergap hatinya, namun Revan menyakini bahwa anak itu milik Ardi, meski demikian memang tindakan Revan sangat salah. Namun dia harus mengurus cabang luar negri nya yang terkena dampak sabotase dari seseorang tidak terdeteksi dan dengan gampangnya mengambil hasil yang di hasilkan dari kerja keras orang lain. Kini masalah semakin menghimpit hidup Revan, pekerjaan dapat diselamatkan, namun istri belianya menghilang, Revan sedang terbang kembali ke negara asalnya untuk mencari istrinya.

BERSAMBUNG