NovelToon NovelToon
Cinta Sheila

Cinta Sheila

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:483k
Nilai: 4.6
Nama Author: Iin Nuryati

Sheila gadis yatim piatu yg diasuh dan dibesarkan oleh pamannya, harus menikah dengan Steven, anak dari sahabat baik mendiang ayahnya. Tetapi Steven sudah memiliki kekasih, Nila.

Perjodohan yg memaksa mereka berdua terikat dengan sebuah pernikahan. Akankah cinta tumbuh di antara mereka berdua, sementara sang ibu mertua begitu membenci Sheila? Bagaimana kelanjutan dari pernikahan karena perjodohan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa Bersalah

Pagi ini selesai sholat subuh Sheila ke dapur, memasak untuk sarapan. Steven sebenarnya masih melarang tapi Sheila berhasil meyakinkan Steven kalau dia sudah baik-baik saja.

Semalam Steven pulang jam sembilan malam. Danny dan Lusia pulang sesudah Maghrib bersama dokter Kania yang sesuai janjinya akan datang untuk memeriksa secara langsung luka sheila. Sheila juga mewanti-wanti Danny dan Lusia agar jangan membahas masalah yang tadi kepada Steven dan jangan menyudutkan Steven. Bersikap seolah-olah mereka berdua tidak tahu apa-apa. Semua adalah kesepakatan Sheila dan Steven, begitu juga dengan segala konsekwensinya.

Sheila mencoba bersikap biasa saja, meski hatinya masih sedikit merasakan sesak. Menyibukkan diri dengan memasak mungkin bisa menghilangkan perasaan sesak itu, begitu pikir Sheila.

Sebagai seorang pebisnis yang handal Steven tentu bisa merasakan ada yang berbeda dari Sheila. Mata itu tidak bisa berbohong. Ada kepedihan meski senyum masih terpatri di wajah Sheila. Senyum yang dipaksakan, belum lagi sikapnya yang seperti ingin menghindar. Tapi Steven sendiri juga bingung harus bagaimana menyikapinya.

Sarapan berlangsung dalam diam. Tapi kali ini Steven menghabiskan makanannya. Ada kelegaan tersendiri dirasakan Sheila, ternyata benar suaminya menyukai masakannya.

"Biar Bik Lastri yang beresin. Luka kamu belum diobati kan? Ayo aku obatin dulu," kata Steven menghentikan Sheila yang hendak membereskan meja makan.

Sheila tidak membantah. Dia hanya tersenyum sambil mengangguk, kemudian mengikuti langkah Steven masuk ke dalam kamar. Sheila lalu duduk di sofa sementara Steven mengambil kotak obat.

"Biar aku sendiri mas, aku bisa," tolak Sheila halus seraya ingin mengambil kotak obat dari tangan Steven.

"Aku aja," kekeuh Steven menjauhkan kotak obat dari jangkauan Sheila.

Sheila memberengut tapi tetap menurut.

"Yang di dahi udah mau kering mas, gak usah dipakein kasa, cukup plester aja. Semalem kak Kania juga bilang gitu."

"Hmm. Semalem kak Kania sendiri?"

"Iya."

"Kirain sama Ken. Kak Kania kan gak bisa nyetir. Kasian pulangnya."

"Kak Kania bareng Danny sama Lusia mas."

"Danny sama Lusia balik lagi kesini?" tanya Steven.

"Iya. HP Lusia ketinggalan, dia lupa kalo HP-nya di-charge disini," jawab Sheila tidak ingin menyembunyikan apapun dari Steven.

Dalam hati Steven mengagumi sikap tenang Sheila yang mau berkata jujur setelah tadi dia memancing masalah Kania yang tidak bisa menyetir. Semalam Danny kirim chat ke Steven yang menyuruhnya untuk segera pulang kalau urusannya dengan Nila sudah selesai, kasian Sheila sendirian. Tapi semalam Sheila tidak bercerita kalau Danny datang lagi ke apartemen mereka.

Hari ini Steven masih tidak berangkat ke kantor. Pekerjaannya dia kerjakan dari rumah. Siangnya, ada yang mengetuk pintu apartemen. Bik Lastri yang membukakan pintu sedikit terkejut karena tamunya langsung menerobos masuk begitu saja. Ternyata itu Max dan Leon, dengan Danny dan Ken mengekor di belakangnya.

"Sheila," panggil Max khawatir setengah berlari menghampiri Sheila yang duduk di sofa.

"Kak Max? Kak Leon?" Sheila terkejut dengan kedatangan kedua kakaknya.

"Lo gak pa-pa kan Shei?" tanya Max khawatir setelah memeluk adiknya itu.

"Aku gak pa-pa kok kak."

"Kenapa gak ngabarin kakak sih Shei?" giliran Leon yang memeluk Sheila sambil bertanya.

"Sheila gak mau buat Ayah sama Bunda khawatir kak."

"Sorry Shei, kakak Lo ngancem gue jadi gue terpaksa cerita deh. Nih liat wajah tampan gue sampe kena bogeman kakak Lo," adu Danny.

"Astaga. Kak Max kebiasaan ah, gak sabaran, emosian. Kasian kan Danny," kata Sheila melotot ke arah Max.

Max hanya bisa nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Sorry deh."

"Kami curiga Shei, kamu dihubungin susah banget. Meeting siang ini juga Steven gak bisa dateng dan cuma ada mereka berdua. Kami yakin pasti ada sesuatu yang gak beres," kata Leon menjelaskan.

"Maaf kak."

Max beralih ke Steven dan langsung mencengkeram bajunya.

"Kenapa bisa kecolongan gini? Bisa gak sih Lo jaga adek gue?" tanya Max emosi.

Steven hanya diam, dia memahami kekhawatiran Max. Sheila segera melerai dan melepaskan tangan Max dari Steven.

"Kak udah. Jangan salahin mas Steven. Justru mas Steven udah jagain Sheila dengan baik."

"Apanya yang dijagain dengan baik kalo Lo sampe kayak gini Shei," kata Max sambil menyentuh luka di dahi dan sudut bibir Sheila.

"Justru mas Steven udah berusaha melindungi Sheila dengan baik kak. Dari awal mas Steven udah curiga sama Alex, makanya mas Steven ngasih Sheila jam yang ada GPS-nya. Dan mas Steven akhirnya bisa nyelametin Sheila tepat waktu karena jam itu kak," Sheila menjelaskan untuk membela sang suami.

"Sorry kalo gue masih belum bisa jagain Sheila dengan baik. Gue akui gue kecolongan. Tapi gue janji lain kali gue akan lebih waspada lagi," kata Steven.

"Udah kak, udah. Duduk dulu yuk semuanya, biar emosinya reda," ajak Sheila.

Mereka berenam lalu duduk di sofa.

"Bik Lastri tolong buatkan minuman dingin ya, sekalian cake coklat yang di kulkas tadi," kata Sheila pada Bik Lastri.

"Baik Non."

"Aku tadi buat cake, kakak mau kan?"

"Mau dong, udah kangen juga sama cake coklat bikinan Lo," kata Max dengan mata berbinar.

"Tapi gak jadi deh, kak Max udah bikin kesalahan hari ini," goda Sheila berpura-pura ketus.

"Yah, jangan dong Shei," rajuk Max. Dia lalu menghadap ke Danny, "Dan gue minta maaf ya udah mukul Lo tadi."

Kemudian beralih ke Steven, "Steve gue juga minta maaf ya udah marah sama Lo."

Beralih lagi ke Sheila, "Tuh, udah. Gue udah minta maaf. Bagi ya cake-nya, please..."

"Mmm, gimana ya?"

"Shei, please..."

"Iya deh iya, kasian juga liat kak Max kayak gitu," kata Sheila lalu tertawa.

"Demi cake coklat Lo gue rela deh ngelakuin apa aja."

Mereka semua lalu tertawa bersama. Tapi Steven bisa melihat ada kelegaan pada raut wajah Max. Ya, Steven tau Max sengaja berbuat kekonyolan ini demi bisa melihat Sheila tertawa.

"Lain kali kalau ada apa-apa segera kasih tau kita ya Steve," kata Leon membuyarkan pemikiran Steven.

"Pasti," jawab Steven mantap.

"Kita janji gak akan langsung kasih tau Ayah Bunda, itu juga kan alasan kalian tinggal sementara di sini, biar para orang tua gak merasa khawatir."

Steven menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. Lalu Bik Lastri datang membawa minuman dan cake.

"Wah, sumpah ini enak banget," celetuk Danny setelah mencicipi cake-nya.

"Apa gue bilang," balas Max.

"Pantes aja Max sampe rela ngelakuin apa aja, sepadan kalo demi cake seenak ini," Ken menambahkan.

"Apa sih kalian ini, jangan terlalu berlebihan deh," balas Sheila merasa sungkan.

Mereka lalu lanjut mengobrol sambil menikmati cake. Sesaat kemudian,

"Max, Yon, kalian lanjutin aja ya ngobrolnya sama Sheila. Ada beberapa masalah pekerjaan yang mau gue bahas sama Danny dan Ken. Gue tinggal ke ruang kerja dulu ya," pamit Steven.

"Oke Steve," balas Max dan Leon.

Steven, Danny dan Ken lalu meninggalkan Sheila, Max dan Leon di ruang tamu menuju ke ruang kerja Steven.

Cukup lama Sheila, Max dan Leon mengobrol, mengobati rasa rindu mereka satu sama lain. Tiba-tiba Max berubah serius dan bertanya pada Sheila,

"Shei, Lo baik-baik aja kan?"

"Aku baik-baik aja kak, seperti yang kakak liat sendiri kan."

"Apa Lo bahagia dengan pernikahan ini Shei?" tanya Max lagi dengan raut wajah serius.

Sheila terdiam sejenak tapi kemudian tersenyum. "Kakak ngomong apa sih? Tentu saja aku bahagia kak."

"Jangan bohongi kami Shei, kami tau kalau kalian menikah bukan karena cinta. Entah apa alasan kalian berdua menerima perjodohan ini," kata Leon.

"Kak, mungkin kami memang menikah tanpa dasar cinta. Tapi sungguh, Sheila bahagia sekarang kak. Mas Steven baik banget sama Sheila. Dia selalu menjaga dan melindungi Sheila. Mas Steven juga perhatian banget sama Sheila, dia selalu memenuhi semua kebutuhan Sheila," kata Sheila mencoba meyakinkan kedua kakaknya.

"Lo gak lagi bohongin kita kan Shei biar kita gak merasa khawatir?" tanya Max meyakinkan.

"Ya enggak lah kak. Kakak kayak gak kenal Sheila aja sih. Buat apa Sheila bohong."

"Steven gak punya hubungan sama perempuan lain kan Shei? Pacarnya yang dulu mungkin," tanya Leon.

"Apa sih kak, ya enggak lah. Mas Steven kan udah nikah sama aku, masak iya dia masih punya hubungan sama perempuan lain. Enggak mungkin dong kak. Mas Steven sangat menghormati pernikahan kami."

"Kamu serius kan Shei?" tanya Leon lagi.

"Iya kak, beneran. Jangan khawatir berlebihan tanpa alasan kak. Sheila bahagia kok, mas Steven baik banget sama Sheila," jawab Sheila semakin meyakinkan dengan senyumannya.

Tanpa mereka sadari ternyata Steven mendengar percakapan mereka. Steven hendak mengambil air minum ke dapur dan berhenti saat mendengar Max bertanya pada Sheila tadi.

Jauh dalam lubuk hatinya Steven merasa tersindir. Sheila menutupi kenyataan dengan begitu baik di depan kedua kakaknya. Sheila bahkan memuji Steven sampai seperti itu. Ada sebersit rasa bersalah di hati Steven merasa sudah berbuat tidak adil kepada Sheila. Sedangkan Sheila melindunginya begitu baik di depan kedua kakaknya.

1
nana supriyatna
Luar biasa
Surya Hermawan
sayangnya disebelah jd nggak bisa ngikutin /Sob//Sob/
Surya Hermawan
Luar biasa
Surya Hermawan
nongol nih anggota baru
🔵◌ᷟ⑅⃝ͩ●Maldini●⑅⃝ᷟ
aku mampir
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
masyaaallah..wanita baik baik akan membawa pengaruh baik pada orang orang di sekelilingnya
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
sabar Sheila, memang ujia hidup gitu laki kita baik,saudaranya kurang srek, mertua baik laki baik, anak rada nakal,ga ada yg sempurna udah jalanin aja Sheila sayang
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
duuh mertuamu gak asik bgt Sheila..sabar ya ndhuk
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
tunggu deh... ada apa sama mamanya Steven?
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
kasian dua dua nya tidak menikmati malam Pertama nya
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
itu artinya Steven laki-laki yg baik, dan Sheila perempuan baik baik juga, bisa menjaga Marwah masing masing, trmksh Thor episode kali ini luar biasa, jadi iba sm sheila sekaligus kesel sama steven, tp ini pasti merupakan awal yang manis
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
kok mengandung bawang gini sie.. serbet mana serbet
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
auto senyum senyum sendiri Krn inget waktu ijab kabul sama husbu
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
eits Steven kamu yaaa
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
kasian Sheila menanggung beban yang amat berat, tapi curiga sih sama hubungan Steven dan nila beneran tulus gak sih si nila , mana sikapnya arogan dan kasar banget deh , ih lebih ge ship StevenxSheila
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
keren Thor ide ku luar biasa sukses terus dengan karya karyanya, saya suka
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
masyaaallah... coba dibuat film series pasti seru deh
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
Sheila sabar banget jadi manusia salut deh
idha idhutt
alur ceritanya menarik dan ringan, recomended banget pokoknya 😊😊😊

tetep semangat selalu kakak 😘😘😘
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat mbak sayang
🕋 mamah iin ιиɑ͜͡✦🌸⛲🌴: makasih banyak kak cut sayang 😘😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!