NovelToon NovelToon
Perfect Life System

Perfect Life System

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Genius / Teen School/College / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir
Popularitas:184.4k
Nilai: 5
Nama Author: BlueFlame

Christian Edward, seorang yatim piatu yang baru saja menginjak usia 18 tahun, dia harus keluar dari panti asuhan tempat ia di besarkan dengan bekal Rp 10 juta. Dia bukan anak biasa; di balik sikapnya yang pendiam, tersimpan kejeniusan, kemandirian, dan hati yang tulus. Saat harapannya mulai tampak menipis, sebuah sistem misterius bernama 'Hidup Sempurna' terbangun, dan menawarkannya kekuatan untuk melipatgandakan setiap uang yang dibelanjakan.

‎Namun, Edward tidak terbuai oleh kekayaan instan. Baginya, sistem adalah alat, bukan tujuan. Dengan integritas yang tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata, dia menggunakan kemampuan barunya secara strategis untuk membangun fondasi hidup yang kokoh, bukan hanya pamer kekayaan. Di tengah kehidupan barunya di SMA elit, dia harus menavigasi persahabatan dan persaingan.sambil tetap setia pada prinsipnya bahwa kehidupan sempurna bukanlah tentang seberapa banyak yang kamu miliki, tetapi tentang siapa kamu di balik semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlueFlame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22.5. Debaran Jantung

Malam itu, suasana di dalam mobil yang dikemudikan Edward terasa berbeda. Hendra, yang biasanya tenang dan acuh tak acuh, terlihat gugup. Dia terus-menerus membenarkan kemeja lusinan nya yang sudah usang dan memeriksa rambutnya di kaca spion.

"Kau yakin dengan ini, Edward?" tanya Hendra untuk kesekian kalinya. ‎"Aku dengar dia pernah menghancurkan perusahaan kompetitornya hanya karena tidak suka dengan cara mereka beriklan. Ini Damien Wijaya, Edward. Bukan orang biasa."

"Tentu saja aku yakin," jawab Edward, matanya fokus di jalan. "Kita punya produk yang hebat. Kau adalah Arsitek nya. Aku adalah penjualnya. Itu kombinasi yang cukup kuat."

Tepat saat itu, layar sistem muncul di pandangannya, seolah-olah menyetujui pernyataannya.

[Misi Kritis: Mendapatkan Kepercayaan Singa]

‎[Deskripsi: Anda berada di ambang kesempatan seumur hidup. Untuk membangun kerajaan, Anda butuh lebih dari sekadar modal. Anda butuh kepercayaan dari seorang raja. Pertemuan ini adalah ujian terakhir Anda sebelum perang sesungguhnya dimulai.]

‎[Tugas: Dapatkan komitmen investasi dari Damien Wijaya untuk Catalyst AI.]

‎[Hadiah:]

‎[- Aset: Dana investasi awal (jumlahnya akan ditentukan oleh hasil negosiasi).]

‎[- Skill: [Kredibilitas Karismatik (Level 1)] - Kepercayaan diri dan argumen Anda secara alami akan lebih mudah diterima dan dihormati oleh orang lain, terutama oleh mereka yang lebih senior.]

‎[Gagal: Peluang untuk mendapatkan sekutu kuat akan hilang, dan Anda harus membangun kerajaan sendirian dari nol.]

Edward menyembunyikan senyumnya. Sistem ini tahu persis apa yang dibutuhkannya.

Mereka diterima di ruangan yang berbeda kali ini. Bukan perpustakaan pribadi, tapi sebuah ruang pertemuan yang minimalis namun sangat mewah. Meja dari kaca hitam, kursi kulit desainer, dan dinding yang merupakan layar interaktif raksasa. Damien Wijaya sudah menunggu mereka, didampingi oleh seorang wanita berpakaian rapi yang diperkenalkan sebagai kepala divisi investasinya.

"Selamat malam, Pak Hendra, Edward." sapa Damien, suaranya bisnis. "Aku sudah membaca proposal kalian. Sangat menarik. Tapi aku ingin mendengarnya langsung dari mulut yang bertanggung jawab untuk perkembangan seluruh infrastruktur teknologi."

Pertemuan itu dimulai. Damien, dengan tajamnya, menggali Hendra soal teknis. "Pak Hendra, mengapa arsitektur neural network yang kau pilih lebih unggul untuk data UKM yang tidak terstruktur dibandingkan dengan model berbasis aturan tradisional?"

Hendra, yang awalnya gugup, berubah begitu mulai berbicara tentang teknologi. Matanya berbinar, tangannya bergerak di udara menjelaskan konsep yang kompleks dengan antusiasme seorang seniman. "Karena model berbasis aturan itu kaku, Pak! Dia hanya bisa bekerja pada skenario yang sudah diprediksi. Tapi data UKM itu tidak jelas, Pak! Karena banyak hal baru yang tidak dapat di baca. Tapi Neural network kita bisa belajar dari hal baru itu, dan menemukan pola yang bahkan tidak kita sadari ada!"

Damien mengangguk, lalu beralih ke Edward. "Tapi teknologi hebat tanpa pasar adalah hobi. Bagaimana cara kalian mengubah hobi mahal ini menjadi bisnis yang menguntungkan, Edward?"

Edward, dengan skill Kredibilitas Karismatik yang baru didapat, berbicara dengan keyakinan yang memancar. Dia tidak hanya menjelaskan model bisnis, tapi juga melukiskan sebuah visi. "Kami tidak menjual software, Pak. Kami menjual kepastian. Seorang pemilik warung makan tidak peduli seberapa canggih algoritma kami. Dia hanya ingin tahu, 'Apakah besok harus beli lebih banyak bawang putih atau tidak?'. Kami menjawab pertanyaan itu. Itu yang kami jual."

Diskusi berlanjut selama dua jam. Mereka membahas tentang tim, rekrutmen, skala pertumbuhan, dan ancaman dari pesaing seperti Setiawan Group. Edward dan Hendra bekerja seperti tim yang sudah terbentuk bertahun-tahun. Hendra menjawab pertanyaan teknis dengan passion, sementara Edward menjawab pertanyaan bisnis dengan logika yang dingin dan strategis.

Akhirnya, Damien bersandar di kursinya, tersenyum. "Baik. Aku terkesan. Kau punya teknisi hebat dan kau adalah seorang CEO yang punya kepala dingin."

Dia menatap mereka berdua. "Aku akan menginvestasikan Rp 500 Miliar untuk Catalyst AI. Itu untuk 20% saham perusahaan. Uang itu akan digunakan untuk rekrutmen tim engineering, pengembangan produk, dan pemasaran selama 18 bulan pertama. Apa kalian setuju?"

Hendra hampir terjatuh dari kursinya. Rp 500 Miliar. Angka itu fantastis.

Edward, tetap tenang, mengulurkan tangannya. "Kami setuju, Pak."

Damien menjabat tangannya. "Selamat datang di arena, anak-anak."

***

Setelah menyelesaikan urusan administrasi dengan kepala divisi investasinya, Edward dan Hendra berjalan keluar dari ruangan dengan perasaan campur aduk antara tidak percaya dan euforia.

"Rp 500 Miliar, Edward! Kita bisa membangun tim impian!" seru Hendra, tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

Mereka melewati ruang tamu yang luas, hendak menuju pintu depan. Dari atas tangga, Aurora turun. Dia mengenakan piyama sutra yang sederhana, rambutnya diikat longgar. Dia terlihat... santai.

"Selesai?" tanyanya singkat.

"Iya." jawab Edward. "Kita dapat investasinya."

Aurora mengangguk, matanya bergerak dari wajah Edward ke Hendra, lalu kembali ke wajah Edward. Tiba-tiba, tatapannya mengerut. "Wajahmu?!"

Edward secara refleks menyentuh rahang kirinya. "Tidak apa-apa."

Tapi Aurora sudah melangkah mendekat. Dia berdiri tepat di depan Edward, matanya meneliti luka memar di rahang dan sobekan kecil di sudut bibirnya. "Itu bukan 'tidak apa-apa'. Kemarin tidak ada ini."

Sebelum Edward bisa menjawab, Aurora dengan tegas menarik tangannya. "Duduk." Dia menariknya ke sofa di ruang tamu, paksaannya lembut tapi tidak bisa ditolak.

Edward, yang biasanya punya sepuluh argumen logis untuk setiap situasi, hanya menurut tanpa kata-kata. Dia duduk di sofa, dan diperlakukan seperti anak kecil.

Aurora pergi sebentar, lalu kembali dengan membawa kotak P3K. Dia duduk di sebelah Edward, sangat dekat. Edward bisa mencium aroma samar dari sampo yang dia gunakan.

Aurora membuka kapas dan menuangkan cairan antiseptik.

"Jadi apa yang terjadi?" tanyanya, suaranya rendah dan serius, tanpa sedikit pun sarkasme.

Edward menatap matanya. Di sana, dia tidak melihat rasa ingin tahu, tapi kekhawatiran yang tulus. Dan entah kenapa, pertahanannya sedikit menurun.

"Beberapa preman mencoba memeras saya di gang," jawab Edward dengan jujur. " Dan mereka tidak berhasil."

Tangan Aurora yang sedang akan membersihkan luka Edward itu berhenti di udara. Matanya berubah dingin, ada kilatan amarah di sana. "Setiawan?"

Edward hanya mengangguk.

Aurora tidak bertanya lagi. Dia dengan hati-hati membersihkan luka di bibir Edward dengan kapas. Sentuhannya sangat lembut, bertentangan dengan amarah yang baru saja dia tunjukkan. Edward menahan napas.

[ANALISIS FISIOLOGIS: DETAK JANTUNG MENINGKAT 25%. SUHU TUBUH NAIK 0.5 DERAJAT CELSIUS. PENYEBAB: PROKSIMITAS DENGAN SUBJEK AURORA. KESALAHAN SISTEM: TIDAK DAPAT MENGIDENTIFIKASI RESPONS YANG SESUAI.]

"Kau bodoh," bisiknya, tapi suaranya tidak keras. "Kau seharusnya lebih berhati-hati."

"Saya sudah berhati-hati." Jawab Edward, suaranya sedikit serak.

Aurora menyelesaikan pembersihannya, lalu mengoleskan salep ke memar di rahang Edward. Jari-jarinya menempelkan plester kecil di sudut bibir Edward. Selama proses itu, mereka hanya diam.

Dan di dalam keheningan itu, Edward merasakan sesuatu yang aneh. Jantungnya berdetak lebih kencang. Bukan karena takut atau karena adrenalin pertarungan. Ini berbeda. ini adalah sesuatu yang tidak dapat ia jelaskan dengan logikanya.

'Ini... ini berbahaya. Apa aku punya penyakit jantung?.'

Dia berusaha merasionalkannya, tapi otak jeniusnya tidak bisa menemukan alasan yang logis untuk sensasi aneh ini di dadanya.

"Selesai," kata Aurora, menarik tangannya perlahan. Jarak di antara mereka kembali normal. "Jangan ceroboh lagi."

Edward hanya bisa mengangguk, tiba-tiba kehilangan kemampuan untuk berbicara dengan cerdas.

Mereka berdiri. Edward dan Hendra pamit pulang. Dan Di dalam mobil, Hendra masih tidak bisa berhenti membicarakan investasi Rp 500 miliar. Tapi Edward hanya diam. Dia menatap jalan di luar jendela, tangannya secara tidak sadar menyentuh plester kecil di sudut bibirnya.

Dia bisa merasakan sisa kehangatan dari jari Aurora. Dia masih bisa mencium aroma samar sampo itu.

Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Christian Edward, sang jenius dalam menganalisis, tidak bisa menjelaskan apa yang sedang dia rasakan.

Dia hanya bisa bertanya pada dirinya sendiri.

'Apa ini?'

1
Night Watcher
lah... bukannya semua fiktif thorr??? 😆😆🤭
Fel N: Iya, betul lagi.🤭🤭😭😭
total 1 replies
kenzo
dikit bgt kata nya, rasa penasaran semakin tinggi nih Thor
Fel N: Sabar yah 🤭🤭🤭
total 1 replies
theo patria
salah cerita yg gw suka...sayang lama updatenya
Fel N: Terimakasih kak. Biasanya aku update tiap hari, tapi karena sekarang lagi sibuk banget. jadi aku nggak bisa update rutin.
maaf yah kak.😭
total 1 replies
AL
lnjt thor
Fel N: iya, sedang di usahakan.😌
total 1 replies
kenzo
crazy up Thor
Fel N: Sorry bang, nggak bisa janji.🙏🙏🙏
total 1 replies
Choky Ritonga
ko ga kasih dana Thor
Fel N: Di kasih kok... Di baca aja yah...☺️
total 1 replies
Aisyah Suyuti
menarik
AL
lanjut
theo patria
mantap nih ceritanya....gaazzzzz
Fel N: Makasih 😌
total 1 replies
Mahlubin Ali
Di bab 1 kan udah lulus SMA, kenapa sekarang mau daftar SMA lagi????
Fel N: Terima kasih atas pertanyaannya, Kak. Izinkan saya menjelaskan dengan lebih jelas.

Di chapter 1 sebenarnya sudah dijelaskan bahwa MC menghabiskan banyak waktu di jenjang SMA karena mengalami beberapa masalah pribadi. Intinya, setelah duduk di kelas 12, MC tidak pernah benar-benar menyelesaikan pendidikannya di tingkat tersebut. Mungkin penjelasan yang saya tulis sebelumnya kurang tepat sehingga membuat Kakak kurang memahami maksudnya.

Saya akan menganggap hal ini sebagai kritik dan saran yang membangun. Ke depannya saya akan menuliskan penjelasan dengan lebih baik lagi.
total 1 replies
AL
lanjut thor
AL
lnjut
Andi Putra Tunggul
terlalu dibesar2kan.... pdhl hanya permasalahan HP saja.... kemudian masalah cerdas cermat menjadi masalah orangtua dan hacker. kamu pinter tapi novelnya kurang realistis. terlalu wah teknologi. harusnya di bangun dengan alur ringan dulu. masa semua sekolah isinya BSJINGAN?? kn ga boleh begitu
Fel N: Terima kasih atas saran dan kritiknya. 😌
Sebenarnya masalahnya bukan hanya soal HP, tapi Bara memang tidak suka dengan orang miskin. Jadi, ia suka mencari-cari gara-gara begitu. Awalnya sih cuma untuk main-main, supaya MC merasa tidak nyaman—alias cuma menakut-nakuti. Eh, malah Bara sendiri jadi kesal sungguhan.

Dia juga berniat mempermalukan MC di kompetisi agar rasa malu yang ia rasakan di kelas dan kantin terbayarkan. Tapi ternyata, justru dia yang semakin malu. Jadi, akhirnya ceritanya berkembang seperti itu.

Maaf ya kak, kalau menurut kakak ceritanya terasa dibesar-besarkan. Lain kali akan saya perbaiki. 🙏🙏🙏

kalau masih ada kritik dan saran mohon jangan sungkan untuk di sampaikan yah ☺️.
total 1 replies
Mohd Harmizi
badass!!!
Fel N: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Dhea¹⁹
jangan banyak drama cinta Thor. tentang Eleanor aja dlu
Fel N: Sabar yah, kak😌. Kalau cuman fokus ke konflik terus, nanti malah perkembangan karakter utama nggak kelihatan. Jadi Sabar dulu yah🙏🙏.
total 1 replies
Alipjs Joko
🤣🤣🤣🤣🤣
AL
crazy up lah thor
Fel N: makasih
total 3 replies
Night Watcher
outhornya sgt jeli & teliti🤭, sebelum readers bingung udah ngasih penjelasan, bahkan menggingatkan bab sebelumnya.. kereeen.. 😊👍
Fel N: makacih 😌
total 1 replies
Night Watcher
nyoba mampir.. siapa tau cucok dgn selera..
Fel N: Semoga cocok yah, kak.
total 1 replies
ANONYMOUS
nanggu bet dah🤣
Fel N: emang🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!