NovelToon NovelToon
The Killer

The Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Pembaca Pikiran / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Wei Lin Hua, seorang assassin mematikan di dunia modern, mendapati dirinya terlempar ke masa lalu, tepatnya ke Dinasti Zhou yang penuh intrik dan peperangan. Ironisnya, ia bereinkarnasi sebagai seorang bayi perempuan yang baru lahir, terbaring lemah di tengah keluarga miskin yang tinggal di desa terpencil. Kehidupan barunya jauh dari kemewahan dan teknologi canggih yang dulu ia nikmati. Keluarga barunya berjuang keras untuk bertahan hidup di tengah kemiskinan yang mencekik, diperparah dengan keserakahan pemimpin wilayah yang tak peduli pada penderitaan rakyatnya. Keterbelakangan ekonomi dan kurangnya sumber daya membuat setiap hari menjadi perjuangan untuk sekadar mengisi perut. Lahir di keluarga yang kekurangan gizi dan tumbuh dalam lingkungan yang keras, Wei Lin Hua yang baru (meski ingatannya masih utuh) justru menemukan kehangatan dan kasih sayang yang tulus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Di tengah hiruk pikuk ibu kota yang dipenuhi dengan berbagai spekulasi dan ketegangan, Kaisar Han Ruo Xun duduk dengan tenang di singgasananya, mendengarkan laporan dari para penasihatnya. Wajahnya datar, tanpa ekspresi, sulit untuk ditebak apa yang sebenarnya ada di dalam pikirannya.

"Yang Mulia, situasi di luar semakin tidak terkendali. Rakyat mulai meragukan kesetiaan kami kepada keluarga Chen," lapor seorang penasihat dengan nada khawatir.

Kaisar Han Ruo Xun mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar penasihat itu berhenti berbicara. "Aku tahu," jawabnya singkat. "Aku sudah mendengar semuanya."

"Lalu, apa yang akan Yang Mulia lakukan?" tanya penasihat itu dengan hati-hati.

Kaisar Han Ruo Xun terdiam sejenak, memejamkan matanya. "Aku akan melakukan apa yang seharusnya aku lakukan," jawabnya kemudian dengan suara yang tegas. "Aku akan membuktikan kepada semua orang bahwa aku tidak bersalah."

Kaisar Han Ruo Xun membuka matanya, menatap para penasihatnya dengan tatapan tajam. "Kumpulkan semua pejabat istana, aku akan memberikan pengumuman penting," perintahnya.

Para penasihat itu saling bertukar pandang, merasa penasaran dengan apa yang akan diumumkan oleh Kaisar Han Ruo Xun. Mereka segera bergegas melaksanakan perintah sang kaisar, mempersiapkan upacara pengumuman yang akan segera dilaksanakan.

Sementara itu, di tempat yang terpencil, Lin Hua dan Jenderal Chen terus melanjutkan perjalanan mereka menuju ibu kota. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di sana, namun mereka tahu bahwa mereka harus segera sampai di sana untuk mengungkap kebenaran dan menghentikan segala intrik yang sedang terjadi.

"Kita hampir sampai," kata Lin Hua, mencoba memberikan semangat kepada Jenderal Chen yang terlihat semakin lemah. "Bertahanlah sedikit lagi."

Jenderal Chen mengangguk pelan, mencoba mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya. Ia tahu bahwa ia harus sampai di ibu kota untuk melindungi keluarganya dan membuktikan kesetiaannya kepada negara.

"Aku tidak akan menyerah," gumam Jenderal Chen dalam hati. "Aku akan berjuang sampai akhir."

Tiba-tiba, suara derap langkah kuda yang semakin mendekat memecah kesunyian hutan, membuat Lin Hua dan Jenderal Chen waspada. Tak lama kemudian, muncullah tiga sosok yang sangat familiar: Yuwen, Shen Jian, dan Zhu Feng. "Nona!" seru mereka serempak, lalu dengan sigap melompat turun dari kuda masing-masing saat melihat keberadaan Lin Hua.

Ketiganya segera menghampiri Lin Hua dan dengan penuh perhatian membantu wanita itu menopang tubuh Jenderal Chen yang tampak lemas. "Apakah Nona terluka?" tanya Shen Jian dengan nada khawatir, matanya tertuju pada balutan perban yang melilit tangan Lin Hua.

"Hanya luka kecil, tidak perlu dikhawatirkan," jawab Lin Hua singkat, berusaha menyembunyikan rasa sakit yang masih terasa.

"Sebaiknya kita segera kembali ke ibukota, keadaan Jenderal Chen semakin memburuk," ujar Lin Hua dengan nada mendesak, menyadari bahwa waktu mereka semakin menipis.

Tanpa membuang waktu, Lin Hua segera menaiki kuda miliknya yang turut dibawa oleh Yuwen. Sementara itu, Zhu Feng dan Shen Jian dengan hati-hati membantu Jenderal Chen untuk menaiki kuda yang sama dengan Lin Hua, memastikan pria itu duduk dengan nyaman dan aman. Mereka tahu bahwa perjalanan menuju ibu kota akan sangat berat, namun mereka bertekad untuk melindungi Jenderal Chen dan Lin Hua dengan segenap jiwa dan raga.

Dengan hati-hati, mereka memulai perjalanan kembali ke ibu kota. Yuwen dan Zhu Feng memimpin di depan, membuka jalan dan memastikan tidak ada bahaya yang mengintai. Shen Jian berada di belakang, berjaga-jaga dan siap melindungi mereka jika ada serangan mendadak. Lin Hua memeluk erat Jenderal Chen dengan sebelah tangan yang menarik tali kekang, berusaha memberikan kehangatan dan dukungan agar pria itu tetap sadar selama perjalanan.

Perjalanan itu terasa sangat lambat dan melelahkan. Jenderal Chen semakin melemah dari waktu ke waktu, napasnya tersengal-sengal dan tubuhnya menggigil. Lin Hua terus berbicara kepadanya, menceritakan berbagai kisah dan lelucon untuk menghibur dan menjaga pikirannya tetap terjaga.

"Bertahanlah, Jenderal," bisik Lin Hua di telinganya. "Kita hampir sampai. Sebentar lagi kau akan aman."

Jenderal Chen hanya bisa mengangguk lemah, mencoba memaksakan senyum di wajahnya. Ia tahu bahwa ia harus bertahan demi keluarganya, demi pasukannya, dan demi negara yang ia cintai.

Akhirnya, setelah berjam-jam lamanya, mereka melihat gerbang ibu kota di kejauhan. Lin Hua merasa lega dan bahagia, air mata haru mulai membasahi pipinya.

"Kita berhasil," bisik Lin Hua dengan suara bergetar. "Kita berhasil sampai di ibu kota."

Derap langkah kuda mereka menggema saat memasuki gerbang ibu kota yang megah. Pemandangan Lin Hua yang dengan gagah berani membawa kembali Jenderal negara yang terluka parah segera menarik perhatian warga yang berada di sekitar jalan. Mereka tertegun sejenak, lalu dengan spontan memberikan jalan bagi rombongan itu untuk lewat, menunjukkan rasa hormat dan simpati yang mendalam.

Seketika, rumor yang beredar luas tentang perebutan kekuasaan militer oleh Kaisar Han Ruo Xun seolah terbantah dengan kedatangan penyelamat Jenderal besar mereka. Fakta bahwa Lin Hua, seorang anggota organisasi pembunuh bayaran yang berada di bawah pengawasan Kaisar, telah menyelamatkan nyawa Jenderal Chen, memicu perdebatan baru di kalangan masyarakat. Muncul spekulasi bahwa Kaisar mungkin saja tidak terlibat dalam upaya pembunuhan tersebut, dan bahwa ada pihak lain yang sengaja ingin memprovokasi konflik antara keluarga Chen dan pihak kekaisaran. Kebenaran yang sebenarnya masih menjadi misteri, namun satu hal yang pasti, kedatangan Lin Hua dan Jenderal Chen telah mengubah arah perbincangan dan membuka kemungkinan baru dalam mengungkap konspirasi yang tersembunyi.

Lin Hua dengan sigap membawa Jenderal Chen menuju kediaman megah keluarga Chen, memacu kudanya secepat mungkin agar pria itu segera mendapatkan perawatan medis yang layak. Debu beterbangan di belakang mereka saat kuda itu melaju kencang, membelah keramaian jalanan ibu kota. Tak lama kemudian, mereka tiba di gerbang kediaman Jenderal Chen yang tampak kokoh dan berwibawa.

Para penjaga gerbang yang mendengar derap langkah kuda yang mendekat dengan cepat segera membuka pintu gerbang lebar-lebar, terkejut melihat siapa yang datang. Seketika, suasana kediaman Jenderal Chen yang sudah kacau balau semakin bertambah runyam. Selain rumor yang beredar tentang penyerangan terhadap Jenderal Chen, mayat Chen Feng Yu, saudara cabang keluarga Chen yang ambisius dan berencana merebut plat komando militer, baru saja tiba di kediaman utama, menambah kesedihan dan kebingungan di antara para anggota keluarga.

Lin Hua melompat turun dari atas kuda dengan gesit, diikuti oleh Yuwen dan Zhu Feng yang membantu Jenderal Chen turun dengan hati-hati. Nyonya besar kediaman Jenderal Chen, seorang wanita anggun dan berwibawa, segera menghampiri Lin Hua dengan langkah tergesa-gesa. Tanpa banyak bertanya, ia membiarkan kedua pria asing bertopeng itu membawa putranya masuk ke dalam kediaman untuk mendapatkan perawatan intensif.

"Nona Wei, terima kasih... terima kasih," ujar Nyonya besar Chen dengan nada penuh haru dan rasa syukur yang mendalam. Air mata berlinang di pelupuk matanya saat menatap Lin Hua.

Wanita tua itu sudah lama mengenal Lin Hua, sejak Jenderal Chen muda dulu membawanya ke kediaman sebagai seorang murid. Meskipun wajah Lin Hua selalu tertutup topeng misterius, Nyonya besar Chen pasti akan selalu mengenali wanita yang telah menjadi pelindung dan penyelamat bagi keluarganya.

Lin Hua mengangguk singkat sebagai balasan, lalu dengan nada tenang namun tegas berkata, "Nyonya Chen, aku yang membunuh Chen Feng Yu." Pengakuan itu menggantung di udara, menambah ketegangan dan kebingungan di antara mereka yang hadir.

1
Murni Dewita
double up thor
Murni Dewita
lanjut
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
hai kak aku mampir
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩: aku suka ceritanya kak semangat ya
total 2 replies
Murni Dewita
tetap senangat
Murni Dewita
lanjut
Murni Dewita
💪💪💪💪
Murni Dewita
menarik
Murni Dewita
next
Murni Dewita
lanjut
Murni Dewita
👣
Andira Rahmawati
kerennn
Andira Rahmawati
lanjutt..crasy up dong thorrr💪💪💪
SamdalRi: Gak bisa crazy up, 3 bab aja ya/Smile/
total 1 replies
Gedang Raja
bagus 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!