Pencopet Cantik

Tiba di kantor Rania dan Tomi masih sama sama membisu. Tomi sengaja meninggalkan Rania dan berjalan lebih dulu.

Tomi takut jika Rania bisa membaca wajahnya dan mendengar jantungnya yang berdetak kencang.

Tidak mungkin aku jatuh cinta pada anak kecil itu.

Tidak...aku tidak jatuh cinta padanya, ini hanya perasaan sesaat saja. Dan ini pasti akan segera berakhir sama seperti biasanya.

...----------------...

Rania berjalan gontai masuk ke dalam lobi kantor.

Di berbelok ke arah toilet karena merasa ingin buang air kecil. Rania masuk kedalam kamar mandi. Tanpa dia sadari Seseorang mengikutinya. Dan mengunci pintunya dari luar.

Rania merapikan pakaiannya setelah selesai. Dan mulai membuka pintu, namun sudah beberapa kali di coba pintunya tidak bisa terbuka.

Apa pintunya rusak atau jangan jangan ada yang sengaja menguncinya

Rania mencoba meraih tasnya mencari ponselnya di dalam tas dan ingin menelpon Nindy untuk membuka kan nya pintu.

Namun Dewi keberuntungan sedang Tidak berpihak padanya. Ponsel Rania mati,mungkin karena lowbat dan Rania belum mencharge nya.

Lengkap sudah penderitaannya namun Rania tidak berputus asa. Dia mencoba manggil dan berteriak berharap jika seseorang ada disana dan membuka kan pintunya.

Sementara di depan toilet Seseorang tersenyum senang. "Selamat menikmati, Rania! Rasakan itu,"

Dia sengaja mengunci pintunya dari luar dan memasang papan Toilet sedang di perbaiki di depan pintu masuk. Hingga tak seorang pun yang akan masuk ke sana dan menolong Rania.

Tomi sedang memeriksa beberapa proyek di tangannya. Dia berulang kali melirik jam di tangannya.

Biasanya jam segini Rania akan memberikannya kopi. Namun sudah lama di tunggu Rania tak kunjung datang. Hingga kesabarannya habis dan dia memanggil Juan,

"Juan, katakan pada Rania untuk mengantarkan kopi ke ruangan ku!" perintah Tomi.

"Maaf, Pak. Tapi Rania belum kembali sejak keluar dengan anda tadi." jawab Juan.

"Dia belum kembali?" tanya Tomi tak percaya.

"Iya, Pak. saya kira dia sudah permisi kepada anda." jawab Juan.

"Baiklah, terima kasih." ucap Tomi dan memutuskan panggilan.

Kemana perginya gadis kecil itu. Apa dia marah dan lari?? Bikin repot aja.

Tomi melirik jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore dan Rania belum juga kembali. Tomi coba menghubunginya, namun ponsel Rania tidak bisa di hubungi.

Tomi kesal dan menutup berkas di mejanya. Mengambil kunci mobil dan mengendarainya menuju kost nya Rania.

Tomi akan memarahinya karena bertingkah seperti anak kecil.

Tomi sampai di kost Rania sekitar jam setengah tujuh malam karena dia terjebak macet. Berulangkali Tomi memaki karena tidak sabar.

Keterangan satpam yang mengatakan bahwa Rania belum juga pulang, membuat Tomi terdiam dan berpikir.

Kemana perginya dia???

Tiba tiba Tomi merasa tidak enak, jangan jangan sesuatu yang buruk terjadi pada Rania.

Apa orangtuanya sudah menemukannya dan membawanya pergi atau jangan jangan dia di kejar kejar hutang dan para penagih mengejarnya dan menangkapnya?? Bukankah dia kabur, dan dia Tidak mengatakan alasan nya mengapa dia sampai kabur dari rumah???? Oh my God, bagaimana ini??

Tomi menjadi sangat mengkhawatirkan Rania.

Dia kembali menaiki mobilnya dan berkeliling mencari Rania, mungkin dia berada si taman atau di jalan.

Lelah berkeliling Tomi kembali ke kantor dia akan bertanya kepada satpam, apa ada yang melihat Rania keluar dan dengan siapa????

Tomi melajukan mobilnya kencang hingga dalam beberapa menit dia sudah tiba di kantornya.

Kita lanjut lagi?????

Beri like and vote nya.