NovelToon NovelToon
SKUAT GAIB

SKUAT GAIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Misteri / Identitas Tersembunyi / Mata Batin
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Bangsa gaib menerima keputusan bangsa manusia yang sudah tidak mau lagi berhubungan dengan mereka.

Sekarang bangsa gaib dan bangsa manusia hidup masing-masing.

Bagaimana situasi kehidupan di alam gaib ketika mereka tidak lagi bersinggungan dengan alam manusia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salin Profesi

Grup WhatsApp "MANTAN KARYAWAN",

"Bismillahirrahmanirrahim",

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh",

"Teman-teman kalau ke Rawa Belia wajib mampir ya"

"Kami buka usaha tempat makan dan oleh-oleh baru",

"Sekalian syukuran kami baru punya baby",

"Hamka kecil baru dua bulan om tante",

"Salam sehat dan berkah selalu",

"Love Hamka dan keluarga",

Hari ini Akbar yang baru saja beli tanah untuk investasi di daerah yang dekat dengan Rawa Belia mau mampir ke rumah Hamka.

Lebih tepatnya ke tempat usaha yang baru dibuka oleh Hamka dan istrinya.

Sejak menikah Hamka sudah pindah ke Rawa Belia.

Pesan undangan Hamka di grup WhatsApp di atas baru beberapa hari yang lalu. Belum ada satu minggu.

Masih hangat untuk berkunjung ke sana.

Akbar sama sekali tidak memberi kabar bahwa dia mau ke tempat Hamka. Supaya tidak terlalu dibuat-buat nanti pas ketemu.

Hari ini Akbar sendiri tidak bersama Guntur.

Sahabat yang kembali dekat setelah sekian lama terpisah oleh dimensi dan waktu itu sedang tidak bisa diajak bepergian.

Guntur kemarin baru saja mengalami kejadian yang naas. Kecelakaan.

Telapak kaki dan punggung kaki kanan Guntur terkena alat jebakan tikus yang ia pasang sendiri di rumah nya.

Ikan yang dipasang habis tapi tikus tidak tertangkap.

Malah kaki sendiri yang jadi sakit karena terperangkap.

Inilah makna yang sebenarnya tentang senjata makan tuan Guntur.

Beruntung kawan Akbar itu tidak terinfeksi. Dan hanya perlu istirahat dan minum obat untuk memulihkan luka robek yang lumayan dalam dengan dua puluh tujuh jahitan.

*

Rawa Belia Blok A Nomor 11.

Ini lah rumah sekaligus tempat usaha baru Hamka dan keluarga.

Datang di saat jam makan siang.

Rumah makan dan toko oleh-oleh Hamka yang diberi nama Sejuk Sedap ini sudah ramai dikunjungi orang-orang.

Kebanyakan dari mereka adalah para karyawan kantor yang bekerja di komplek Rawa Belia dan sekitarnya.

Akbar memilih menu nasi Padang dengan lauk tunjang, telor dadar dan bakwan jagung bersama nasi setengah porsi untuk dimakan siang-siang.

Air yang akan diminum dan dihabiskan setelah selesai makan adalah.

Akbar memesan jus buah-buahan.

"Buah nya yang ready ada nanas, mangga, pisang, apel sama pepaya kak",

"Kalau kamu ready aku apalagi",

Tulisan cetak miring itu hanya ada suaranya di dalam kepala Akbar. Yang terlahir akibat kebiasaan.

Kalau Akbar masih muda seperti beberapa tahun yang lalu mungkin ia akan menggoda nya.

Pelayan berhijab itu menarik hati Akbar yang sedang dalam pertahanan lengah karena kondisi perut yang lapar.

"Buah nya yang ready ada nanas, mangga, pisang, apel sama pepaya kak",

"Aku pesan jus mangga saja kak",

"Tidak usah pakai es ya kak", pinta Akbar.

Dalam waktu singkat Akbar menghabiskan semua menu yang ia pesan.

Bahkan juga menu-menu yang tidak dipesan.

Ada lauk-pauk tambahan yang dihadirkan di meja makan Akbar.

Begitu juga dengan gelas-gelas minumnya yang lebih dari satu tidak sesuai permintaan.

Ketika Akbar mau membayar di meja kasir. Akbar ditolak mentah-mentah sama mbak-mbak kasir.

"Tidak usah bayar kak",

"All free buat kak Akbar dari pak Hamka",

Rupanya wajah Akbar sudah ditandai oleh owner rumah makan ini.

Hamka menggratiskan makan siang untuk Akbar hari ini.

"Kenapa bisa begitu kak?",

"Kemarin juga begitu kak",

"Kata pak Hamka ini khusus buat teman-teman pak Hamka yang dulu pernah bekerjasama",

"Semua teman yang ada di grup WhatsApp Mantan Karyawan",

"Memang nya sekarang pak Hamka lagi ada dimana?",

"Pak Hamka lagi di luar kota kak",

"Pak Hamka mau buka cabang di luar kota?",

"Bukan kak",

"Tapi pak Hamka ada undangan untuk menjadi pembicara",

Akbar baru sadar jika memang setelah resign dari pekerjaan yang dulu. Hamka beralih untuk belajar ilmu agama jauh lebih dalam.

Hamka sekarang sudah menjadi seorang pendakwah.

Hamka terkenal dengan kalimat-kalimat mutiara nya.

Yang Hamka kutip dari pengucapan para ulama terdahulu.

"Berpaling lah dari orang-orang bodoh dan orang gila",

"Sejatinya mereka adalah penyakit atau fitnah yang menular lagi berbahaya",

"Maka kamu akan selamat",

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!