Setelah Di Khianati Sahabat Dan Kekasih

Para karyawan serta para petinggi perusahaan sudah berkumpul di Aula. Mereka mengobrol satu sama lain, saling melempar pertanyaan, ada apa dan kenapa Sang Atasan meminta mereka berkumpul secara tiba-tiba. Tidak ada yang tahu, mereka menunggu dengan penasaran.

Rakha berdiri tepat di posisi paling depan panggung, di Aula sudah tersedia sebuah panggung yang tidak terlalu tinggi tidak pula terlalu lebar.

Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, dengan sabar dan penuh penasaran ia menunggu kedatangan sang atasan.

Tidak lama kemudian terlihat beberapa bodyguard masuk ke Aula, di ikuti oleh Dixon beserta Jemima.

Dixon dan Jemima naik ke panggung. Jemima terus memasang senyuman ramah kepada semua orang, meskipun sebenernya dia sangat grogi, tapi ia harus tetap percaya diri supaya tidak membuat Dixon malu. Jemima tidak ingin membuat kekasih nya itu malu karena sikapnya. Dia memang orang kampung tapi dia tidak akan bersikap kampungan. Dixon sudah memberikan yang terbaik untuk nya jadi sebisa mungkin dia juga akan memberikan yang terbaik untuk sang kekasih. Tidak akan ia buat seorang Dixon kecewa. Begitulah Jemima, dia sangat menghargai orang yang menghargainya. Jangan tanya soal kesetiaan, karena dia pernah sangat setia tapi malah dikhianati.

Pertama-tama Dixon mengucapkan salam pembuka, setelah itu barulah ia mengucapkan inti kenapa ia mengumpulkan orang orang di Aula.

"Sebagai seorang CEO di Perusahaan ini, saya ingin menyampaikan kabar baik. Perkenalkan wanita yang sedang bersama saya saat ini bernama Jemima, dia adalah kekasih saya dan tidak lama lagi kami akan segera menikah," ucap Dixon dengan begitu bangga. Sebelah tangannya merangkul pinggang Jemima.

"Hallo ... Salam kenal semuanya," sapa Jemima dengan tangan di lambaikan ke depan.

Orang-orang diruangan itu tersenyum senang mendengar kabar baik yang disampaikan oleh sang atasan. Mereka turut bahagia akhirnya sang CEO yang terkenal dingin, cuek, dan sedikit angkuh menemukan tambatan hati. Mereka memuji kecantikan Jemima dan keramahan Jemima.

Saat orang-orang tengah tersenyum senang, ada seseorang yang awalnya berdiri di posisi paling depan, perlahan-lahan semakin memundurkan langkahnya ke belakang. Kini posisi nya sudah berpindah ke posisi paling belakang.

Pertama melihat Jemima naik ke panggung, ia merasa syok dan tidak percaya atas apa yang dilihatnya. Setelah mendengar Dixon menyebut nama Jemima, baru lah dia sadar bahwa wanita yang bersama sang atasan memang benar mantan kekasih nya dulu.

"Bagaimana bisa?" batin Rakha berulangkali di dalam hati.

Wajahnya yang awalnya begitu santai, kini berubah tegang dan pucat pasi, ia takut di pecat, sekarang dia merasa posisi nya sebagai wakil manajer pemasaran sedang terancam di copot dan digantikan dengan orang lain.

"Tidak, jangan sampai. Itu tidak boleh terjadi," batin nya dengan tangan sibuk menghapus keringat di kening, padahal ia sedang berada di ruangan ber-AC tapi ia malah berkeringat dingin.

***

"Selamat ya untuk kalian, semoga lancar sampai hari H."

"Pak Dixon, Bu Jemima, selamat ya, saya ikut senang. Ditunggu undangan nya,"

"Pak Dixon, anda sangat pintar mencari calon pendamping, kekasih anda sangat cantik dan ramah sekali,"

"Kalian sangat serasi, cantik dan tampan. Ah ... Gak kebayang bagaimana rupa keturunan kalian nanti, pasti cakep cakep. Selamat ya Pak Dixon, Bu Jemima."

Ucap para petinggi perusahaan seraya bersalaman pada Jemima. Sebagai salam perkenalan.

Hampir seluruh petinggi dan karyawan bersalaman dengan Jemima, hanya satu orang yang tidak Dixon lihat wajahnya.

Orang itu adalah Rakha. Dia menyelinap keluar Aula lebih dulu. Tidak ada keberanian nya untuk bertatap muka langsung dengan sang mantan kekasih. Jangankan salaman, bertatap muka saja ia tak berani. Nyali nya langsung ciut.

Dasar tidak tau terimakasih, padahal Dixon sudah sangat baik padanya dengan menghadiri undangan pernikahan serta memberikan uang sumbangan yang tidak sedikit, tapi dia malah tidak bisa bersikap professional.

***

Di tempat berbeda, Alexa memilih pulang lalu mengadu kepada sang suami.

"Kenapa lagi? Biarkan saja, lagian mereka orang orang baik, apa nya yang salah."

"Salahnya mereka adalah orang kampung!"

"Apa kau tidak ingat dengan dirimu sendiri? Dari mana asal mu dulu? Kau kan juga berasal dari kampung," ucap Everardo dengan sikap tetap tenang menghadapi sikap sang istri yang tantruman.

Iya, Alexa adalah gadis kampung, ia merantau ke Jakarta lalu bekerja sebagai seorang pelayan di sebuah bar.

Di tempat itulah mereka berkenalan. Di sanalah awalnya Everardo kepincut pesona Alexa. Alexa yang tahu Everardo pengusaha kaya raya, dengan segala cara ia menggoda Everardo, bahkan ia menggunakan cara licik dengan memasukkan bubuk ke dalam minuman Everardo, hingga akhirnya Everardo lupa diri, ia yang sudah dibawah pengaruh obat kuat akhirnya membawa Alexa ke dalam sebuah kamar lalu mereka melakukan hubungan yang tidak seharusnya dilakukan.

Karena itulah terjadinya pernikahan antara Everardo dan Alexa. Dan karena itulah Mama kandung Dixon jatuh sakit lalu meninggal dunia.

***

"What? Tante, aku gak mau kehilangan Dixon, aku gak mau dia menikah dengan perempuan lain. Aku gak rela!"

"Iya Diandra, Tante ngerti. Makanya kita harus cari cara supaya pernikahan mereka gagal. Kita harus menyingkirkan wanita kampung itu."

"Bagaimana bisa Dixon lebih memilih wanita kampung daripada aku. Aku gak habis pikir, kenapa selera Dixon begitu rendah,"

Alexa akhirnya ketemuan dengan Diandra disebuah kafe, ia lalu menceritakan semuanya.

Yang Alexa inginkan adalah Dixon menikah dengan wanita kaya raya, supaya bisnis Everardo semakin berkembang pesat, karena memiliki besan yang kaya raya seperti orangtua Diandra. Alexa ingin harta suami nya semakin bertambah banyak supaya ia bisa terus berfoya-foya dan bersenang-senang dengan pria brondong nya.

Mereka lalu berpikir bagaimana caranya bisa memisahkan Dixon dan Jemima.

Bagaimana caranya menyingkirkan Jemima dan kedua orang tuanya dari hidup Dixon.

Bersambung.