NOTE: SEDANG DALAM TAHAP REVISI! (Sekuel Istri Jelekku Season pertama)
Rayna Hamish, gadis kecil kesayangan pasangan Randy Sebastian dan Dania Hamish.
Gadis itu kini telah beranjak remaja. Namun, ada yang tak biasa darinya. Gadis itu memiliki segalanya yang tentunya diberikan oleh Randy dan Dania. Di balik kehidupan mewahnya, ada kesederhanaan dalam dirinya yang menjadikannya layaknya gadis biasa dan senang menyendiri yang bahkan teman-temannya memanggilnya gadis cupu akibat pendiamnya dirinya dan tak senang berbaur.
Suatu ketika, tepat setelah dirinya pindah dari Australia ke Indonesia, negara kelahiran sang Papa, yaitu Randy Sebastian. Dirinya menghadapi masalah yang akhirnya membuatnya bertemu dengan seorang pria bernama Kevano, seorang aktor sekaligus model tampan di Indonesia.
Kevano yang berprofesi sebagai seorang aktor tentu hidupnya tak jauh dari media, segala tindak tanduknya selalu menarik perhatian media hingga suatu ketika menimbulkan banyak masalah untuk dirinya dan Rayna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahdania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Jam pelajaran sekolah selesai, dan seperti biasa Raydan akan menghampiri Rayna ke kelasnya.
Raydan tersenyum melihat Rayna tengah merapikan buku-bukunya.
Raydan pun menghampiri Rayna dan mengusap lembut kepala Rayna.
"Apa, sih, Bang? Kenapa usap kepala terus dari pagi?" Rayna menatap tajam ke arah Raydan, dia tak suka sekaligus merasa bingung dengan tingkah laku Kakaknya itu.
"Emang kenapa? Kamu kan, adik Abang." ucap Raydan.
Rayna menghela napas dan bangun dari duduknya.
"Mau kemana, De?" tanya Raydan.
"Mau bobo." ucap Rayna.
Raydan membulatkan matanya, membuat Rayna sampai menahan tawanya.
"Apa, sih, Bang? Mukanya biasa saja, kali." ucap Rayna sambil terkekeh.
Raydan pun ikut terkekeh dan merangkul bahu Rayna.
Raydan menghentikan langkahnya saat melihat ke arah pintu dan ada Ralisya juga Gerry di depan pintu kelas Rayna.
"Ray ..!" Gerry menghampiri Raydan.
"Kenapa?" tanya Raydan.
"Jalan dulu, yuk." ucap Gerry.
"Kemana?" tanya Raydan.
"Lah, kita kan ada tugas kelompok, Ray." ucap Gerry.
"Memangnya sekarang?" tanya Raydan.
"Iya, lebih cepat selesai, lebih baik, kan?" ucap Gerry.
"Jadi, kita mau kerjain tugas dimana?" tanya Raydan.
"Di rumah Ralisya." ucap Gerry.
Raydan melihat ke arah Ralisya yang juga tengah melihatnya dengan tatapan datar, yang entah apa artinya. Raydan pun menyeringai, entah apa yang ada di pikirannya tentang Ralisya. Sesaat kemudian, Raydan mengalihkan pandangannya ke arah Rayna.
"Oke, aku antar Rayna ke mobilnya dulu." ucap Raydan.
Gerry mengangguk dan mengikuti Raydan menuju parkiran dengan Ralisya dan temannya yang juga ikut ke parkiran.
Rayna mengerutkan dahi dan menatap Raydan dengan tatapan bingung.
Raydan pun merangkul bahu Rayna.
"Ade pulang duluan, ya. Abang mau kerja kelompok dulu." bisik Raydan.
"Ade juga ada tugas kelompok, dan sekarang mau ke toko buku dulu." ucap Rayna.
Raydan menarik Rayna menuju mobil jemputan yang sudah sampai di depan gerbang sekolah dan membukakan pintu untuk Rayna.
"Pak, tolong antar Ade ke toko buku, ya. Habis itu, langsung pulang." ucap Raydan.
"Loh, Aden nggak ikut?" tanya Pak Eko, supir yang sengaja disiapkan untuk mengantar jemput Raydan dan Rayna.
"Saya ada kerja kelompok." ucap Raydan.
"Tapi, Den, saya nggak berani kalau pulang tanpa Aden. Nanti, Papa Aden nanyain Aden." ucap Pak Eko.
Raydan menghela napas dan mengambil ponselnya, dia pun menghubungi nomor sang Papa.
"Halo, Mom." ucap Raydan di telpon.
"Halo, Bang. Ada apa telepon Mommy? Sudah pulang sekolah?"
"Sudah, Mom. Tapi, Abang ada tugas kelompok dirumah teman. Ade pulang sendiri nggak apa-apa kan, Mom?"
"Kenapa Ade nggak ikut? Memangnya Ade nggak ada tugas kelompok?" tanya Dania.
"Ada, Ade mau nyari buku dulu katanya, buat tugas, nanti." ucap Raydan.
"Ya sudah, mana Pak Eko? Mommy mau bicara." ucap Dania
Raydan pun memberikan ponselnya pada Pak Eko.
"Halo, Bu." ucap Pak Eko.
"Halo, Pak Eko. Tolong antar Ade sampai rumah dengan selamat, ya. Biarkan Abang kerjakan tugas kelompoknya." ucap Dania.
"Baik, Bu." ucap Pak Eko.
Telpon pun berakhir, dan Pak Eko langsung melajukan mobilnya.
Sedangkan Raydan langsung menghampiri Gerry dan Ralisya.
*******
Diperjalanan menuju toko buku.
"Mau ke toko buku mana, Non?" tanya Pak Eko.
"Up to you." ucap Rayna.
Pak Eko terdiam, dia tak mengerti apa yang Rayna katakan.
Seolah mengerti, Rayna pun terkekeh dan menggaruk dahinya.
"Terserah Pak Eko saja. Ade kan, nggak tahu daerah sini." ucap Rayna.
Pak Eko pun tersenyum dan mengangguk.
"Kita ke salah satu Mall saja ya, Non." ucap Pak Eko.
Rayna pun mengangguk.
******
Sesampainya di Mall, Rayna memasuki Mall dan langsung pergi menuju counter khusus buku. Dia langsung mencari buku yang dia maksud untuk tugas kelompoknya.
Setelah menemukan buku yang dia maksud, dia pun langsung membayarnya di kasir.
"Thank you." ucap Rayna begitu selesai membayar buku itu.
Rayna pun bergegas keluar dari counter dan akan menghampiri Pak Eko di basemant Mall.
"Tunggu, jangan dulu ditutup ..!" ucap seseorang yang memakai masker dan topi hingga membuatnya wajahnya hampir tak jelas terlihat.
Dengan santai Rayna pun menekan tombol tahan agar pintu lift tak tertutup.
"Thank you." ucap orang itu sambil membuka masker dan topinya.
Rayna membulatkan matanya, dia terkejut melihat seseorang yang kini ada dihadapannya.
"Tolong ..!" Tiba-tiba Rayna berteriak saat pintu lift belum tertutup sepenuhnya, entah mengapa Rayna menjadi takut sendiri melihat orang yang kini ada di hadapannya, orang yang tak lain dan tak bukan adalah Kevano.
Dengan cepat Kevano memeluk Rayna dan menutup mulut Rayna dengan tangannya, tangan satunya lagi dia gunakan untuk menekan tombol tutup lift.
"Aarrgghhh ..." Kevano memekik saat Rayna menggigit telapak tangannya.
"Apa-apaan, sih? Kenapa kamu gigit aku?" tanya Kevano.
"Pergi sana, kamu brengsek." ucap Rayna dengan kesal.
"Apa?" Kevano mengerutkan dahinya, dia tak mengerti apa yang Rayna katakan.
Ting.
Rayna segera berlari keluar lift saat pintu lift terbuka.
"Auww ..." Kevano terkejut saat melihat Rayna terjatuh dan membuat Rayna sampai meringis kesakitan.
"Jangan pegang, pergi sana ..!" Rayna menepis tangan Kevano saat Kevano akan menyentuh lututnya.
"Hei, lutut kamu terluka.." ucap Kevano.
"Biarin, aku mau pulang." ucap Rayna.
"Oke, aku antar kamu pulang." ucap Kevano.
"Nggak perlu, aku bawa mobil." ucap Rayna.
"Benarkah? Dimana mobil kamu?" tanya Kevano sambil melihat ke arah mobil-mobil yang tengah terparkir rapi.
"Di B1 D." ucap Rayna.
"Itu jauh dari sini." ucap Kevano.
"Terserah, aku mau pulang. Minggir." Rayna mendorong Kevano dan akan berdiri.
Rayna terlihat begitu kesulitan saat akan berdiri.
"Duh," Rayna memekik saat tiba-tiba Kevano mengangkat tubuhnya.
"Diam ..! Kalau kamu teriak lagi, aku nggak akan segan-segan ambil ciuman kedua kamu, kayak waktu itu," ancam Kevano.
Rayna membulatkan matanya, dia terkejut saat Kevano membawanya masuk ke dalam mobil lain.
Rayna pun mencoba memberontak, sehingga membuat Kevano kehilangan keseimbangan dan tak sengaja menghempaskan tubuh Rayna dengan cukup keras.
"Ouh, sakit." ucap Rayna sambil memegang pinggangnya.
"Salah sendiri nggak bisa diam." ucap Kevano.
Kevano menutup pintu dan dia pun bergegas masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi pengemudi.
"Aku mau keluar."ucap Rayna.
"Aku akan antar kamu pulang." ucap Kevano.
"Nggak mau." ucap Rayna.
"Kenapa?" tanya Kevano.
"Aku nggak percaya sama kamu, kamu mesum, aku nggak mau dekat-dekat kamu." ucap Rayna.
Kevano membulatkan matanya, dia pun menatap tajam kearah Rayna.
"Apa kamu bilang?" tanya Kevano.
"Aku nggak percaya sama kamu, kamu mesum ..!" ucap Rayna dengan lantang.
Rayna pun memaksa akan membuka pintu mobil, namun Kevano langsung menarik tangan Rayna dan membungkam mulut Rayna dengan mulutnya.
Rayna mendorong paksa tubuh Kevano hingga ciuman itu terlepas, dan membuat Rayna sampai meringis perih akibat luka gigitan yang disebabkan oleh Kevano.
Plak.
Satu tamparan mendarat di pipi Kevano, membuat Kevano menatap Rayna dengan tatapan tak percaya. Dia tak menyangka, Rayna yang terlihat lugu ternyata bisa berlaku kasar.
Kevano tersentak saat tiba-tiba terlihat seperti cahaya flash dari sebuah kamera, dia melihat sekeliling namun tak ada siapapun di basemant itu.
Dengan cepat Rayna membuka pintu mobil, air matanya tak lagi dapat dia tahan.
Dia tak mengerti dengan apa yang dia alami. Dia tak mengerti karena harus selalu bertemu dengan Kevano, Kevano bahkan sampai berani melecehkannya.
Kevano bergegas turun dari mobil dan menarik Rayna agar kembali masuk ke dalam mobil.
"Lepas," bentak Rayna sambil mencoba melepaskan paksa tangan Kevano.
Kevano tak menghiraukan ucapan Rayna, dia terus memaksa Rayna agar masuk ke dalam mobil.
Bugh.
Satu pukulan keras mendarat di wajah Kevano, Rayna pun terkejut dan terdiam melihat Pak Eko yang ternyata memukul wajah Kevano.
"Non baik-baik saja?" tanya Pak Eko.
Rayna pun mengangguk pelan, dia menangis sejadi-jadinya.
"Ayo, Non, kita pulang." ucap Pak Eko.
Rayna pun ikut dengan Pak Eko, sementara Kevano hanya diam saja melihat Rayna yang mulai menjauhinya.
*****
Diperjalanan menuju rumah.
"Maafkan saya, saya datang terlambat." ucap Pak Eko dengan penuh rasa bersalah.
Pantas saja dia merasa tak enak hati saat Rayna tak kunjung kembali, dan beruntunglah dia sempat memikirkan untuk menyusul Rayna, karena ternyata Rayna sedang dalam keadaan tak baik-baik saja.
Rayna hanya diam dalam tangisnya, dia benar-benar merasa malu sekaligus jijik pada dirinya sendiri membayangkan dua kali Kevano telah melecehkannya.
Tak terasa waktu pun berlalu, mobil pun sudah sampai di garasi rumah. Dengan lemas Rayna turun dari mobil, Dania yang sore itu tengah menyiram taman depan rumahnya merasa bingung melihat ekspresi Rayna yang terlihat murung. Ditambah lagi rambut Rayna yang terlihat kacau.
"Ade, kenapa?" tanya Dania dengan bingung saat melihat bibir Rayna yang terlihat memerah seperti terdapat luka di bibirnya.
Rayna terisak dan memeluk Dania, dia benar-benar tak tau harus mengatakan apa.
"Ade kenapa, Pak?" tanya Dania.
"Apa kita bisa bicara berdua saja, Bu?" tanya Pak Eko.
Dania pun mengangguk dan meminta Rayna untuk pergi ke kamarnya.
"Ada apa, Pak?" tanya Dania.
"Maaf, Bu, ini semua kelalaian saya." ucap Pak Eko.
"Kenapa? Tolong, jangan berbelit-belit," tanya Dania.
hal begitu aja bisa dibuat ga jelas
INI MALAH KTEMU KEVANO DIBANDARA, LGSUNG MAIN CIUM2, TERUS MAIN BAWA2 ANAK GADIS ORG.. JDI AGAK ILL FILL BACA SESION 2 INI.. GK SESUAI EKSPETASI YG DIHARAPKN BACANYA..