[UPDATE 2 - 3 CHP PERHARI]
NOVEL INI ADALAH VERSI REMAKE DARI NOVEL KEMBALINYA SANG PENGUASA.
Chu Yuan, seorang CEO sukses dari dunia modern, tiba-tiba dibawa oleh sebuah sistem misterius ke dalam dunia kultivator. Ia menemukan dirinya berada di dalam tubuh seorang pemuda yang lemah dan tidak memiliki kultivasi.
Dengan bantuan dari sistem yang berada di tubuhnya, Chu Yuan mulai mempelajari kultivasi dan meningkatkan kekuatannya.
Namun, Chu Yuan masih belum mengetahui bahwa sistem yang berada di tubuhnya memiliki hubungan yang sangat erat dengan sejarah keluarganya. Ia hanya tahu bahwa sistem itu membantunya menjadi lebih kuat dan berkuasa.
Seiring waktu, Chu Yuan menjadi semakin kuat dan mulai mengungkap rahasia tentang sistem yang berada di tubuhnya. Namun, Chu Yuan juga harus menghadapi berbagai tantangan dan musuh yang ingin menghancurkannya. Ia harus menggunakan kekuatannya dan bantuan dari sistem untuk melindungi dirinya dan orang-orang yang ia cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Y. Septra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB - 20: Dimulainya Turnamen Para Pemuda (Bagian 2).
BAB - 20: Dimulainya Turnamen Para Pemuda (Bagian 2).
Suasana arena kompetisi dipenuhi riuh rendah suara. Gelombang teriakan, sorakan, dan ketegangan bercampur menjadi satu, membentuk atmosfer yang membakar semangat semua yang hadir.
Di atas panggung utama, para tetua klan Chu duduk berjejer, memandang ke arah tujuh arena yang telah disiapkan untuk pertandingan masing-masing grup. Wajah-wajah tua itu penuh ekspektasi, sebagian dengan harapan tulus, sebagian lainnya dengan rencana busuk.
Di bawah arena, para peserta dari Grup A hingga Grup G berdiri di jalur masing-masing. Mata penuh tekad, mata penuh ambisi, dan mata penuh siasat. Ada yang mengepalkan tangan, ada yang menunduk dalam doa, dan ada pula yang menatap dingin seolah sudah menghitung langkah menuju kemenangan.
Di sudut tertentu, beberapa pemuda dari Grup D saling bertukar pandang dengan gelagat aneh. Di antara mereka, Chu Wei, Chu Mu, dan Chu Rong ketiganya peserta Grup D tampak berbisik sembunyi-sembunyi.
"Kalian ingat apa yang diperintahkan, kan?" bisik Chu Wei dengan nada rendah, nyaris tak terdengar.
Chu Mu menyeringai, "Tentu saja. Kita hanya perlu sedikit lengah dan memastikan Grup D ini tidak bisa lolos bukan?"
"Jangan terlalu kentara. Kalau perlu, bertarung lah seolah-olah kalian sudah mengerahkan segalanya" sambung Chu Rong, matanya berkilat penuh sinisme.
Tak jauh dari mereka, berdiri Chu Yuan tenang seperti air yang tak bergelombang. Namun di dalam hatinya, ada firasat aneh yang terus bergema. Ada sesuatu yang salah pikirnya. Angin yang bertiup di arena terasa lebih dingin, seolah memberi pertanda akan datangnya badai.
"Aku merasa ada yang aneh, tidak biasanya mereka belum bergerak, aku tidak tahu apa rencana mereka, tapi akan ku pastikan aku akan memenangkan pertandingan ini dan menghancurkan kalian satu persatu!" ucapnya dalam hati.
Sementara itu, di tribun utama, Tetua Besar Chu Kang salah satu dalang dari semua ini mengusap janggutnya sambil berbisik ke tetua-tetua lain di sebelahnya.
"Jangan khawatir, semuanya berjalan sesuai rencana," ucap Chu Kang dengan suara puas.
"Anak itu mungkin kuat, tapi kalau rekan satu grupnya semua gagal, dia akan tenggelam bersama mereka!"
Para tetua cabang lainnya tertawa pelan, seolah sudah bisa mencium aroma kegagalan Chu Yuan dari sekarang.
***
"Kompetisi akan dibuka! Setiap grup akan bertarung satu per satu, hingga tersisa tiga terbaik dari masing-masing grup! Setiap kekalahan adalah eliminasi! Yang bertahan terakhir, dia yang menang!" Suara wasit bagaikan palu godam yang memukul gong perang.
Suara gemuruh menggema di seluruh arena. Pertandingan antar grup pun dimulai.
Arena Grup A, Pertarungan pertama langsung memanas.
Chu Jian salah satu pemuda terhebat klan berhadapan dengan Chu Zhan dari Grup C.
Begitu gong dibunyikan, Chu Jian bergerak secepat kilat.
Sret!
Wushh!
Chu Jian melesat ke depan, tangannya membentuk jurus, "Tangan Bayangan Lima Petir!" teriak Chu Jian.
Dhuarr!!
Satu pukulan menghantam dada Chu Zhan.
Membuat tubuh Chu Zhan terpental ke belakang, memuntahkan darah segar di udara sebelum jatuh pingsan keluar arena.
Sorak-sorai langsung meledak.
"Chu Jian memang monster!"
"Tak heran dia disebut calon pewaris klan!"
Arena Grup B.
Chu Lei yang sebelumnya sudah babak belur oleh Chu Yuan kini menatap lawannya dengan tatapan gelap. Meski luka-lukanya belum pulih sepenuhnya, ia tetap bertarung.
Chu Lei berhadapan dengan Chu Min dari Grup C.
Serangan demi serangan dilancarkan dengan brutal, seolah Chu Lei melampiaskan dendam yang tak sempat dia tumpahkan pada Chu Yuan.
Dengan satu gerakan tajam, Chu Lei mencengkram pundak Chu Min, lalu melemparkan tubuhnya keluar arena dengan kekuatan brutal.
Brak!!
Chu Min mendarat keras di tanah.
"Chu Lei menang!" seru wasit.
Arena Grup C.
Pertarungan di Grup C lebih seimbang.
Chu Huan dan Chu Yi saling bertukar serangan dengan penuh perhitungan.
Pedang bertemu pedang, jurus bertemu jurus.
Crash!
Chu Huan akhirnya membuat celah di pertahanan Chu Yi, mendorongnya keluar arena dengan kombinasi serangan kaki dan pukulan pamungkas.
Arena Grup D.
"Akhirnya giliran Grup D tiba!"
"Aku tidak sabar melihat pertunjukkan sampah itu"
Beberapa peserta dari grup lain tertawa kecil, tidak menyadari bahwa mereka tengah menyaksikan sebuah sandiwara yang sudah ditulis skenarionya.
Para peserta saling memandang namun alih-alih aura semangat bertarung, ada sesuatu yang aneh.
Chu Jiang, salah satu peserta Grup D, berhadapan dengan Chu Han dari Grup C.
Saat gong berbunyi, Chu Jiang bergerak dengan cepat namun bukan untuk menang. Ia bergerak setengah hati, membuat celah dalam pertahanannya.
Chu Han melihat sebuah celah dan kesempatan, dengan jurus sederhana, ia segera dengan cepat menebas dada Chu Jiang.
Slash!!
Brukk!
Chu Jiang memuntahkan darah dan jatuh.
"Chu Han menang!" ucap wasit.
Tapi Chu Yuan, yang mengamati dari jauh, memicingkan matanya. "Sialan! Ternyata pikiran ku benar, mereka pasti tidak akan diam. Jadi ini yang kau rencanakan bajingan!!" ucap Chu Yuan di dalam hati sambil memandang kearah panggung utama tempat para tetua.
***
Pertarungan kembali berlanjut.
Chu Liang menghadapi Chu Rong.
Keduanya bertarung, tetapi gerakan mereka terlalu palsu seolah dua aktor yang pura-pura bertarung. Pukulan meleset, serangan terbaca dengan mudah. Akhirnya, Chu Rong dikalahkan dengan cara yang sangat tidak meyakinkan dan begitu pula seterusnya.
Satu per satu anggota Grup D gugur dengan "pertarungan" yang lebih mirip sandiwara.
Chu Yuan menggenggam erat tinjunya. Urat-urat di lengannya menegang, kemarahan mengalir dalam darahnya seperti gunung merapi aktif yang siap meledak kapan saja.
"Jadi mereka memang sengaja menempatkan ku di sini, agar membuatku kalah? Heh, kalian pikir aku akan menyerah begitu saja, tunggu dan lihatlah aku akan membuat kalian menyesal telah melakukan ini!!"
Di sisi lain, Arena Grup E, F, dan G. Pertandingan di grup ini jauh lebih keras.
Di Grup E, Chu Fengxian mengalahkan Chu Po dengan satu serangan lutut ke perut.
"Ugh!"
Chu Po jatuh tersungkur.
Di Grup F, Chu Yan menghadapi Chu Lin dalam pertarungan pedang yang mendebarkan. Setiap tebasan pedang mengirimkan percikan energi ke udara.
Clang! Clang! Clang!
Akhirnya Chu Yan menang dengan teknik kombinasi tiga tebasan cepat.
Di Grup G, pertarungan tampak lebih liar.
Karena Grup G memang grup paling lemah, banyak yang bertarung dengan gaya brutal dan sembrono. Suara benturan tubuh, jeritan sakit, dan dentuman tubuh yang jatuh memenuhi udara, menciptakan simfoni kekacauan yang brutal.
**
Ditempat Chu Yuan, nampak Chu Yuan yang sedang duduk menatap diam arena penuh para peserta di depannya. Satu demi satu teman satu grupnya tumbang.
Mata para tetua di atas arena berbinar penuh kebanggaan jahat, mereka berpikir telah berhasil menjebaknya. Beberapa dari mereka bahkan menahan tawa di balik lengan jubah mereka, yakin bahwa harapan satu-satunya Lin Hua telah hancur.
Namun Chu Yuan hanya tersenyum tipis.
"Kalian pikir aku akan kalah hanya karena ini? Kalian pikir aku tidak bisa menahan semua ini sendirian?"
Tatapannya dingin. Sorot matanya menajam seperti bilah pedang yang haus darah. Kali ini, bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi untuk harga dirinya, untuk semua penghinaan, dan untuk nama mendiang ibunya.
***
Pertandingan terus berlanjut.
Pertarungan sengit terjadi di tiap grup, dan atmosfer di arena semakin memanas.
Semua menuju ke babak penting, perebutan siapa yang akan bertahan di masing-masing grup. Dan Chu Yuan akan segera melangkah maju.
Sendirian.
Melawan semua permainan kotor ini!
Bersambung...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
mungkin novel ini tentang Isekai tapi versi China. Asli penulis novel sangat2 pintar menulis cerita
coba penulis Novel alasannya knp ?