NovelToon NovelToon
Hitung Mundur Tahun Baru

Hitung Mundur Tahun Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Evelyne lisha

Dulu, Lise hanya ingin sekolah dengan tenang. Tapi sejak bertemu Kevin, pria dengan rahasia di balik setiap diamnya, semua berubah. Hatinya yang polos tak bisa membohongi getaran tiap kali Kevin menatapnya. Meski dunia Kevin gelap, Lise merasa hangat saat di dekatnya. Seolah... cinta itu memang tidak selalu datang dari tempat yang terang.


“Kalau dunia ini hancur besok, kamu bakal nyesel udah deket sama aku?” bisik Kevin di telinga Lise, jemarinya menyentuh lembut dagu gadis itu.
Lise tersenyum kecil, lalu menggeleng.
“Enggak. Karena sejak hari pertama kamu panggil nama aku, hidup aku mulai punya arti.” mata sayu nya menatap lembut pada pria yang telah mengambil hatinya itu.

------

Karya ini adalah hasil tulisan asli saya. Dilarang keras mengambil, menyalin, atau memodifikasi tanpa izin. Plagiarisme adalah pelanggaran serius dan tidak akan ditoleransi.

#OriginalWork #NoPlagiarism #RespectWriters #DoNotCopy


penulis_ Evelyne Lisha

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evelyne lisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24 - kedamaian yang berlangsung

Klik.

Lise menutup pintu rumahnya dengan malas. Ekspresinya terlihat murung setelah seharian di luar sekolah.

"Bisa-bisanya dia tersenyum di hadapanku..."

Pikirannya tak berhenti memikirkan apa yang terjadi di sekolah hari ini. Mata hijaunya perlahan berkaca-kaca. Tak pernah Lise begitu merasakan sakit hati yang begitu dalam, meskipun ia sudah tahu bahwa kenyataannya memang seperti itu.

"Ck, bisa-bisanya aku menangis hanya karena hal sepele begini."

Tak pantas bagi Lise bila dirinya terus meratapi kehidupan yang kelam itu. Namun, apalah daya? Ia harus tetap semangat, meskipun masih hidup di dalam lingkup yang cukup toxic.

"Ah, nona sudah kembali?"

Ujar Jared, yang baru saja keluar dari kamar mandi. Rambutnya yang basah dan tubuhnya terbuka, meski bagian bawahnya tertutupi handuk, terlihat jelas otot-otot tubuhnya yang besar. Namun, terlalu banyak luka di tubuhnya itu.

Tanpa tersadar, Lise sudah terlalu lama menatap kosong ke arah Jared, yang melambai-lambaikan tangannya di depan mata Lise.

"Hm!? Ah... Jared? Kau sudah baikan?"

Tanya Lise kaku sambil menaruh tasnya di sofa.

"Sudah baikan, ini berkatmu, Nona! Terima kasih sudah mengobatiku kemarin."

Lise tersenyum sebelum duduk di sofa. Mata hijaunya menatap terus ke arah Jared dengan penasaran.

"Ada apa, Nona? Kenapa Anda begitu terlihat pucat?"

"Aku baik-baik saja, Jared. Bisakah kau tidak memanggilku dengan sebutan 'Nona'? Namaku Lirishe Reeiya, kau bisa memanggilku Lise."

Jared duduk di sofa sambil mengangguk.

"Baiklah, Lise. Sepertinya kau juga jauh lebih muda dariku, ya. Aku harap kau tidak keberatan bila saya berbicara tidak terlalu formal."

"Tentu saja."

Keheningan sekilas meningkahi. Lise hanya terdiam sambil menunduk dan menggenggam kedua tangannya. Tatapan Jared pada Lise pun tak henti karena rasa penasarannya.

"Di mana Kevin?"

Tanya Lise tiba-tiba. Membuat Jared sedikit terkejut. Wajah Lise tampak tajam saat melihat Jared yang tampak sedang berpikir sebelum ia menghela napasnya dan bersandar pada sofa.

"Kevin... Dia sedang ada urusan," jawab Jared seadanya.

"Urusan apa lagi?"

"Mungkin dia akan melaporkan kejadian kemarin pada Pemimpin."

"...."

◇◇◇

"Jadi, markas dan bawahanmu semuanya sudah hancur? Dan itu oleh organisasi Alpha?"

Tanya ayah Kevin dengan wajah murka, hati yang membara setelah melihat luka-luka di tubuh anaknya itu. Jelas, ia tidak terima dengan kenyataan yang begitu memuakkan ini, apalagi setelah mendengar kalau yang mengincar anaknya ini adalah komplotan organisasi yang akan sulit untuk dihancurkan.

Kevin mengeluarkan sebuah surat kertas dan menaruhnya di atas meja.

"Jared menemukan surat ini dari salah satu komplotan si brengsek itu," ujar Kevin kesal.

Ia membuka kertas itu dan membacanya sebelum berdiri dari tempat duduknya.

"Biar Ayah cari tahu kodenya."

" Sudah dicari tahu" ujar Kevin dengan tajam, seraya mengernyitkan dahinya sebelum ayahnya berbicara.

"Sudah? Jika sudah, kau pasti sudah tahu apa isi perintahnya, kan?"

Kevin terdiam sejenak, entah apa yang menggeluti pikirannya sekarang. Namun, ia merasa lebih tenang dibanding saat-saat di mana ia berada dalam keadaan lebih buruk.

"Killer;K adalah tujuannya, tapi akan sulit bagi mereka untuk menemukan identitasku."

"Bagaimana bisa kau berkata begitu?" ujar Essert yang kini kembali duduk di kursinya.

"Bukan hanya karena kau selalu memakai masker, kau tidak akan terekspos, Kevin. Mereka akan terus mencari tahu dalam sumber apa pun. Kau tidak bisa meremehkan mereka."

"Aku tahu. Aku tidak akan meremehkan orang yang sedang menjalankan pembalasan dendam."

Keheningan memecah ruangan sekejap. Kedua anak dan ayah itu terpaku seakan terikat pada ingatan masa lalu yang sulit dilupakan.

"Haa... andai saja saat itu aku tidak bertindak gegabah... Ibumu pun pasti tidak akan mati begitu saja..."

Kevin menatap ayahnya tajam. Jelas-jelas ia tidak ingin ada penyesalan apa pun dalam hidupnya. kepergian ibunya, itulah satu-satunya penyesalan dalam hidup Kevin yang selama ini Mengurung dirinya dan menutupi identitasnya, dan penyesalan itu memang tak bisa digantikan apa pun. Bahkan ratusan nyawa yang sudah ia bunuh tak bisa menyelamatkannya dari rasa sakitnya—kehilangan seorang bidadari yang meninggalkannya dengan cara yang tragis.

Sejenak, Kevin tersenyum. Bayangan Lise muncul di benaknya dan membuatnya sadar bahwa hidup mengajarkan kita untuk melepaskan. Bidadari itu dulu telah menghilang, dan kini tiba-tiba muncul dan menemaninya seakan bidadari itu hidup kembali.

Kevin tersadar bahwa masih banyak seseorang yang berada di sisinya dan menemaninya. Juga, masih ada banyak orang yang seharusnya ia lindungi di sisinya.

"Sudahlah, penyesalan takkan ada akhirnya. Tidak sepenuhnya Ayah yang salah. Toh aku yang membunuh orang itu dan membuat keadaan seperti ini. Yang terpenting sekarang adalah tetap menjalani kehidupan."

Essert tersenyum sebelum menghela napasnya. Mendengar kata-kata yang begitu menyakitkan, tapi hanya itu memang jalannya dan kenyataannya.

"Omong-omong, ini kode tersulit untuk dibuka. Bagaimana kau membuka kode yang bahkan akan butuh waktu lama untuk membukanya? Bahkan hacker sekalipun?"

____________________________

1
Garl4doR
Da Heil, pura-pura gak liat ah/Shy/
Garl4doR
Viana2... Galaknya ilang

Btw, sorry thor, itu ada bbrp paragraf yg ke ulang²/Frown/
Garl4doR: Sama-sama
obsidianeverose: oke nanti di cek ya.

makasih udah ngasih tau/Smirk//Pray/
total 2 replies
Garl4doR
Kevin, jangan bentak Lise
Garl4doR
Jangan-jangan ayahnya -,
Garl4doR
Wkwk, Jared Jared/Facepalm/
Garl4doR
Kenapa liatin bibirnya, Lise?/Doge/
Garl4doR
Sampai sini dulu, ku lanjut lagi kalau kamu udah up thor. Takut kamu hiatus gak selesain ceritanya/Scowl/
Garl4doR
Masih aman, belum aneh2/Shy/
Garl4doR
Wkwkwk, pasti panjang kali lebar/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!