NovelToon NovelToon
BUKAN CINDERELLA BIASA

BUKAN CINDERELLA BIASA

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Tamat
Popularitas:12.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: JE270608

Takdir mempertemukan Deanda Federer yang hanya seorang gadis miskin dengan seorang Putra Mahkota Alvero Adalvino dari Kerajaan Gracetian. Negara dengan sistem pemerintahan monarki absolut, di mana ucapan Raja adalah hukum mutlak.

Alvero dikenal tampan, cerdas, sekaligus sosok pengusaha hebat, namun juga dikenal keras, arogan, dingin, sekaligus dikenal playboy karena tidak pernah bersama dengan gadis yang sama lebih dari satu bulan. Namun beberapa rumor juga menyebutkan bahwa Alvero seorang gay. Untuk meredam rumor dan mempertahankan posisinya sebagai calon Raja sekaligus untuk dapat membalas dendam, Alvero sengaja menjebak Deanda untuk menikah dengannya.

Bagaimanakah perjalanan cinta mereka? Kenapa harus Deanda yang dipilih oleh Alvero? Dan apakah Deanda bisa menerima Alvero dan jatuh cinta padanya dengan perbedaan status yang begitu jauh? Ikuti perjalanan cinta mereka yang penuh perjuangan sekaligus romantis.

Cerita ini hanya fiksi semata, maaf jika ada kesamaan tokoh, nama, dll

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JE270608, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEMAKIN INGIN MEMILIKIMU

Tangan Alvero yang menahan tubuh Deanda agar tidak terjatuh dengan cara memegang kedua lengan Deanda langsung membuat Deanda tersentak dan dengan gerakan sigap Deanda segera melepaskan dirinya dari pegangan tangan Alvero dan mundur dua langkah ke belakang. Setelah itu Deanda memberikan tanda hormat kepada Alvero dengan posisi tubuh yang benar, membuat Alvero tersenyum geli melihat bagaimana gugup, salah tingkah, dan malunya Deanda saat ini, dengan semburat merah memenuhi pipi putih Deanda, terlihat kontras dengan mata ambernya yang terlihat bercahaya, mata yang sejak pertama Alvero melihatnya dia tahu gadis di depannya itu bukan gadis biasa, gadis yang bisa membantunya untuk mengembangkan masa depan Gracetian.

"Terimakasih untuk penyambutannya," Alvero berkata sambil menggerakkan telapak tangannya ke atas sebagai tanda dia menerima penghormatan mereka dan mengijinkan mereka berdiri kembali dengan tegak.

"Maafkan kelalaian kami Yang Mulia, kami tidak bisa mengenali keberadaan Yang Mulia lebih awal. Maafkan kebodohan keponakan saya karena sudah berani bersikap tidak sopan kepada Yang Mulia," Alvero hanya tersenyum mendengar permintaan maaf Marcello yang mewakili Deanda yang dilihatnya lebih memilih untuk diam dengan kepala tertunduk karena benar-benar tidak tahu harus bersikap bagaimana menghadapi kenyataan yang terjadi saat ini.

Ah, kenapa hidupku begitu sial harus bertemu dengan Putra Mahkota Alvero dalam keadaan seperti ini. Aku tidak mengharapkan bisa mengenal bahkan dekat dengan beliau. Memandangnya dari jauh dan mendukungnya dalam hati bagiku sudah lebih dari cukup. Apalagi harus mengenalnya sebagai sosok Tuan Alvi terlebih dahulu dan lagi sikapku selama ini kepada Tuan Alvi sudah begitu keterlaluan. Aku harus bersikap bagaimana untuk menghadapi Yang Mulia ke depannya? Arrghhh..., Deanda berkata dalam hati dengan hati yang merasa begitu tidak nyaman karena kenyataan yang harus dihadapinya sekarang, membuatnya benar-benar frustasi.

"Jadi Tuan Marcello, kapan kita akan mengadakan pertandingan yang tadi sudah kita sepakati?" Marcello sedikit tersentak kaget mendengar pertanyaan dari Alvero, mana berani dia meminta kepada seorang Putra Mahkota yang berniat melamar keponakannya itu untuk melakukan pertandingan bela diri.

"Yang Mulia..., maafkan saya, saya hanya menyampaikan surat wasiat dari almarhum Kakak saya. Saya tidak bermaksud untuk menentang Anda Yang Mulia. Jika memang Yang Mulia benar-benar menginginkan Deanda sebagai istri Yang Mulia, kami keluarga Federer akan menerimanya dengan senang hati. Sebuah kehormatan bagi kami jika Yang Mulia memilih Deanda yang hanya gadis biasa, yang sebenarnya tidak sepadan dengan kedudukan Yang Mulia," Marcello berkata dengan sedikit gugup, menyadari bagaimana sebelumnya dia begitu berani mengajukan berbagai persyaratan kepada Alvero untuk diijinkan menikahi Deanda, padahal di negara dengan sistem pemerintahan kerajaan monarki absolut seperti di negara Gracetian ini menentang Raja dan Putra Mahkota artinya siap untuk mendapatkan hukuman mati, sesuai dengan apapun yang diperintahkan oleh pemilik kekuasaan tertinggi di negara ini.

"Tidak masalah. Sebelumnya aku memang sudah pernah berjanji kepada Nona Deanda akan memenuhi segala persyaratan yang diajukan oleh wali resminya untuk dapat menikahinya. Bukankah sebagai seorang calon Raja kalian aku harus bisa memegang janjiku? Ucapanku haruslah bisa dipercaya," Alvero berkata sambil matanya menatap ke arah Deanda yang saat ini benar-benar tidak tahu harus berkata apa dengan wajahnya yang masih memerah karena menahan malunya terhadap Alvero.

"Syarat pertama maupun kedua aku sudah pasti akan dapat memenuhinya, syarat ketiga.... Dengan senang hati aku akan membuktikan kepada keluarga Federer bahwa aku sanggup melakukannya untuk memboyong Deanda ke istana. Untuk kesediaan Deanda menikah denganku..., biarkan aku mendengarnya sendiri dari bibirnya setelah pertandingan diselesaikan dengan baik," Mendengar kata-kata Alvi, tanpa sadar Deanda sedikit menarik nafas lega, karena merasa ada kesempatan untuk dia melepaskan diri dari rencana Alvero untuk menikahinya jika dia bisa mengalahkan Alvero dalam pertandingan itu.

Dengan pengalamannya selama ini Deanda merasa sedikit di atas angin karena selama ini belum pernah ada seorangpun yang pernah benar-benar mengalahkannya, walaupun itu seorang laki-laki bertubuh besar ataupun kuat. Melihat bagaimana dari wajah dan sikap Deanda terlihat memiliki harapan untuk menolaknya justru membuat Alvi tersenyum geli.

Aku akan berusaha keras untuk memenangkan pertandingan ini, agar aku memiliki alasan untuk menolak lamaran ini. Aku masih memiliki kesempatan besar untuk menghindari pernikahan tidak masuk akal ini. Bagaimana aku bisa menikah dengan Putra Mahkota Alvero? Benar-benar tidak masuk akal. Deanda berkata dalam hati dengan kepala masih tertunduk, rasanya dia benar-benar belum memiliki keberanian untuk menatap wajah Alvero saat ini.

Bersiaplah untuk menjadi pengantinku sweety, menjadi calon permaisuri Gracetian di masa depan. Dengan keberadaanmu aku akan menyingkirkan semua orang yang berusaha menghalangi jalanku untuk menjadi Raja berikutnya, Alvero berkata dalam hati sambil memandang ke arah Ernest yang langsung menggerakkan tubuhnya, memberi tanda kepada beberapa pengawal yang berada di luar pintu rumah.

Tidak berapa lama kemudian, enam orang pengawal berjalan memasuki ruang tamu  Marecello dengan berjajar dua-dua, berjalan dengan rapi sambil masing-masing orang membawa sebuah kotak yang terlihat mewah, dipegang dengan kedua tangan di depan dada mereka. Baik Deanda, Marcello dan Lionel sedikit terbeliak melihat keenam pengawal itu.

Begitu keenam pengawal itu berada di dekat Alvero, dua pengawal yang lain segera mengangkat sebuah meja yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri dan mengangkatnya, membawanya, lalu mendekatkannya ke tempat di mana Deanda dan Marcello berdiri. Setelah itu keenam pengawal itu masing-masing membuka kota yang dibawanya dan meletakkannya di atas meja yang ada di hadapan Marcello dan Deanda.

"Tuan Marcello dan Nona Deanda, mohon diterima dengan senang hati, sedikit hadiah dari kami. Terimakasih sudah mempersilahkan kami untuk bertamu dan menyambut dengan baik kedatangan Tuan Alvi, maksud saya Yang Mulia Putra Mahkota Alvero," Ernest berkata mewakili Alvero yang matanya menatap ke arah Deanda yang masih tidak berani menatap ke arahnya.

Wajah Marcello dan Deanda semakin terlihat kaget begitu melihat isi dari kotak-kotak tersebut. Semua kotak-kotak itu berisi barang-barang mewah, mulai dari perhiasan berupa anting, kalung, gelang, bahkan gelang kaki, beberapa gaun pesta, tas pesta, sepatu, beberapa penjepit rambut baik dari emas maupun dari perak sampai berlian, juga peralatan make up lengkap untuk Deanda. Sedang untuk Marcello ada kotak berisi sebuah jam tangan mewah dan kotak berisi sebotol Diva Vodka yang dari penampilan botolnya, Marcello bisa melihat bahwa jenis Diva vodka yang diberikan oleh Alvero merupakan jenis yang mahal dengan melihat hiasan batu mulia yang terdapat di botolnya.

(Minuman Diva Vodka, dari penampilannya saja sudah memukau karena botol minuman ini ditaburi kristal swarovski. Rasanya sangat smooth karena vodka telah difilter beberapa kali. Proses pembuatannya pun melibatkan batu-batu mulia pada saat filterisasi. Pertama, vodka disaring menggunakan es, kemudian dimurnikan dengan arang nordic birch, dan disaring melalui pasir permata yang semi mulia. Setelah dibuat, Vodka Diva dimasukkan ke botol berisi tabung kaca yang bisa dilepas, dihiasi 48 permata dan kristal menawan yang mengalir di inti botol. Minuman satu ini jelas bukan sekedar pemuas kebutuhan akan rasa tetapi juga kemewahan, merupakan sebuah harta berharga. Tiap botol Diva Vodka didekorasi dari batu semi mulia hingga batu mulia sejenis zirkon kubik, topaz biru langit, turmalin merah muda dan lainnya. Uniknya, setiap botol punya haisan batu sendiri-sendiri dengan haisan berbeda. Tidak ada dua botol yang sama. Diva Vodka ini dihargai antara 49 juta sampai 13 miliar untuk per botolnya. Harganya berbeda, tergantung jumlah dan kualitas berlian yang ada di botol).

Begitu melihat isi semua kotak itu, Deanda memaksakan dirinya untuk memberanikan diri memandang ke arah Alvero yang sedang menatapnya, sehingga sempat membuat Deanda merasa kembali gugup dalam hitungan detik. Namun, mengingat dia harus menyampaikan sesuatu kepada Alvero tentang hadiah-hadiah itu, Deanda membulatkan tekadnya untuk tetap memberanikan dirinya.

"Yang Mulia..., mohon membawa kembali semua hadiah-hadiah itu. Kami tidak pantas untuk menerima semua itu," Alvero menaikkan sebelah alisnya mendengar kata-kata Deanda, sedang Marcello dan Lionel, juga Ernest tampak terkejut mendengar perkataan Deanda barusan.

"Kenapa kamu menolaknya? Apa kamu tidak takut menerima hukuman karena berani menentang seorang Putra Mahkota? Apa kamu tidak pernah mendengar berita tentang bagaimana aku paling jarang memberikan pengampunan kepada orang yang bersalah dan berani menentangku?" Alvero berkata sambil menatap dalam-dalam ke arah mata Deanda dengan senyum di bibirnya.

"Kalau Yang Mulia mau menghukum saya, silahkan saja. Tapi yang saya tahu pasti dari pengamatan saya, setiap orang yang mendapatkan hukuman dari Yang Mulia selama ini adalah orang-orang yang pantas mendapatkan hukuman, para pengedar obat terlarang, para koruptor, para pria berdasi yang menggunakan kepandaiannya untuk mencuci uang perusahaan Adalvino, para pencuri uang rakyat," Senyum di wajah Alvero langsung menghilang mendengar perkataan Deanda, bukan karena dia tidak menyukai apa yang baru saja dikatakan oleh Deanda, tapi bagaimana Deanda adalah orang yang menganggap sikap tegas dan tidak toleransinya terhadap para pelaku kejahatan merupakan suatu yang sudah seharusnya dia lakukan di jaman di mana orang yang memiliki kekuasaan dan memiliki kekayaan biasanya merasa berhak mendapatkan keistimewaan dan pengampunan dibanding rakyak biasa dengan kejahatan yang sama, merasa segala sesuatu bisa dibeli dengan uang dan pengaruh, termasuk hukuman yang seharusnya mereka terima.

Apapun yang terjadi, kamu harus menjadi permaisuri kerajaan Gracetian di masa depan untuk mendampingiku. Akan kuhabisi semua para pembunuh dan pecundang-pecundang itu, para benalu yang selalu menempel dengan menjijikkan. Akan kucabut sampai ke akar-akarnya. Dan itu hanya bisa kulakukan jika aku menikah denganmu. Alvero berkata dalam hati, setelah itu dia berdehem kecil.

"Bagaimana bisa aku memberikan hukuman kepada calon istriku? Daripada memberimu hukuman aku lebih memilih untuk memberimu hadiah. Kalau kamu menolak hadiah-hadiah itu, aku akan membakarnya daripada barang yang seharusnya menjadi milik calon istriku diberikan kepada orang lain," Alvero berkata kepada Deanda dengan senyum kembali tersungging di wajah tampannya.

"Baiklah, sekarang mari kita tentukan tanggal pertandingan kita," Alvero kembali mengingatkan tentang pertandingannya dengan Deanda.

"Tuan Marcello, kapan itu bisa dilakukan?" Marcello menatap ke arah Deanda begitu mendengar pertanyaan Alvero.

"Jika Yang Mulia mengijinkan, biarkan Deanda yang memutuskannya, karena dia yang akan menjalaninya," Marcello berkata dengan mata tetap memandang ke arah Deanda.

"Ok, Lady first, silahkan menetapkan tanggalnya Nona Deanda," Deanda sedikit tersentak mendengar perkataan Alvero yang sepertinya tidak ada niat mundur sama sekali dalam pertandingan itu.

"Lima belas hari lagi Yang Mulia, tepat tanggal dua puluh lima bulan ini," Marcello mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar jawaban Deanda yang terdengar begitu percaya diri dia akan berhasil mengalahkan Alvero, sedang Alvero hanya  tersenyum tipis melihat bagaimana percaya dirinya Deanda.

"Ok, deal. Ernest, kosongkan semua jadwalku di tanggal 24 sampai 26 bulan ini," Ernest langsung mengangguk dengan sikap hormat mendengar perintah dari Alvero.

1
wanita tangguh@
udah baca yg ke 3x nya tp ga bosen😁
Fera Susanti
Luar biasa
Fera Susanti
Lumayan
Fera Susanti
baca ulang2 lagi...susah move on sama pasangan ini...
whiterose91
semangat
Dwi Kurniasari
Luar biasa
JE270608: terimakasih kakak🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Rafanda 2018
binggung ktnya mau di nikahi.ko malah di jadikan tukang masak,..mumet bacanya kelamaan.....END
Rafanda 2018
deanda kerja ngapain ga keluar rumah ngontrak sendiri
Tie Rumyati
tidak tahu yah deanda sangat mencintai anda..yangmulya alvero
JE270608: cinta pake bangettttt
total 1 replies
Tie Rumyati
author baru mampir...saya suka novelnya..banget malah..banyak pengetahuan ceritanya bagus mengalir..tdk di buat2..kenapa yg laik sedikit yah
Fielov
kaya nya yg mati kebakaran itu mm nya deanda buat menyelamatkan mm nya Alvero,, sementara itu makan mm nya Alvero itu hanya sebuah kamuflase bt nipu Eliana seolah² mm nya Alvero memang yg meninggal dlm kebakaran itu
JE270608: 👍👍👍👍👍👍👍
total 1 replies
Fielov
sudah bs d tebak kenapa ayahnya dianda diberhentikan jd night satria....pst gara² Eliana sang ibu tiri yg buat seolah² ayahnya dianda dan sang paman yg mw menculik Alvaro...
JE270608: gara2 eliana, tapi alasannya bukan itu kakak☺
total 1 replies
yhoenietha_njus🌴
Dea kamu ga bisa lari lagi....mau keujung kulon ato keujung dunia sekalipun...kamu akan terjerat selamanya sama Tuan Alvi...hhhhh
JE270608: betul ituuuuu😂
total 1 replies
Wenk Arnie
Bagus dan seru
JE270608: makasih pujiannya kakak🥰
total 1 replies
anita
sdh tau deanda calon ratu knp jg masih cr gara2 mending pura2 baik dech biar lancar tuch kartu kreditnya
anita
alvaro bucin berat
anita
sdikit bnyak tau ttg gmn khidupan kerajaan
Maya Putri pratiwi
lebih kampungan lagi orang yang merebut milik orang lain
Maya Putri pratiwi
itu karna hati nya baik gak kaya lo yang dengkian
Anonymous
Author ini bener2 luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!