Gerbang Dunia Ghoib

Sudah seminggu di istana megah itu namun Sekar belum bertemu dengan Nathan, hal itu membuat Sekar ingin kembali ke alam manusia. Ia mengendap-endap keluar, berharap tidak ada yang tau, namun ternyata Ia salah. Tubuhnya menabrak sesuatu di depannya ketika dirinya sedang memindai sekeliling.

" Auwhhh, eh stttt diam. " Sekar meletakkan satu jari di bibirnya, meminta agar orang yang Ia tabrak diam agar kepergian nya tidak ketahuan.

Perlahan Sekar mendongakkan kepalanya dan terkejut melihat siapa yang berada di hadapannya saat ini, Sekar jadi salah tingkah.

" Kenapa, mau coba kabur ya. Oh silahkan, soal itu gampang. Aku tinggal menjemput Kakak tersayang mu itu untuk menggantikan mu. "

" Eh, eh tidak. Siapa juga yang mau kabur, aku itu....... aku, aku itu mencarimu. Iya mencarimu, habisnya kamu sudah satu minggu menghilang kaya di telan bumi. Aku kan bosan, tidak tau harus mengerjakan apa. Masa iya sih aku makan tidur, makan tidur doang. " Ucap Sekar mencari alasan.

Ia langsung ketakutan ketika mendengar saudara laki-lakinya yang akan di jemput untuk menggantikan dia di tempat aneh itu.

" Ikut dengan ku. " Sekar bingung apa dia harus ikut dengan Pria aneh itu.

" Buruan, bukankah kamu ingin bekerja. "

Mendengar ucapan Nathan, Sekar akhirnya mengikuti kemana langkah Nathan. Mereka masuk ke sebuah ruangan, namun sebelum itu Sekar ketakutan karena dia harus melewati satu tempat yang gelap sebelum tiba di ruangan yang lebih besar dari ruangan nya.

Sekar memindai tempat itu, sangat indah menurutnya apalagi di dukung dengan furniture yang sangat unik. Seperti peninggalan jaman penjajahan dulu.

" Apa ini. " Gumam Sekar, keningnya berkerut ketika melihat sebuah gambar yang tergantung di dinding ruangan itu.

Sekar lagi- lagi di buat bingung karena tiba-tiba Nathan menggandeng tangannya dan menariknya melalui sebuah pintu. Anehnya setelah keluar dari pintu itu, mereka tiba-tiba berada di sebuah tempat.

" Kita berada dimana ini Nathan. " Tanya Sekar setelah beberapa saat Ia memperhatikan tempat itu.

Nathan hanya diam saja membuat Sekar kembali memperhatikan setiap pengunjung tempat itu. pokus nya tertuju pada sesuatu yang menarik perhatian nya.

" Apa itu, bukankah dia itu nampak aneh, sepertinya dia bukan dari dunia manusia. "

Sekar mencoba mengatakan apa yang ada di pikiran nya, menurut yang Ia lihat di depan matanya.

" Kamu benar Sekar, ini adalah tugas pertama kamu. Cepat temui dia, kamu akan tau apa yang harus kamu lakukan setelah bertemu dengan nya. "

" Tapi..... ! Eh, Nathan.... Nathan.... kamu dimana. Ish, kemana perginya. Cepat banget ngilangnya, bisa- bisanya dia pergi sebelum menjelaskan apa yang harus aku lakukan. "

Sekar yang tadi memperhatikan seorang wanita yang tengah duduk sendiri sambil mendengarkan apa yang di katakan Nathan, baru akan bertanya apa yang harus Ia lakukan selanjutnya, namun tiba-tiba Nathan menghilang begitu saja.

Sekar menghela nafas panjang, mungkin memang ini yang harus Ia jalani untuk menebus perjanjian sang Ayah dengan Pria aneh itu. Akhirnya Sekar memberanikan diri menghampiri si wanita yang tengah duduk menyendiri.

" Hai Bu. " Sapa Sekar, Ia duduk di samping tempat duduk wanita itu.

Si wanita bingung, Ia menoleh ke kanan dan kiri namun tidak melihat siapapun selain mereka berdua di kursi panjang itu.

" Apa kamu berbicara dengan ku. " Tanya wanita itu, Sekar mengangguk sambil berusaha tersenyum.

Si wanita masih belum sepenuhnya percaya, bahwa setelah sekian lama ada orang yang bisa melihatnya.

" Kamu bisa melihat ku Nak. " Tanya si wanita dan lagi- lagi Sekar mengangguk.

Si wanita tersenyum bahagia karena akhirnya ada yang melihatnya dan mengajaknya bicara.

" Iya Bu, aku bisa melihat Ibu. Oh ya Bu, maaf. Kalau boleh tau, kenapa Ibu bisa ada disini. Bukankah Ibu seharusnya, ah maaf Bu. " Sekar meminta maaf karena takut menyakiti hati wanita di sampingnya itu.

Si Ibu mengatakan kalau dirinya tidak apa- apa, karena memang apa yang di ucapkan Sekar adalah benar. Ia kemudian menceritakan masalahnya kepada Sekar, termasuk alasannya mengapa Ia tidak bisa pergi dengan tenang.

Sekar hanya manggut-manggut ketika mendengar cerita si Ibu, entah mengapa naluri nya langsung tau apa yang harus Ia lakukan.

" Baiklah Bu, bagaimana kalau untuk sementara ini Ibu ikut dengan ku. Aku akan mencoba membantu Ibu untuk menyelesaikan masalah dan menemukan alasan mengapa Ibu tidak bisa kembali dengan tenang, bagaimana Bu. "

Si Ibu nampak diam namun akhirnya Ia setuju untuk mengikuti ajakan Sekar. Sekar bingung bagaimana caranya Ia kembali ke tempat aneh itu apalagi sekarang dia harus membawa arwah lain.

" Ah si Nathan menyusahkan saja. " Gerutu Sekar.

Tanpa sengaja Ia menyentuh tangan si Ibu dan tiba-tiba mereka menghilang, setelah beberapa detik Ia di buat terkejut karena sudah tiba-tiba berada di Istana parah Arwah itu.

Sekar langsung di sambut oleh Dewi, sedangkan Si Ibu di sambut oleh Dewo.

" Selamat datang Bu Seroja Lestari, selamat datang di tempat kami. Mari, saya tunjukkan tempat Ibu. "

Bu Seroja mengangguk dan kemudian mengikuti langkah kaki Dewo, sementara Sekar menemani Dewi duduk di kursi yang berada di ruang resepsionis itu.

" Bagaimana Sekar, apa kamu mengalami kesulitan. "

Dewi sendiri sudah tau apa yang di lakukan Sekar, ini adalah tugas pertamanya dan sepertinya Sekar bisa melewatinya dengan baik.

Sekar sendiri belum bisa mengatakan apa ini sulit atau tidak, yang Sekar tau kalau dia harus menyelesaikan apapun yang di tugaskan padanya, seperti pesan mendiang Ayahnya sebelum pergi meninggalkan nya untuk selamanya.