Enemy, I Love You

Yaya turun dari motor Alvin , melepaskan helm yang ia pakai dan memberikannya kepada Alvin, terlihat raut wajah bingung Yaya untuk memulai pembicaraan atau sekedar mengucapkan terimakasih padanya, namun harus tetap dia lakukan karena Alvin sudah mengantarkannya pulang.

"Vin, makasih sudah mau antar aku pulang," ucap Yaya dengan sangat berhati-hati, karena dia melihat wajah Alvin sangat tidak bersahabat.

Kemudian Alvin turun dari motornya juga dan melepaskan helm yang ia pakai.

"Cukup Kali ini saja , dan tidak akan pernah ada lain kali.

Gua tau lo sengajakan ngerayu orangtua gua , agar dia meminta gua untuk antar lo pulang, ternyata gua gak bisa meremehkan kemampuan lo itu, picik otak lo, gak nyangka gua, muka lo yang polos gak bisa menutupi kelakuan lo yang biadab, " kata Alvin seraya menunjuk-nunjuk Yaya.

"Vin aku gak--" omongan Yaya terpotong ,karena Alvin langsung menyelanya.

"Gua gak mau dengar alasan apapun yang akan keluar dari mulut busuk lo itu , sudahlah gua dangat faham arah dan tujuan orang miskin seperti lo mendekati orang-orang yang berduit, " ucap Alvin penuh nafsu amarah .

"Lo mendekati mereka karena lo ingin cari duit dan keuntungan dengan cara instan, kan ?

memang dasarnya lo itu murahan, wajar saja semua orangkaya mau sama lo !

apa gak cukup duit yang dikasih sama Felix buat lo ?

sampai lo juga harus mendekati orangtua gua !

kenapa gak lo coba untuk fokus daja buat morotin Felix , jangan porotin orangtua gua, karena lo bakal ber-urusan sama gua, faham lo !", tegas Alvin mengingatkan.

"Oh ia , satu hal lagi lo juga tau ayah gua sudah punya istri yang sama dari kalangan miskin seperti lo, jangan sampai dirumah gua nambah satu orang miskin lagi.

Rumah gua bukan penampungan orang miskin seperti kalian !" hinaan Alvin masih terus berlanjut membuat Yaya hanya bisa mengerutkan keningnya menunggu sampai Alvin selesai berbicara .

"Jawab gua , kenapa lo diam ?

lo gak bisa jawab !

tadi siang lo bisa lancar menjawab gua,

oh gua tau pasti karena semua yang gua katakan itu benar semua, kan ?

cewe sialan emang itu tujuan lo yang sebenarnya, kan?

JAWAB LO DENGAR GAK ! " Bentak Alvin seraya mencengkram kedua pundak Yaya dengan sangat kuat.

Karena sudah tidak tahan lagi dengan hinaan Alvin Yaya melepaskan cengkraman tangan Alvin dipundaknya dan mulai berbicara.

"Lepas sakit !

sudah selesai ngomong nya ?

sudah selesai menghinanya ?

puas ?

puas belum ?

kalau belum puas lanjutkan saja dulu !

aku akan menjadi pendengar yang baik, sampai kamu selesai mengeluarkan semua kata-kata kotor kamu buat aku !

tapi aku mohon setelah kamu selesai dengan kata-kata kamu, segera tinggalkan tempat ini !" jawab Yaya sambil mencoba tetap menahan air matanya, tapi air matanya tidak bisa lagi tertampung dan akhirnya membanjiri mata kecil Yaya.

"Vin aku cuma mau berterimakasih karena kamu sudah mau repot-repot menuruti perintah ayah kamu untuk mengantar aku pulang.

Dan aku terima semua penghinaan kamu, teserah apa kata kamu saja vin, karena sekali aku jelek dimata kamu selamanya akan tetap jelek, aku gak bisa merubah cara kamu memandangku Vin, karena sejujurnya aku gak pernah tau apa alasan kamu bisa sebenci ini sama aku Vin. Aku terus mencari penyebabnya, tapi aku gak pernah bisa menemukan jawabannya, tapi hari ini aku sangat faham dan mengerti alasan kamu membenciku.

Terimakasih banyak Alvin, " ucap Yaya sebelum dia melangkah pergi meninggalkan Alvin ,tapi Yaya kembali berbalik dan melihat lagi kearah Alvin berdiri, dan menambahkan lagi kata-katanya yang belum selesai.

"Oh ia kamu tenang sajaVin, aku juga sedang mencari pekerjaan lain, setelah dapat aku akan segera meninggalkan pekerjaanku menjadi guru keponakanmu.

dan satu lagi Vin, jangan lupa cuci tangan kamu yang bersih, pakai antiseptic , karena tadi kamu habis pegang pundak aku, aku takutnya ada kuman dari tubuh orang miskin ini menempel ditangan kamu,

kasihan nanti tangan kamu jadi kotor !" sindir Yaya , setelah selesai dengan kata-katanya Yaya kembali membalikan badannya kemudian masuk kedalam asramanya tanpa memperdulikan Alvin yang masih tetap berdiri ditempatnya.

Sementara Alvin hanya bisa terdiam melihat Yaya pergi meninggalkannya.

#Alvin

Sore ini entah kenapa terasa terbakar wajah dan hatiku melihat dia menangis karena kata-kataku, aku marah padanya tapi kenapa sulit mendeskripsikan alasan yang tepat kemarahanku sama dia.

"Kenapa lo cuma bisa nangis kalau didekat gua, berbeda saat lo dekat dengan Felix atau teman-teman lainnya, lo selalu tertawa bahagia, dan entah kenapa gua ingin sekali saja jadi alasan lo bisa tertawa ," gumamku dalam hati .

Aku tidak mengerti lagi sama hati dan fikiranku saat ini, setiap kali aku melihat dia, aku marah rasanya ingin selalu mencaci makinya, tapi setelah melihat air matanya jatuh, hatiku tidak pernah merasakan kepuasan itu, yang terasa hanyalah rasa sakit yang teramat sakit, sakit sampai nafasku terasa sesak, aku merasa ingin menangis bersamanya.