Kisah seorang gadis bernama Adelia Maheswari yang kehilangan tunangannya dihari pernikahannya, dan mengharuskan dia menikahi lelaki arogan, dingin dan kaku dihari itu juga.
Apakah aku bisa jatuh cinta dengan lelaki kasar, dingin dan arogan seperti dia. Lelaki yang telah merenggut kebahagiaanku?
Ikuti kisah mengharukan mereka ya, di lengkapi dengan kisah komedi, cinta manis, cemburu dan perasaan terharu membuat kalian baper, meleleh dan senyum - senyum sendiri.
IG: dewimutiawitular922
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pingsan
Jangan Lupa Like And Komentnya. Vote-nya juga ya.
🌹SELAMAT MEMBACA🌹
Adelia kini berada di dalam mobil yang di kendarai Pak Osmar menuju Mansion Abraham. Ia tadi di antar keluarganya menuju mobilnya karena melihat Adelia yang lemah.
Bu Susan dan Pak Ferdi masih ingin berada di samping keponakannya itu tapi mereka urungkan niatnya karena Pak Osmar mengatakan pada mereka kalau ia dan Reqy akan menjaga Adelia dengan baik. Apalagi Reqy tidak mengijinkan Adelia untuk tinggal di rumah keluarganya sekarang.
Selama beberapa menit, mobil Pak Osmar sampai di Mansion Abraham. Pak Osmar turun dari mobil lalu membuka pintu mobil untuk Adelia.
“Nyonya....kita sudah sampai rumah.”
Adelia turun dari mobil dengan tubuhnya yang terlihat tak bersemangat. Ia masih sangat kehilangan dengan kematian Rian yang mendadak. Ia berjalan masuk ke dalam rumah tanpa peduli pada para pelayan yang membungkuk hormat padanya. Jalannya terlihat pelan dengan tubuhnya yang tak semangat.
Ia berjalan menuju lantai tiga tanpa menaiki lift rumahnya. Ia hanya menaiki tangga rumahnya karena itu yang terlihat di depannya.
Pak Osmar yang melihat Adelia jalan menaiki tangga langsung bicara padanya.
“Nyonya...kenapa Anda harus susah menaiki tangga?” Tanya Pak Osmar yang berdiri di belakangnya tepat di depan tangga.
Adelia sama sekali tak peduli dengan Pak Osmar, ia hanya berjalan terus dengan tatapan kosong di matanya. Pak Osmar sudah terlihat khawatir melihat Adelia yang seperti itu.
“Apa saya harus menghubungi Tuan Muda. Tapi dengan tempramen Tuan Muda itu, dia pasti akan marah kalau melihat nyonya seperti ini karena mantan tunangannya. Seandainya saja Tuan Muda tidak mengusir Nona Nerissa dari sini, pasti nyonya punya teman dan tidak merasa kesepian di rumah ini.” Dalam hati Pak Osmar.
"Haaaaaa....." Menghela nafasnya dengan wajah sedihnya melihat keadaan Nyonya Mudanya itu.
Ia kembali bicara dalam hatinya.
“Saya harus membujuk Tuan Muda untuk membawa Nona Nerissa ke rumah ini. Dia gadis yang ceria, pasti cocok berteman dengan nyonya.”
Pak Osmar kemudian meninggalkan Mansion Abraham menuju Group Abraham sedangkan Adelia yang berada di kamarnya hanya duduk diam di lantai. Ia duduk bersandar di tempat tidurnya. Ia memeluk kedua lututnya di sana sambil membaringkan kepalanya ke samping kiri tepat di kedua lututnya itu.
“Tuhan....kenapa kau bisa mengambil Kak Rian. Aku bisa menerima kalau aku tidak menikah dengannya tapi aku tidak bisa merelakan kepergiannya. Aku sudah kehilangan kedua orang tuaku. Aku berusaha untuk merelakan kepergian mereka berdua tapi kenapa kau juga mengambil Kak Rian. Apa aku tidak pantas untuk mendapatkan kebahagiaan. Kenapa kau mengambil semua orang yang ku sayang. Kenapa, sekarang apa lagi yang ingin kau ambil dariku. Apa lagi?” Dalam hati Adelia yang mengeluh tentang semua kajadian yang terjadi padanya.
Di sana ia berusaha menahan air matanya.
“Adelia....jangan menangis. Kuatkan dirimu, kuatkan dirimu. Aku akan kuat demi paman dan bibi yang selama ini menjagaku. Aku tidak boleh tumbang.” Gumamnya sambil memejamkan matanya.
Seketika ia menangis di sana. Ia menundukkan kepalanya dan menangis.
“Hik...hiks....hiks.....hiks.....”
Ia adalah manusia biasa yang tidak bisa menahan air mata dan kesedihannya. Meskipun ia tahan air matanya tapi air mata di mata indahnya itu tetap jatuh ke pipinya.
Adelia kemudian menarik nafasnya sambil berusaha untuk menghentikan tangisannya.
“Adelia sudah cukup. Apa yang selalu kamu katakan pada orang – orang yang kamu temui ketika mereka kehilangan orang yang mereka sayang. Kamu selalu memberikan mereka senyumanmu di depan mereka untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan. Kamu selalu memberikan mereka semangat untuk menegakkan tubuh mereka ke depan. Kamu selalu mengatakan pada mereka untuk tetap hidup bahagia dengan diri mereka sendiri. Kenapa kamu sendiri yang seperti ini.” Ucapnya yang memberikan semangat pada dirinya sendiri.
Ia lalu berdiri dari sana dengan tubuhnya yang terlihat lemah dan wajahnya yang terlihat pucat. Ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi dengan tubuh lemahnya. Di sana, ia melepaskan semua pakaian kotornya dan berendam air panas di Bathup.
Selama satu jam berendam di sana. Tiba – tiba kepalanya pusing, penglihatannya sudah mulai kabur. Ia memegang kepalanya yang pusing sambil berusaha berdiri dari sana. Tapi ia tak bisa berdiri karena sudah tak bisa melihat dengan jelas. Ia langsung memejamkan matanya dan pingsan di sana dengan posisi kepala bersandar di pinggir Bathup dan tubuhnya masih berendam di dalam air.
Tak lama kemudian, Reqy kembali ke rumahnya. Ia berjalan masuk ke dalam lift menuju lantai 3 kamarnya. Seperti biasa, Pak Osmar meninggalkan tuannya itu dan kembali ke kamarnya.
Reqy berjalan ke kamarnya diikuti pelayannya dari belakang.
“Dimana nyonya kalian?” Tanya Reqy dengan suara tegasnya itu.
“Ada di dalam tuan.”
“Eem. Pergilah.”
“Baik.” Sambil membungkuk hormat.
Pelayan itu pun pergi meninggalkan Reqy yang sudah membuka pintu kamarnya. Reqy berjalan masuk sambil melihat sekelilingnya mencari keberadaan Adelia.
“Kemana gadis itu?” Gumamnya.
Ia kemudian berjalan ke arah Ruang Gantinya mencari keberadaan wanita yang baru di nikahinya itu. Tapi ia sama sekali tidak melihat Adelia di sana.
“Apa dia sedang menangisi mantan pacarnya di kamar mandi?” Dengan wajah dinginnya.
Ia lalu keluar dari Ruang Gantinya dan berjalan menuju depan kamar mandinya.
“Awas saja kalau aku menemukannya di dalam sedang menangisi mantan pacarnya itu.” Gumamnya dengan wajah dinginnya.
Ia membuka pintu kamar mandinya secara perlahan.
“Kenapa gadis ini tidak mengunci kamar mandinya kalau dia ada di dalam?”
Saat pintunya ia buka, ia melihat Adelia terbaring lemah di Bathup. Wajahnya sangat kaget melihat Adelia yang sudah tidak sadarkan diri. Ia langsung berlari ke arah Adelia dan berjongkok di depannya.
“Hei....bangun....ada apa denganmu?” Teriaknya. “Brengsek...kenapa dia sampai begini?” Umpatnya dengan wajahnya yang terlihat khawatir.
Ia membuka jasnya dan menutupi tubuh Adelia lalu menggendongnya dari sana.
Ia berjalan cepat keluar kamar mandi sambil menggendong tubuh Adelia yang ia tutupi dengan jasnya itu.
“Ada orang di luar.” Teriaknya dengan keras.
Ia kemudian membaringkan tubuh Adelia dan menutup tubuhnya dengan selimut. Ia berjalan cepat ke arah dekat pintu kamarnya. Di sana ia memencet tombol daruratnya. Seketika pelayan yang bertugas di lantai tiga pun berlari ke kamarnya begitu pun Pak Osmar yang ada di kamarnya. Ya....Pak Osmar memang bisa mendengar panggilan darurat Reqy dari kamarnya. Itu sudah tersambung otomatis dari kamarnya dan kamar Reqy.
Pak Osmar langsung menghubungi Dokter Berry yang sudah menjadi dokter pribadi Keluarga Abraham selama bertahun - tahun itu.
Pak Osmar yakin sekali kalau ia mendengar panggilan darurat, pasti sudah terjadi sesuatu di kamar Reqy. Setelah menghubungi Dokter Berry, ia langsung naik ke lantai 3 menuju kamar Reqy. Wajah Pak Osmar terlihat sangat khawatir dan panik.
Bersambung.
baru novel ini yang ceritanya tidak bikin saya pusing.... tQ Thor berhasil membuat saya sedih, menangis, halu, dan berakhir bahagia... salam dari Aceh 😘😘
tp semakin kesana semakin gregetan Juga Alur Ceritanya N akhir cerita sdh mulai mengandung bawang 😄😂 tp tatap seru ceritanya n endingnya bahagia juga ❤️😍👍👍