Amy Sky menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat ayahnya dibunuh tepat di luar pintu rumahnya ketika pembantaian tengah malam dilakukan oleh Jack Langton di Mansion keluarga Sky.
Derek Langton, sang pemimpin Klan keluarga Langton hanya butuh satu kali tatapan untuk memutuskan bahwa Amy harus jadi miliknya.
Tiada perasaan yg lebih besar selain kebencian yang dirasakan Amy pada musuh yang telah menghabisi keluarganya, namun harga diri dan perlawanan yang terus ia pertahankan apakah harus patah karna gairah yang tak bisa ia lawan?
Follow ig dianaz3348 & fB Dianaz ya. Thanks.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DIANAZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
** Cause I love you **
"Kau bisa membunuhku uncle... aku takkan menyerahkan warisan ayahku padamu!"
Derek bersikeras tidak mau menandatangani berkas akuisisi yang telah disiapkan pengacara. Keserakahan Jonathan akan membuat ribuan karyawan yang bergantung di perusahaan mereka menderita. Jonathan tidak bisa mengembangkannya, ia hanya akan menghancurkannya, keyakinan yang di dapatkan Erland setelah bertahun tahun melihat perangai Jonathan.
Jonathan menjentikkan jari. Segera Dua orang penjaga berbadan besar yang memegangi Derek bergerak melaksanakan perintah lewat jentikan jari itu.Tubuh Derek di jepit dari belakang oleh satu orang penjaga dan yang lain mulai menghantamkan tinju ke arah perutnya. Hantaman rasa sakit yang menyebar di ulu hatinya terasa membutakan. Derek mengernyit, mengatupkan geraham rapat rapat, menahan suara apapun agar tidak lolos dari mulutnya.
"Kita lihat saja, Derek ... sejauh mana kau ingin terus melawanku!" suara hantaman tinju di tubuh Derek kembali bersahutan di ruangan itu. Amy menggeliat tak berdaya dalam jepitan lengan Jack. Sebelah tangannya membekap mulut Amy kuat kuat , menahan semua teriakan yang ingin Amy hamburkan di hadapan Jonathan.
"Jangan berteriak, Sayang. Atau ayahku akan berfikir kau punya hubungan dengan Derek selain sebagai musuh yang pernah ia tawan. Lalu ia akan semakin menambah jenis siksaannya."
Bisikan di telinganya itu membuat Amy berhenti. Ia memejamkan mata, tidak sanggup memandang adegan di hadapannya lagi.
"Tanda tangan, Derek! " perintah Jonathan lagi
"Tidak." suara yang keluar itu sangat lemah. Derek sudah diambang batas ketahanannya. Rasa sakit di sekujur tubuhnya membuat otaknya mulai berkabut.
"Kalian bisa berhenti, dia sudah hampir pingsan. percuma menyiksanya jika dia tidak sadar! Kurung dia di sel bawah tanah. Bawa juga gadis itu!"
Perintah Jonathan membuat para penjaga bergerak kearah Amy. Jack melepaskan tangannya dari Amy. Diam saja melihat penjaga yang menarik Amy dengan kasar dan menyeret tubuh Derek keluar dari ruangan.
Penjara ruangan bawah tanah itu terasa pengap dan lembab. Amy yang dilemparkan bersama Derek melihat penjaga mengunci terali kurungan mereka. lalu pergi membawa satu-satunya sumber cahaya dari senter yang mereka bawa tanpa menyalakan lampu atau penerangan apapun.
Amy merangkak, meraba mencari Derek dalam kegelapan.
"Derek, jawab aku kalau kau mendengarku."
"uhhh...."
Rintihan lirih itu cukup berguna untuk Amy. Ia merangkak ke arah sumber suara, tangannya menyentuh Lengan atas Derek.
"Aww!!"
Jeritan itu memberitahu Amy ia menyentuh bagian tubuh Derek yang terluka.
"Maafkan aku." Amy mendekat, duduk dengan meluruskan kedua kakinya, lalu meraba pelan bagian kepala Derek dan mengangkatnya keatas paha.
"Jadikan kakiku bantalan untuk kepalamu."
Amy meraba hati hati bagian dada Derek. Kaos yang dipakai laki-laki itu sudah setengah sobek, tidak berani menekan tangannya terlalu kencang, lalu jarinya berpindah ke pipi, kening dan rambut Derek.
Tangan Derek melayang di udara , menangkap jari jari Amy yang terasa membelai kulit kepalanya.
Menangkap tangan gadis itu, menjalinnya dengan jari jarinya sendiri lalu meletakkannya di dadanya kembali.
"Beristirahatlah, Sweety."
"Bagaimana bisa."
"Pejamkan saja matamu."
"Kau pasti sangat kesakitan."
"Ya ... tapi kau bisa membantuku."
"Bagaimana caranya? "
"Kau bisa menciumku." Derek merasakan jari Amy mencubit lembut dadanya. Ia terkekeh.
"Anggap saja kau sedang menghukumku. Aku menghukummu dengan ciuman, kau bisa membalasnya padaku."
"Kenapa aku perlu menghukummu?"
"Karena aku melakukan kesalahan."
"Tidak, kau tidak salah, aku yang memilih sendiri untuk ditangkap orang-orang ini"
"Maksudku bukan itu."
"Jadi apa maksudmu?"
"Maksudku malam pertamamu...."
Amy terdiam, mereka tak pernah membicarakan perihal malam itu. Amy sibuk memikirkan rencananya untuk kabur dan membuat dirinya tertangkap sehingga mengenyampingkan pemaksaan yang Derek lakukan malam itu padanya.
"Apakah aku menyakitimu?"
"... Sedikit...."
Jawaban Amy membuat Derek terdiam. Setelah malam ia memaksa Amy bercinta dengannya ,Derek sibuk memikirkan rencana ulang untuk memancing Jack dengan mengumpankan Regina menggantikan Amy . Namun fikirannya tak lepas dari rasa bersalah, walaupun ia tak menyesal membuat Amy jadi miliknya malam itu.
"Maukah kau memaafkan aku? "
Amy diam, jemarinya balas menggenggam jemari Derek.
"Aku bertindak jahat dengan memaksamu ... aku tidak suka melihat kau menari dan disentuh oleh Enrico."
"Kenapa?"
"Karena kau milikku, Amy. Milikku!"
Amy menarik nafas panjang. Bukan itu jawaban yang mau ia dengar. Ia memejamkan mata, membelai rambut Derek dengan tangannya yang bebas.
"Pejamkanlah matamu, Derek. Seperti katamu tadi, beristirahatlah, pulihkan tubuhmu, entah apa yang akan dilakukan orang orang itu besok pagi."
Derek menurut. Memejamkan mata dan menggenggam tangan Amy erat erat di dadanya. Kegelapan di sekitar mereka menjadi saksi isi hati Derek yang tidak ia ucapkan.
Karna aku mencintaimu Amy Sky. Aku tidak suka melihatmu disentuh orang lain. Aku ingin kau juga mencintaiku....
