Suamiku Autis

"Enggak usah deket deket!" hardiknya.

Maura berjalan tergesa dengan wajah memerah. Saat ini emosinya sudah mencapai ubun ubun, apa lagi saat melihat Julian terus saja mengikuti setiap langkahnya.

"Ingat ya, doa anak yatim itu cepat di ijabah sama Tuhan. Jadi, kamu jangan mancing mancing sumpah serapah aku!"

Seakan tuli Julian terlihat abai, pria berdimple di dagu itu justru tersenyum tipis. Apa lagi saat mendengar Maura yang tidak seperti beberapa waktu lalu, saat mereka masih berada di salah satu kamar hotel.

Tidak terjadi apa pun diantara mereka berdua. Julian hanya ingin memperlihatkan pada Maura kalau dirinya tidak main main. Kalau saja Julian gelap mata, mungkin saat ini dia sudah berhasil membobol kegadisan Maura.

Tapi karena Julian tidak ingin Maura semakin membencinya, Julian hanya mengecup bibir cerewet mantan kekasihnya itu dengan gemas, walau hanya sekilas.

"Kamu tidak ingat, aku juga anak yatim Ara. Doaku juga bisa di acc cepat sama Tuhan," kekehnya.

Maura yang sudah tidak sabar dan emosi, terlihat menghentikan langkahnya. Sang calon dokter spesialis saraf itu berbalik, menukikkan kedua alisnya tajam pada Julian.

"Almarhum Om Ginanjar pasti nyesel udah punya anak kayak kamu. Posesif, sok setia, padahal di belakang pacarnya dia selingkuh!" cibir Maura.

Maura bukan tipe orang yang suka memendam rasa didalam dada, tidak seperti Mia. Maura akan melontarkan semua yang ada di dalam hatinya, tidak peduli kalau kata-katanya itu akan menyakiti lawan bicaranya.

"Udah aku jelasin dari dulu, aku enggak selingkuh Ara!" Julian memejamkan kedua matanya erat, kedua tangannya yang hendak meraih bahu Maura, melayang di udara. Terkepal erat, Julian menahannya karena dia takut tindakannya itu akan menyakiti Maura nantinya.

"Enggak selingkuh, tapi main peluk sama kecup? situ sehat?!" sarkasnya.

Maura tersenyum sinis, gadis yang usianya satu tahun lebih tua dari Mia kembali melangkah, meninggalkan Julian yang hanya bisa menghela napas kasar.

Maura masih tetap sama, keras kepala, tidak pernah ingin mendengar penjelasannya.

"Ara! tolong dengerin penjelasan-,"

"I don't care! sabodo teing, enggak ngurus, jauh jauh dari hidup aku! hus hus hus!" Maura melambaikan tangannya pada Julian, tanpa ingin berbalik untuk menatap mantan kekasihnya.

Bersikap posesif, tapi Julian selingkuh? dasar pria tidak waras!

🍭

🍭

🍭

"Aku seneng kok Tante,"

Samar samar Mia dapat mendengar obrolan dua orang wanita di ruang tengah. Saat ini Mia tengah berjalan menuju kamarnya, dan harus melewati ruang tengah kediaman Rajendra.

Selepas Mia menidurkan Januar, dan memastikan kalau pria itu terlelap- Mia memutuskan turun ke bawah untuk membersihkan diri. Namun, saat kedua kakinya sampai di ruang tengah- kedua telinga Mia menangkap obrolan nyonya rumah ini dan seorang wanita.

Mia menajamkan pendengarannya, dia tidak menguping- hanya kebetulan lewat, terus penasaran makanya Mia berhenti sejenak.

"Tante juga senang kamu mau ikut kesini. Janu pasti juga ingin bertemu sama kamu, oh iya gimana perkembangan hubungan kalian? kalau ada kemajuan bilang saja, nanti Tante bakal datang ke kedua orang tua kamu- buat nentuin tanggal pernikahan kalian berdua,"

Wanita muda yang ada di hadapan Arista terlihat tersenyum tipis dan malu malu. Sangat jelas terlihat sekali kalau dirinya sangat menantikan hari itu tiba.

Menyandang sebagai nyonya Rajendra, hidup mewah bergelimang harta dari pewaris salah satu konglomerat di negara ini.

Walaupun nantinya dia harus menikah dengan pria autis yang sangat jauh dari tipe prianya. Bisa saja dia memilih Tuan Muda Rajendra yang lain, tapi disini hanya Januar yang menjadi pewaris sah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh Ginanjar Rajendra. Karena Januar adalah putra kandung Ginanjar, sementara Julian Rajendra- hanya anak tiri yang sudah Ginanjar anggap sebagai putra kandungnya sendiri.

Tapi mau bagaimana pun, secara hukum hanya Januar yang berhak- maka dari itu putri dari keluarga Mahesa ini menyetujui rencana perjodohannya dengan si pria autis.

'Cih, kalau bukan karena kaya gue enggak sudi. iiieeuww, jauh jauh deh!' ucapnya dalam hati.

"Oh iya dong Tante, April udah enggak sabar buat ketemu sama Januar,"

Arista tersenyum tipis, kedua wanita itu kembali berbincang. Bahkan Arista dan Aprilia tidak sadar, kalau Mia baru saja melintas begitu saja tanpa suara.

**KESEL JUL? SABAR YAK

HOLLA MET MALAM EPRIBADEH

WALAUPUN BERGALAU RIA HUJAN MELANDA AKU AKAN BERUSAHA TETAP UP DEDE JANU, BIAR KENYATAAN ENGGAK SESUAI EKSPETASI

JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH, TONTON IKLAN DAN FAVORITNYA

SEE YOU MUUUAAACCHH😘😘😘**