Anderson Gif seorang CEO di perusahaan raksasa bernama G'Group. Siapapun sangat tau kalau dia adalah penikmat cinta diatas ranjang. Tak ayal membuat mereka memakai cara licik hanya untuk bisnis dengan mengorbankan putri-putri mereka menjadi mainan Anderson.
Kira-kira ada yang bisa ngerubah sifat Anderson tidak ya? Simak disini yuk 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedua Kalinya
Anderson dibuat kesal dengan laporan pengawal yang bertugas di apartemen Ziva. Dia terpaksa harus menunda makan malamnya bersama salah satu model cantik yang akan menjadi BA di perusahaannya.
Mereka melapor jika Ziva selalu meminta hal yang aneh-aneh, seperti sekarang Ziva menginginkan salah satu makanan khas dari suatu negara yang dilihatnya dari ponsel dan meminta salah satu dari si botak membuatkannya langsung di hadapannya.
Mereka tentu menolak "Boro-boro masak yang ada tuh dapur jadi kebakaran" gerutu si botak satu.
Sedangkan si botak dua sedang menyenderkan badannya lesu karena Ziva menolak spaggethi yang dia minta tadi dengan alasan "Aku menyuruhmu membeli itu bukan untukku, tapi memang untuk aku berikan padamu"
Tiga puluh menit berlalu.. Pria dengan perawakan tinggi itu akhirnya datang. Seperti biasa dia akan memakai topi dan masker untuk menutupi wajahnya.
Kedua pasang mata si botak berbinar bahagia mereka bisa mengenali penyamaran pria itu. Keduanya menundukan kepalanya bersama "Selamat datang boss"
Sementara Ander hanya menatap cuek, dia segera membuka pintu apartemen.
Hening. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana.
Ander mengedarkan pandangannya, dia melihat jam tangan yang terpasang di pergelangan tangannya.
"Apa wanita itu sudah tidur?"
Ander melangkahkan kakinya menuju pintu kamar yang tertutup rapat. Terkunci. Kedua tangannya bertepuk dan..
ceklek. Pintunya terbuka (pintu doraemon ajaib) 🤣
Samar-samar Ander mendengar gemericik air dari dalam kamar mandi. Rupanya wanita itu sedang mandi.
"Baiklah, sepertinya aku harus menunggunya"
Pria itu membuka topi dan juga maskernya memperlihatkan style rambut dan ketampanannya yang memukau. Lalu membuka jaket dan melemparkannya ke sembarang arah.
Dia mendudukan bokongnya diatas sofa kamarnya.
Sebenarnya ini adalah apartemen rahasia Ander sejak kuliah dulu. Tidak ada yang mengetahuinya selain Ander, Rey, dan si kembar botak.
Bahkan apartemen ini juga beratas namakan Rey. Ander akan ke tempat ini jika dia sedang membutuhkan waktu sendiri.
Sudah hampir 2 tahun lamanya apartemen ini dibiarkan kosong, Ander tak lagi mengunjunginya karena terlalu sibuk dengan dunianya. Dia lebih sering berada di apartemen pribadinya atau di hotel bersama dengan para partnernya.
Namun meski begitu apartemennya tetap terawat dengan baik.
Dua puluh menit berlalu Ziva masih belum keluar, membuat Ander menggerutu kesal karena kelamaan menunggu.
Ander melangkahkan kakinya lebar lalu membuka pintu kamar mandi dengan sedikit kasar.
"Aaaaaaaaaaaa brengsek sedang apa kau disini sialan!!" pekik Ziva yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya, tangannya baru saja ingin meraih bathdrobe untuk menutupi tubuh polosnya tapi pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka dengan lebar.
Sama halnya Ziva yang terkejut, Ander juga sama terkejutnya setelah melihat tubuh polos Ziva tanpa sehelai benangpun. Ander menelan ludahnya kasar.
****, adik kecilku jadi bangkit sekarang maki Ander dalam hati.
Plak..
"Aww" Ander meringis kesakitan.
"Kenapa kau masih disitu, pergi sana! Dasar pria tidak tau malu!" usir Ziva. Tubuhnya kini sudah tertutup oleh bathdrobe.
Ander terkejut, dia benar-benar tidak terima, untuk pertama kalinya dia ditampar oleh seorang wanita. Seketika membuat emosinya tersulut. Satu tangannya mencengkram pipi Ziva dengan kuat.
"Berani-beraninya kau menamparku wanita murahan!!"
Ziva meringis sakit, cengkraman itu semakin kuat. Ziva mencoba melawan tapi pergerakannya dikunci oleh Ander.
Ander menyeret tubuh Ziva menuju ranjang, Ziva berusaha memberontak tapi tetap saja dia kalah tenaga.
Tubuh langsingnya dilempar ke atas ranjang. Ander langsung mengunci pergerakannya dengan menindihnya. Satu tangannya meraih sapu tangan yang berada di dalam saku celananya dan mengikatnya di mulut Ziva.
Ander menatap wanita yang sudah menamparnya itu dengan tajam antara emosi dan nafsu. Ziva menggelengkan kepalanya lemah. Dia tidak ingin hal itu terjadi untuk yang kedua kalinya.
"Berani-beraninya kau menamparku. Rasakan hukumanmu kali ini!!"
Ander menarik bathdrobe itu dengan kasar dan melemparnya ke sembarang arah. Ziva masih memberontak dengan sisa-sisa tenaga yang dia punya.
Pemberontakan itu tidak berarti apa-apa bagi Ander, dia melepas seluruh kain yang menempel pada tubuhnya. Tanpa belas kasihan dia melakukan penyatuan tanpa menghiraukan tangisan Ziva yang mengiringi setiap hentakan yang dia perbuat.