Season 1
Inara hanya coba-coba mencari sugar Daddy supaya bisa lanjut sekolah. Namun siapa sangka Sean yang merupakan Daddy sugar Inara justru mempersunting dirinya. Karena hanya wanita itu yang mampu membuat dirinya menjadi lelaki sejati.
Mau tahu maksudnya? baca kisahnya ya👍❤️
Season 2
Alex dan Seira adalah saudara angkat. Sebuah jebakan untuk Seira membuat Alex harus menolong adiknya dengan merusak kehormatan yang seharusnya dia jaga.
Alex ingin bertanggungjawab namun Seira menolak dengan alasan tidak ada cinta diantara mereka.
Setelah kejadian itu Seira kuliah di luar negeri dan Alex tetap di Indonesia. Hubungan keduanya pun semakin merenggang. Dan itu membuat Alex frustasi.
Hingga akhirnya dia memilih untuk tidak menikah di usianya yang sudah kepala tiga.
Semua wanita cantik dia tolak. Tidak ada yang cantik baginya kecuali Seira. Adik sekaligus gadis yang dia cintai.
Bagaimana kisah Alex dan Seira? apakah mereka bersatu?
Baca kisahnya hanya di Noveltoon 👍🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miss ning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Inara, Will you marry me
Hari ini Inara sudah di perbolehkan untuk pulang. Lift yang dinaiki Inara berhenti tepat di lobbi rumah sakit. Saat pintu terbuka nampak sosok Nail yang berdiri di depan lift tersebut. Inara tersenyum menyapa Nail. Lelaki itu nampak terkejut mengetahui Inara berada di rumah sakit milik keluarganya.
“Nail.” sapa Inara membuat Sean langsung menoleh kearahnya.
“Inara, sedang apa kau disini?” karena penasaran Nail pun bertanya.
“Oh, beberapa hari ini aku tidak enak badan jadi aku menginap disini?” bohong Inara sambil tersenyum. Tidak mungkin dia bercerita kalau dirinya ditusuk olek kakak tirinya sendiri.
“Apa kau sakit? Bagian mana yang sakit?” tanya Nail yang langsung memegang kedua tangan Inara kemudian berputar mengelilingi tubuh gadis itu tanpa mempedulikan Sean yang berada di samping Inara.
Sean mulai tidak suka dengan Nail. Lelaki itu terlihat begitu peduli dengan Inara. Dari tatapan matanya saja Sean dapat menyimpulkan bahwa lelaki ini memiliki perasaan spesial pada gadisnya.
“Ekhem.” Sean berdehem. Inara hampir saja melupakan daddy sugarnya.
“Ah iya Nail kenalin ini Sean. Kekasihku yang pernah aku ceritakan.” bisiknya pada Nail. Kemudian Nail mengulurkan tangan sebagai tanda perkenalan. Dan disambut oleh Sean meskipun dia begitu malas membalas uluran tangan lelaki itu.
“Hallo om, saya Nail senang bertemu dengan anda.” ucap Nail dengan nada sindiran.
Memberi penekanan pada kata OM. Membuat Sean semakin kesal.
“Apa katanya “Om” apa aku setua itu sehingga bocah tengil ini memanggilku dengan sebutan Om.” ucap Sean bermonolog dalam hati.
Tatapan mata keduanya seolah mengibarkan bendera untuk berperang. Genggaman saat berjabat tangan semakin kuat saling menekan satu sama lain menunjukkan siapa yang lebih kuat. Inara melihat ada sesuatu yang aneh dari tatapan mata Sean terhadap Nail pun sebaliknya.
“Maaf Nail aku harus pergi.” Inara harus segera membawa Sean pergi menjauh dari Nail.
“Baiklah sampai jumpa di kampus besok.” ucapan Nail membuat telinga Sean memanas. Hatinya mulai terbakar karena cemburu.
Sean mendiamkan Inara sepanjang perjalanan menuju rumah tuan Abi. Inara memandang Sean yang duduk di sampingnya. Menoel pipi sebelah kanan milik Sean.
“Apa?” ketusnya.
“Marah??” tanya Inara.
“Siapa yang marah?”
“Lalu kenapa mendiamkanku?” Sean membuang nafas panjang. Selama diam dia memikirkan tentang Nail dan lelaki lain yang mungkin juga menyukai Inara. Bahkan Adnan kakak tirinya juga memiliki perasaan terhadap gadisnya ini.
Satu-satunya cara agar dia memiliki Inara sepenuhnya adalah dengan menikahinya. Dengan begitu dia punya hak melarang laki-laki lain yang ingin mendekati Inara. Namun di usianya yang masih sangat muda apa dia mau menikah.
“Inara, apa kau mencintaiku?” tanya Sean menatap lekat-lekat wajah gadis yang dia cintai. Inara tersenyum kemudian menjawab. “Pertanyaan macam apa itu tentu saja aku mencintaimu dad, apa selama ini aku terlihat tidak mencintaimu. Segala apa yang ada di dalam diriku telah kau miliki apa itu masih kurang?”
Sean terus memandang wajah Inara namun pikirannya terus berpikir bagaimana menyampaikan maksud hatinya. Sungguh dia tidak ingin lelaki manapun memiliki Inara. Inara hanya miliknya seorang. Inara adalah hidupnya.
“Harapan apa yang ingin kau capai sebelum menikah? Maksudku cita-cita apa yang selama ini kau impikan sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah? Atau kau ingin menikah di usia berapa ?”
Inara menautkan kedua alisnya saat mendengar pertanyaan Sean yang terlihat serius. Menikah? Jujur Inara belum memikirkan ini. Namun jika ditanya dia ingin menikah dengan Sean atau tidak maka jawabannya adalah iya. Dia sama dengan Sean tidak ingin apa yang dia miliki direbut oleh orang lain. Pasti selain Angela akan masih ada partner bisnis lain yang juga menginginkan Sean untuk mereka dekati. Terlebih daddy sugarnya ini terlihat seperti masih lajang dan juga tampan.
“Ehm, cita-citaku ingin menjadi dokter kandungan. Terus aku ingin menikah di usia…” Inara menggantung kalimatnya menatap wajah Sean yang terlihat serius saat menanti jawaban dirinya.
“Entahlah aku belum memikirkannya.” ucap Inara kemudian bersandar pada kursi mobil. Sean nampak kecewa dengan jawaban Inara, Ini berarti gadis itu belum siap untuk menikah di usia muda. Lalu dia harus bagaimana?.
Sean kembali fokus ke jalanan. Matanya menatap lurus ke depan. Setidaknya dia harus menunggu empat atau lima tahun lagi untuk meminang Inara. Rasanya dia tidak akan mampu untuk bersabar selama itu.
Inara melirik Sean mencoba menebak apa yang sedang di pikirkan oleh kekasihnya. Kini keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Setelah beberapa menit hening. Ukiran senyum di wajah Inara membuat Sean menoleh.
“Jangan pernah perlihatkan senyum itu pada orang lain. Aku tidak suka itu.” Inara semakin mengembangkan senyumnya. Sekarang dia tahu Sean sedang cemburu.
“Apa kau sedang cemburu pada Nail?” tanyanya tanpa menyurutkan senyum yang sedari tadi menghiasi wajah cantiknya.
“Tidak.” jawab Sean singkat menolak ucapan Inara padahal dalam hati jawabannya adalah iya.
“Sungguh?” godanya sambil mentoel kembali pipi Sean sebelah kanan.
“Sudah mulai berani kamu ya.” Sean menepikan mobilnya kembali.
“Kenapa berhenti dad?” tanya Inara.
“Karena aku harus memberimu hukuman karena sudah berani menggodaku.” ucap Sean dengan senyum devil yang menyeramkan.
“Ampun Dad.” ucap Inara sambil mengatupkan kedua tangan di depan wajahnya sambil menunduk.
“Tapi bohong.” Inara menjulurkan lidah mengejek pada Sean. Lelaki itu memalingkan wajah tersenyum sebelum akhirnya membekap mulut Inara dengan sebuah ciuman. Semakin lama rasa itu menuntut untuk lebih. Mencari kenikmatan lain yang lebih dalam. Sadar di dalam mobil Sean menghentikan aktifitasnya. Kemudian merapikan rambut dan baju Inara yang berantakan karena ulahnya.
“Dad.” lirih Inara dengan suara parau. Saat seluruh tubuhnya sudah memanas karena sentuhan yang Sean berikan kenapa lelaki itu malah berhenti. Membuat Inara sedikit kesal karenanya. Lelaki itu menggenggam kedua tangan Inara kemudian menyatukan kening mereka. Sean terdiam masih mengatur nafas yang belum normal.
“Dad.”
“Kita bisa melanjutkannya nanti malam.”
“ Inara, My baby sugar aku tahu kamu masih sangat muda. Usiamu belum genap dua puluh tahun. Dan kamu tahu usiaku sudah kepala tiga. Perbedaan kita cukup jauh namun satu yang pasti Aku mencintaimu. Entah sejak kapan aku tidak tahu. Aku merasa insecure saat ada lelaki yang jauh lebih muda dan tampan mendekatimu. Aku takut kamu pergi meninggalkanku. Aku tidak bisa membayangkan jika kamu pergi. Karena itu tetaplah di sisiku menemaniku dalam susah maupun senang, mencintaiku dalam sehat maupun sakit. Inara mari kita menua bersama. Inara ,maukah kau menikah denganku?”tanya Sean di akhir kalimatnya setelah menyampaikan untaian demi untaian kata yang dia rangkai dengan begitu indah. Lamaran ini begitu mendadak tidak ada persiapan tidak ada bunga maupun cincin yang Sean bawa.
Inara begitu terkejut dengan lamaran ini. Dia tidak menyangka Sean akan melamarnya secepat ini . Bahkan Inara tidak tahu harus menjawab apa. Air mata mulai mengalir membasahi pipinya. Air mata bahagia saat seseorang memintanya untuk menikah. Sean menghapus air mata Inara dengan ibu jarinya. Kemudian kembali bertanya dengan wajah yang begitu memohon.
“Inara, will you marry me?”