My Possesive Husband

Jangan lupa vote dan sarannya yaa.. Karna saran dan masukkan dari kalian itu penting.. 🙂😊

Silahkan tinggalkan jejak dengan menekan tombol like dibawah agar aku lebih semangat update cerita ini..

Terimakasih sudah membaca ceritaku 🤗

dan jangan lupa beri bintang 5 ya 😚

Jangan lupa baca cerita aku yang lainnya. kisah nyata 🤗

Happy Reading

***

Kejadian sebelum acara romantis itu

Sebuah ide cemerlang datang ke pikirannya. Sean akan membuat gadisnya itu terpesona pada dirinya. Sebagai permintaan maaf karena telah bersikap cuek dan dingin pada gadisnya.

Dengan perasaan yang teramat senang, Sean memerintahkan Roy untuk datang ke ruang kerjanya.

Tak beberapa lama kemudian, pintu ruangannya di ketuk.

"Tuan ini aku," kata Roy di balik pintu besar yang berwarna coklat itu.

Roy yang sudah tau sikap dan sifat tuannya itu, lantas membuka pintu besar itu tanpa diperintah atau menunggu respon dan jawaban dari tuannya. Ingat, Roy sudah tau bagaimana tuannya itu.

Pintu terbuka. Setelah itu Roy menutup pintunya pelan dan berbalik badan. Betapa terkejutnya Roy melihat pemandangan itu. Hampir saja Roy menjatuhkan rahangnya ke lantai saking terkejutnya. Baru kali ini ia melihat pemandangan itu. Sean dengan tumpukan majalah yang berisi jual-beli dekorasi. Tampak frustasi dengan rambut yang acak-acakan, tidak karuan. Namun tetap saja, ketampanan Sean masih jauh berada di atasnya. Kira-kira ibunya Sean ngidam apa ya waktu hamil? Biar nanti jika Roy memiliki istri, Roy akan memyuruh istrinya agar memakan makanan yang sama dengan ibu Sean. Mungkin bisa saja mirip 11 12 dengan tuannya itu.

"Apa tuan ingin meminta bantuan?" Kata Roy yang membuat Sean, semulanya enak di dunianya sendiri langsung menoleh dan menatapnya datar.

"Apa kau tau bagaimana caranya bersikap romantis Roy? Menghibur seorang gadis yang tengah menangis." Kata Sean dan beralih ke tumpukan majalah itu. Bingung, tidak tau dekorasi mana yang harus ia pilih. Terlebih lagi, Sean tidak terlalu tau apa yang disukai dan apa yang tidak disukai Dara. Mereka baru saling mengenal.

"Biasanya perempuan suka berbau romantis dan suka dengan pemandangan yang menakjubkan tuan." Roy berharap, saran itu dapat membantu tuannya yang tengah kebingungan. Roy saja tidak memiliki kekasih. Apa Sean tidak salah untuk meminta bantuan dirinya?

"Seperti apa?" tanya Sean lagi. Lalu tatapannya langsung fokus pada dirinya.

"Mungkin, seperti makan malam yang romantis yang diadakan di taman belakang rumah. Dengan hiasan lampu-lampu indah dan beberapa lilin." Oke. Itu reflek. Roy harus mengucapkan terimakasih pada Liya yang sering mencecoki dirinya dengan cerita-cerita romantis serta mengajaknya menonton drama korea romantis.

Alis Sean terangkat sebelah. Mencoba untuk mempertimbangkan saran dari orang kepercayaannya itu.

"Ide yang bagus Roy. Lakukan Roy. Buat seperti yang kau bilang. Dan satu hal lagi, belikan aku se-ikat bunga tulip yang beraneka warna. Dan jangan lupakan makanan dan minuman yang disukai gadisku." Perintah Sean yang langsung diangguki oleh Roy.

"Baik tuan. Saya mengerti." Jawab Roy sambil membungkuk hormat.

Sean hanya menatapnya datar. "Jika rencanamu ini berhasil, maka kau akan kuberi gaji dua kali lipat bulan ini. Tapi jika gagal, kau tau bukan apa yang akan ku lakukan Roy?" Kata Sean dengan dingin. Ada nada ancaman diperkataanya terakhir.

"Iya tuan. Saya mengerti. Saya permisi tuan." Pamit Roy dan menundukkan kepalanya sabegai tanda hormat. Lalu, belum beberapa langkah, langkahnya terhenti ketika Sean berbicara lagi.

"Carikan dekorasi terbaik dan paling mahal Roy. Jangan kau lupakan juga makanan favorit gadisku. Bila perlu kau datangkan cheff terbaik di Prancis untuk membuatkan makanan khusus ku nanti."

"Baik tuan. Saya mengerti." Dan Roy pergi. meninggalkan Sean sendirian di ruang kerjanya.

Setelah perginya Roy, Sean lalu berdiri dan berjalan mendekati jendela besar yang berada di ruang kerjanya itu. Pemandangan yang langsung mengarah ke kolam renang. Biasanya, Raya yang akan berenang disana. Akan melambaikan tangan padanya lalu tersenyum disana.

Lagi, Sean terbayang-bayang oleh masa lalunya bersama Raya. Perempuan yang pernah ia cintai namun pergi meninggalkan.

"Sial!" umpatnya kesal. Diusapnya wajahnya dengan kasar. "Kenapa kau selalu ada dipikiranku Ray!" Katanya dengan emosi.

Entah kenapa Sean begitu terpesona oleh senyuman yang dimiliki oleh Dara. Sean telah jatuh cinta pada senyuman itu. Matanya yang indah. Senyuman yang menawan. Wajahnya yang cantik. Gaya bicaranya yang lucu. Apapun yang berada didalam diri Dara, Sean menyukainya.

Ada perasaan tidak terima setiap kali Dara berdandan cantik. Membuat bodyguardnya menatap kagum gadisnya itu. Rasanya Sean ingin mengurung Dara di dalam kamarnya agar hanya dia yang bisa melihat wajah cantik itu. Sean tak ingin berbagi kecantikan gadisnya pada laki-laki lain diluar sana. Membayangkannya saja membuat hati dan pikirannya panas. Terbakar oleh api cemburu.

"Dara adalah milikku! Hanya milik Sean Crishtian! Jika ada yang berani menyentuh milikku, maka akan kupastikan orang itu tidak akan pernah hidup dengan tenang selamanya." Ujar Sean dalam hati.

Tok tok tok

"Tuan, nona Dara telah bangun dan sedang mandi. Dekorasi dan juga makanan telah siap semuanya. Lampu mansion akan di matikan." Kata Liya.

"Sisanya biar aku yang urus Liya." Jawab Sean.

"Baik Tuan." Lalu, Liya segera keluar dari ruangan Sean. Merasa tak nyaman karna ada aura dingin dan intimidasi yang kuat dari tuannya itu.

Sean lantas segera mandi dan bersiap-siap. Selang beberapa menit kemudian, dirinya telah siap dengan memakai pakaian kemeja berwarna biru navy serta celana bahan yang berwarna gelap sehingga membuatnya nampak sempurna. Itulah yang ia tangkap dari dirinya ketika berkaca. Tidak akan ada yang bisa mengelak dari pesona ketampanannya.

Lalu, Sean membawa se-ikat bunga tulip yang telah dipesannya tadi. Dan jangan lupakan memakai parfum agar membuatnya semakin percaya diri di hadapan gadisnya itu.

Setelah siap semuanya, Sean berjalan keluar menuju tempat yang telah disepakati yaitu taman belakang mansionnya. Disana telah terhias dengan sempurna. Tak ada cela ataupun kekurangan sedikitpun. Memang tidak salah jika tadi dirinya mempercayakan pekerjaan itu pada Roy.

Dan semua telah bersiap di posisinya masing-masing. Disana, di ujung tangga Sean melihat gadisnya yang tampak bingung ketika semua lampu di matikan.

Sean sekali lagi terpana dengan kecantikan natural itu. Sean semakin menyukainya.

Gadisnya turun dari tangga, sesekali tersenyum malu-malu dan kedua bola matanya yang berbinar senang.

Dan sekarang adalah saatnya, gilirannya. Gadisnya berdiri tidak jauh dengan dirinya. Ekspresinya terkejut. Sean melihatnya dengan jelas, di kedua bola matanya nampak ada buliran air mata yang siap meluncur dengan bebas. Apa rencananya gagal?

Namun, tanpa disangka-sangka, gadisnya berlari ke arah lalu memeluknya erat. Menangis dipelukannya. Ternyata, rencananya berhasil membuat gadisnya bahagia dan tersenyum karnanya.

Selesei.

***

Yang mau ngobrol dengan Visual My Possesive Husband atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Sean, Dara, Nick, dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊

Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊

instagram: @fullandari

Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊

Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman.. ❤