SENIA

Di ruangan rawat masih diselimuti rasa duka di tambah sikap Aluna yang menuduh Senia membawa sial membuat Senia pulang ke rumah Bu Ayu dengan perasaan sedih .

Bu Ayu sedang menyiram tanaman hias di depan rumahnya melihat Senia pulang langsung menghentikan kegiatannya dan mengikuti Senia .

Senia masuk kamar dan menangis di tempat tidur sambil tertelungkup . Ia menangis histeris segala perasaan di dalam dadanya ia tumpahkan .

Bu Ayu masuk berjalan pelan mendekati tempat tidur dan duduk di samping . Hatinya juga ikut sedih mendengar kabar kedua orang tua Senia mengalami kecelakaan.

"Nak , ada apa menangis cerita sama ibu ," Bu Ayu membujuk Senia dengan suara lembut .

Senia bangun dan duduk di samping Bu Ayu langsung berhambur memeluk perempuan itu sambil menangis . Bu Ayu membalas pelukan Senia hingga Senia merasa lebih baik dan melerai pelukannya .

Bu Ayu menghapus airmata di wajah Senia sambil tersenyum hangat . Hal itu yang membuat Senia merasa hangat bila berada didekatnya .

"Katakan ada apa !" kata Bu Ayu lagi .

"Ibuku bilang aku anak pembawa sial ," jawabnya dengan isak tangis .

Bu Ayu terkejut mendengarnya hatinya merasa sakit hingga sampai dalam . Ada apa ini sebenarnya kenapa rasanya sangat sakit sekali melihat Senia seperti ini batin Bu Ayu .

"Ibumu masih syok atas meninggalnya suaminya jadi beliau belum bisa menerima kenyataan . Apalagi orang itu paling dekat dengannya , kamu yang sabar dengan sikap ibumu doakan agar ibumu cepat sembuh dan pilih seperti sedia kala ," Bu Ayu mencoba menenangkan hati Senia .

"Ibuku sudah tidak sempurna seperti sedia kala , kaki ibu diamputasi sebelah kiri ," kata Senia masih dengan isak tangis .

Deg

Bu Ayu terkejut mendengar kabar tersebut sampai menutup mulut ingin tak percaya tapi kabar itu keluar dari mulut Senia , percaya karena melihat kecelakaan di kabar berita televisi .

“Kamu anak yang kuat dan sabar pasti Allah selalu bersama kita semua ," kata Bu Ayu membelai rambut Senia .

Senia merasa sudah lebih baik ia berjanji pada dirinya untuk lebih tegar dan kuat menghadapi masalah . Untuk saat ini ia ingin menenangkan diri dan introspeksi .

___________

Di ruangan Anye terlelap dalam tidur Angga pergi ke perusahaan . Hanya Aira yang menjaga Anye , ia membuka ponselnya yang baru saja dapat kiriman chat dari seseorang .

Matanya melebar sempurna lalu membalas chat tersebut dan menutup ponselnya ." Aku tidak mau menunggu lama lagi semua sudah jelas , ” gumamnya lalu beranjak pergi .

Baru saja mau keluar dokter Aksa yang menangani Anye masuk ke dalam untuk memeriksa kondisi pasien .

" Maaf , silahkan masuk ! " sapa Aira mempersilahkan Dokter Aksa masuk lalu mengikutinya .

Dokter Aksa memeriksa kondisi Anye dengan serius .

" Anak ibu sudah lebih baik semua kembali normal besok sudah boleh pulang , ” katanya dengan senyum ramah .

”Terimakasih Dok, ” sahut Aira .

"Kalau begitu saya permisi ," kata Dokter Aksa berjalan keluar ruangan .

Beberapa menit kemudian seseorang masuk dengan terburu-buru, Aira melihat orang itu langsung mengajak masuk ke kamar mandi .

Keduanya berbicara sangat serius .

" Maaf nyonya saya harus sampaikan sesuatu sepertinya suami nyonya akan Thu masalah ini lebih baik nyonya berbicara dengan tuan agar semuanya jelas . Karena saya tidak mau menjadi pemicu masalah ini saya hanya di suruh itu saja setelah ini biarkan saya pergi . Saya janji tidak akan membahas ini lagi , " kata orang itu dengan wajah ketakutan .

”Baiklah kalau begitu terimakasih banyak atas informasinya , " kata Aira kemudian mereka keluar bersama dengan pelan-pelan agar orang lain tidak tahu .

Orang itu keluar dari ruangan dan pergi dengan terburu-buru. Aira duduk sambil meremas jari tangannya perasaannya sangat gugup . Pikirannya tertuju pada video tersebut , ia bertekad ingin memberitahu suaminya nanti kalau sudah pulang .

Anye membuka matanya menatap curiga pada mamanya .

”Ma ," ia memanggil mamanya dengan suara lirih sambil memposisikan tubuhnya dengan bersandar di sisi tempat tidur .

"Sayang , kamu sudah bangun ," Aira mendekati anaknya dengan senyum senang . Anye mengangguk .

"Mau minum atau mau sesuatu , ” tawarnya menunjuk berbagai makanan dan minuman di meja samping tempat tidurnya .

"Aku haus ," kata Anye merasakan tenggorokannya kering .

Aira dengan sigap membantu anaknya minum lalu meletakkan gelas di. Atas meja .

"Ma , kapan aku boleh pulang badan aku rasanya capek tiduran terus kayaknya aku sudah sembuh deh ," kata Anye sambil merenggangkan tubuhnya .

”Kata dokter besok sudah boleh pulang , ” jawab Aira

" Kenapa nunggu besok , hari ini juga aku ingin pulang . Aku tidak mau nunggu besok , " rengek Anye sambil menyibakkan selimutnya .

" Baiklah nanti Mama akan berbicara sama dokter Aksa , " sahut Aira merasa bersalah .

”Aku maunya sekarang , Mama, " Anye sedikit keras .

”Baiklah kalau begitu Mama ke ruangan dokter dulu . Kamu jangan pergi kemana-mana ya , tunggu Mama kembali , ” pesan Aira meninggalkan Anye sendirian .

Begitu sampai di ruangan dokter Aksa , Aira langsung berbicara tanpa basa basi sesuai permintaan anaknya . Akhirnya dokter Aksa membolehkan Anye pulang ke rumah .

Aira kembali ke ruangan Anye berada langsung masuk dan melihat anaknya sedang berbicara dengan kakaknya .

" Sudah lama kakak datang ? " tanya Aira mendekati mereka .

"Baru saja , sesuai permintaan Anye . Katanya aku di suruh kemari menjemputnya pulang ke rumah . Memangnya Anye sudah boleh pulang ya , Ma ?" tanya Angga kemudian .

"Iya baru saja Mama berbicara dengan dokter Aksa ," jawab Aira .

”Baiklah kalau begitu ayo kita berkemas , aku tidak sabar ingin pulang , " kata Anye begitu antusias ingin pulang .

”Gak sabaran amat sih ," sahut Angga mencubit pipi adiknya dengan gemas .

"Ya iyalah rumahku adalah istanaku ," kata Anye berpuitis .

"Terserah kamu saja," Angga merapikan tempat tidur dan Aira membereskan pakaian dan peralatan lainnya memasukan ke dalam koper .

Setelah selesai mereka keluar ruangan bersama berjalan menyusuri koridor rumah sakit sambil bercanda , begitu sampai parkiran masuk ke dalam mobil .

Angga menyalakan mesin dan mulai menjalankan mobilnya keluar dari rumah sakit .

”Sudah boleh pulang bukan berarti boleh pergi kemana kamu suka ya . Kamu masih butuh istirahat di rumah nurut sama mama sama papa juga ," Angga memberi nasihat kepada adiknya .

"Iya Kakakku tersayang ," jawab Anye sambil melihat keluar jendela .

Aira sangat bahagia melihat kedua anaknya akur . Ia ingat waktu Anye kecil sangat manja sama kakaknya apapun dituruti permintaannya sama Angga .

Mobil sampai di depan rumah mereka turun dan masuk sambil membawa barang bawaan ke dalam rumah .

Seorang pembantu menyambut kedatangan mereka membawakan koper dan menaruh di tempat khusus pakaian kotor lalu dimasukan ke dalam mesin cuci .

Anye masuk ke dalam kamar dan beristirahat bukan untuk tidur melainkan melihat chat yang masuk di ponselnya .