NovelToon NovelToon
Dendam Arwah Istri Muda

Dendam Arwah Istri Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Eli Priwanti

Lasmini adalah seorang gadis desa yang polos dan lugu, Ketenangannya terusik oleh kedatangan Hartawan, seorang pria kota yang bekerja di proyek pertambangan. Dengan janji manis dan rayuan maut, Hartawan berhasil memikat hati Lasmini dan menikahinya. Kebahagiaan semu itu hancur saat Lasmini mengandung tiga bulan. Hartawan, yang sudah merasa bosan dan memiliki istri di kota, pergi meninggalkan Lasmini.
Bara, sahabat Hartawan yang diam-diam menginginkan Lasmini. Alih-alih melindungi, Hartawan malah dengan keji "menghadiahkan" Lasmini kepada Bara, pengkhianatan ini menjadi awal dari malapetaka yang jauh lebih kejam bagi Lasmini.
Bara dan kelima temannya menculik Lasmini dan membawanya ke perkebunan karet. Di sana, Lasmini diperkosa secara bergiliran oleh keenam pria itu hingga tak berdaya. Dalam upaya menghilangkan jejak, mereka mengubur Lasmini hidup-hidup di dalam tanah.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya terhadap Lasmini?
Mungkinkah Lasmini selamat dan bangkit dari kuburannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembalasan terakhir Part 2

Hartawan tidak pernah lari secepat ini seumur hidupnya. Selimut yang tadinya ia kenakan terlepas di pertengahan tangga, sementara celana yang dipakainya nyaris melorot. Ia hanya mendengar detak jantungnya sendiri yang berdentum liar di telinga, menenggelamkan semua suara kecuali suara napasnya yang terengah-engah. Tujuan tunggalnya yakni Pintu Depan.

Ia menerjang kenop pintu, membukanya dengan paksa, dan keluar ke kegelapan malam tanpa menoleh ke belakang.

Di lantai atas, Lasmini hanya memiringkan kepalanya, senyum mengerikan masih terukir di bibirnya.

"Kau pikir bisa lari, Hartawan?" desisnya, suaranya kini dingin seperti batu nisan.

WHUUUM!

Lasmini tidak repot-repot menggunakan pintu atau tangga. Dengan satu sentakan aura, tubuhnya melesat bak roket, menembus tembok bata dan eternit di belakangnya seolah material itu hanyalah gumpalan kabut. Debu dan puing-puing berhamburan ke udara, meninggalkan lubang menganga yang langsung disambar oleh angin dingin.

"Ayah… ayah… ayah…!"

Tangisan melengking sang janin bertaring mengekor, suaranya menembus getaran tanah. Di belakang Lasmini yang kini melayang di udara, janin itu merangkak dengan kecepatan yang tak masuk akal, tubuhnya yang mungil bergetar oleh hasrat untuk memangsa.

Hartawan mencapai gerbang halaman. Tepat di luar pagar, di bawah temaram lampu jalan yang berkedip, ia melihat dua sosok yang dikenalnya.

"Mandra! Bejo!" teriak Hartawan, suaranya pecah karena ketakutan. "Kalian di sini! Syukurlah!"

Mandra dan Bejo, yang baru saja hendak melapor, terperanjat melihat penampilan majikan mereka: acak-acakan, pucat pasi, dan penuh keringat dingin.

"Tuan, kami mau lapor." ucap Mandra.

"Tidak ada waktu!" potong Hartawan, mencengkeram lengan Mandra dengan kekuatan putus asa. "Laporan bisa nanti! Aku sedang dikejar! Iblis! Lasmini! Dia kembali dan dia… dia membawa anakku!"

Bejo yang hendak membuka mulutnya, langsung terdiam ketika mendengar desahan angin kencang disertai bau amis darah dan kembang tujuh rupa menusuk indra penciumannya.

"Tuan, Karman sama Bendot..."

" Aku tidak peduli Karman atau Bendot! Sekarang juga kita harus pergi menemui Mbah Loreng! Mandra dan kau Bejo, apakah kalian bawa kendaraan?" Hartawan memandang mereka dengan mata memohon.

Mandra, yang syok, akhirnya tersadar. "Saya bawa motor Tuan, cukup untuk kita bertiga!"

"Cepat! Cepat! Nyalakan!"

Mandra buru-buru memutar kunci motornya, sementara Hartawan dan Bejo sudah melompat naik. Mereka bertiga berdesakan di atas jok motor matic tua, yang langsung melaju membelah malam.

Tak sampai sepuluh detik kemudian, Lasmini mendarat di jalan, tepat di tempat Hartawan berdiri. Ia tidak terkejut, melainkan tersenyum puas.

" Lari! Lari sepuasmu, Hartawan,"gumamnya, matanya yang putih bercahaya memancarkan kilat merah darah. "Pembalasan ini tidak akan tertunda."

Lasmini melayang di atas jalan, meluncur cepat di belakang Mandra yang mengendarai motor dengan kecepatan penuh. Janin bertaring itu mengikuti di bawahnya, tawa melengkingnya seolah menjadi lagu kematian yang mengiringi pelarian mereka.

Di sisi jalan yang lain, Darma dan Kanti bergegas menaiki motor milik Prabu, wajah mereka penuh kekhawatiran.

"Cepat, Mas! Aku khawatir Lasmini kenapa-kenapa!" desak Kanti, memeluk suaminya erat.

"Iya, Kanti! Ini sudah secepatnya!" Darma menambah kecepatan. Mereka hanya bisa berdoa agar putri mereka selalu terlindungi.

Sementara itu, di kediamannya, Prabu tersentak sadar. Kepalanya berdenyut hebat.

"Suci… Aku harus segera menyelamatkan Suci!" Ia meraba kepalanya yang pusing dan segera bangkit.

Saat melewati halaman, pandangannya jatuh pada beberapa gundukan di atas rumput. Prabu berhenti, dan kengerian merayap di tenggorokannya. Bara dan anak buahnya tergeletak mati, lidah menjulur, bola mata melotot, dan wajah membiru. Mereka telah dihabisi dengan cara yang mengerikan.

Prabu gemetar, namun instingnya sebagai orang baik mengambil alih. Ia menyempatkan diri menarik kain di dekatnya dan menutup wajah para korban.

"Maafkan aku, aku harus pergi."

Dengan firasat buruk yang memburunya, Prabu bergegas pergi mencari Suci. Ia tahu, energi gelap yang ia rasakan itu pasti datang dari Suci alias Lasmini.

Di jalanan sepi, Mandra berteriak, "Tuan! Di depan! Ada yang menghadang!"

Motor itu terhenti mendadak. Di tengah jalan, di bawah cahaya rembulan yang samar, Lasmini berdiri tegak. Di sampingnya, janin bertaring itu menatap mereka.

BRAK!

Lasmini mengayunkan tangan. Sebuah gelombang kejut tak terlihat menghantam motor Mandra, menjungkirbalikkan nya. Hartawan, Mandra, dan Bejo terpental ke semak-semak. Mereka bertiga berusaha bangkit, tetapi Lasmini telah mendekat.

Dengan satu gerakan tangan, asap hitam tebal mengepul, menciptakan tirai gelap yang mengisolasi area itu. Lasmini telah memasang pagar gaib. Kini, mereka bertiga terperangkap dan tak terlihat oleh mata manusia biasa.

Tiba-tiba, udara terasa berat. Sebuah aura keemasan bercampur hitam pekat melingkupi Lasmini. Sosok wanita muda dan cantik dengan selendang hijau berkilauan muncul di samping Lasmini.

"Nyai Kencana Dewi," bisik Hartawan, tubuhnya menggigil hebat, ia tahu tentang Nyai Kencana Dewi dari Mbah Loreng, dan makhluk ghoib inilah sumber kekuatan dari Lasmini dan yang menjadi tameng serta perlindungnya selama ini.

Kini Nyai Kencana Dewi tersenyum dingin.

"Lasmini, anakku! Apakah kau sudah yakin untuk mempersembahkan mereka bertiga untukku? Terutama Hartawan, kau sudah mantap untuk menghabisinya?" suara Nyai Kencana Dewi bergaung, dipenuhi kekuatan kuno.

Lasmini memandang Hartawan dengan mata putihnya yang bersinar.

"Sudah Nyai. Malam ini mereka bertiga harus mati di tanganku, tapi aku ingin menyiksa mereka bertiga dulu, sama halnya saat mereka membunuhku dulu seperti apa, sangat keji dan menjijikan!"

Nyai Kencana Dewi tertawa puas, suara tawa yang menyerupai gemerisik daun kering yang terbakar.

"Lakukanlah sesuka hatimu Lasmini, mereka sekarang adalah milikmu. Siksa mereka sebelum ajal menjemput."

Lasmini mengangguk, lalu tangannya terangkat. Ia mulai merapal mantra. Tiba-tiba, Mandra dan Bejo menjerit kesakitan yang luar biasa. Kulit mereka memerah dan mulai melepuh, gatal tak tertahankan yang membuat mereka menggaruk-garuk tubuh dengan panik. Dalam hitungan detik, kulit mereka terkelupas, memperlihatkan daging merah di bawahnya.

Sementara itu, Hartawan tidak diganggu oleh gatal. Ia hanya dikejar oleh teror yang lebih mengerikan yakni anaknya sendiri. Bayi bertaring itu merangkak mengelilinginya, gigi-gigi runcingnya memantulkan cahaya redup.

Dengan suaranya yang lantang, Lasmini memanggil Hartawan.

"Hartawan, dia adalah anakmu, anak yang telah kau sia-siakan dan kau bunuh dan sekarang rasakan akibatnya!"

Hartawan menjerit. Bayi bertaring itu menerjang, menggigit betisnya. Gigi runcing itu merobek kulit dan daging Hartawan dengan rakus, menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan. Darah segar menyembur, dan Hartawan tersungkur, berteriak meminta tolong.

Lasmini tertawa, suara tawanya kini benar-benar perpaduan antara dirinya dan Nyai Kencana Dewi, manis namun mematikan.

Ia melihat Mandra dan Bejo. Kulit dan daging mereka sudah tak berbentuk, hanya menyisakan tulang yang mengelupas dan memutih.

Ketika Lasmini dan Nyai Kencana Dewi asik menonton pertunjukkan penyiksaan Hartawan, Mandra dan juga Bejo, tiba-tiba, aura pagar gaib mereka bergetar hebat. Aroma mistis yang tak asing menerobos masuk.

Nyai Kencana Dewi memicingkan matanya, keterkejutan terlihat jelas di wajahnya.

"Prabu Sakha Kumbara? Siapa yang telah menuntunnya datang ke sini?"

Bersambung...

1
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
mantap thor... kekasih nyai kencana dewi yg muncul. loh hartawan kabur lagi ya..
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul kak 🤭
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
serem bgt thor
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
bener2 pertempuran sengit
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
senoga Lasmini dpt melawan kekuatan yg ada pd Bara ketika ini.
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
Bara harus melawan suci secara bersendirian, rasanya ga mampu utk menumpaskan suci
Nar Sih
lanjutt kak ,kadang aku bingung mau komen apa ,bca cerita mistis lasmini yg masuk di raga suci trus dibantu nyai kencana dewi bikin merinding bca nya kak
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: iya kak gpp, yg penting kk baca sampai bab akhir 🤭
total 1 replies
Nar Sih
kadang aku takut bca nya kakk ,tpi penasaran
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥: takut thor serem bgt nih
total 3 replies
Nar Sih
maaf kak bru sempat bca dan tmbh seremmm,lasmini jadi sundel bolong
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: iya kak gpp 🤭🤭
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
halusinasi Hartawan melihat Lasmini menjadi hantu, rasa ketakutan yg amat pd Hartawan. Dgn mantera Suci boleh menjelma dgn berbeda rupa ya thor
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: iya kak, betul sekali 😊
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
semakin serem membacanya.
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/🤭🤭🤭
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
Suci harus hati2 dgn Bara
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
deg degan... apa rencana Suci/Lasmini akan berjaya melumpuhkan penangkal sihir yg ada pd Bara
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
Hartawan sgt berambisi dgn wanita kaya, tnggu saja itu yg akan makan dirinya kelak.
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul kak
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
berlawanan dgn ilmu hitam masing2.
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
semakin seru
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
hdp Hartawan ga bisa tenang mulai skrg begitu juga Bara dan yg lain2
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: owalah... 🤭🤭
total 5 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
nah rasain hartawan, permulaan hdp dlm ketakutan sekalian yg tlh mencelakai dan membunuh Lasmini. itu baru dikit... 😄🤭
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
sabar dulu Suci bukan saatnya lagi ketika kamu sdg menikmati hidangan mon mlm bersama Prabu utk membls dendam
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥: typo # mkn mlm
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
apa kh Prabu akan tahu kelak siapa Suci sbnrnya
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: siip kk 👍😊
total 5 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
ouh kasihan Prabu udah mulai rasa jatuh hati pd Suci (Lasmini) apakah mereka dpt hdp bersama kerna Suci bukan dikalangan manusia lagi. 😔
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: masih tanda tanya kak 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!