Pulang Ke Indonesia. Arcilla Armahira harus mendapatkan tugas dari Kakeknya seorang Pengusaha kaya raya yang dikenal sangat dermawan dan selalu membantu orang kecil. Tetapi siapa sangka pria 70 tahun itu sering mendapatkan ancaman.
Sampai pada akhirnya terjadi insiden besar yang membuat Mizwar diserang oleh musuh saat mengadakan konferensi pers. Kericuhan terjadi membuat banyak pertumpahan darah.
Mizwar dilarikan ke rumah sakit. Arcilla mendapat amanah untuk menjalankan tugas sang Kakek.
Keamanan Arcilla terancam karena banyak orang yang tidak menyukainya seperti kakeknya yang ingin menyingkirkannya. Pengawal pribadi Mizwar yang selalu menemaninya dan mengajarinya membuat Arcilla merasa risih karena pria itu bukan mahramnya.
Sampai akhirnya Arcilla meminta kakeknya untuk menikahkannya dengan pengawalnya dengan alasan menghindari dosa.
Bagaimana kehidupan rumah tangga mereka ditengah persaingan bisnis?
Apakah keduanya profesional meski sudah menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 Perasaan Aneh
Cilla duduk di atas bebatuan menggunakan wadah plastik berbentuk bulat sebagai gayung yang pasti ditemukan di dalam hutan tersebut. Tubuh Cilla dililit dengan kain tersebut sampai dadanya dan pahanya.
Untuk pertama kali tubuhnya terekspos cukup terbuka di dalam hutan, walau mandi dengan keadaan seperti itu dan juga sampai keramas tetapi tetap saja Cilla sangat was-was dan mengawasi di sekitarnya.
Dia tidak pernah tenang sepanjang mandi, takut sekali ada yang tiba-tiba datang dan melihat penampilannya yang cukup terbuka seperti itu.
Begitu juga dengan Rasyid membelakangi posisi Cilla dengan melihat di sekitarnya jangan sampai ada yang datang tiba-tiba. Tetapi tiba-tiba saja mata Rasyid menoleh kebelakang dan melihat bagaimana penampilan istrinya yang baru pertama kali dia lihat saat mereka menikah.
Dengan posisi Cilla dengan mengadakan wajahnya ke atas langit tepat di bawah cahaya matahari dan menyiram tubuhnya dari atas kepala sampai ke bawah.
Mata Rasyid tidak berkedip sama sekali saat melihat kecantikan dan kemulusan tubuh istrinya itu. Putih bersih dengan rambut panjang yang membuat Rasyid kesulitan menelan ludah.
Rasyid mencoba untuk mengontrol diri dengan kesulitan mengalihkan pandangan dan mengatur nafas, dia adalah laki-laki normal dan wajar saja melihat yang bening-bening pasti muncul hasrat dalam tubuhnya dan apalagi wanita itu bukan lagi atasannya melainkan adalah istri yang sudah dia nikahi secara sah.
Akhirnya Cilla sudah selesai mandi dan juga sudah mengeringkan diri sebentar dan menutup tubuhnya menggunakan pakaian kotornya sementara dan menghampiri Rasyid.
"Aku sudah selesai!" ucapnya berdiri di belakang suaminya membuat Rasyid menoleh kembali.
Penampilan istrinya sudah tidak seperti tadi lagi, dia juga menutup rambutnya dengan asal-asalan. Tetapi tetap saja Rasyid tanpa gugup yang masih mencoba mengalihkan pandangan.
"Kamu kenapa?" tanya Cilla.
"Tidak apa-apa," jawabnya berusaha tenang.
"Baiklah! Ayo kita kembali?" ajak Rasyid membuat Cilla menganggukkan kepala.
Cilla berada di dalam tenda yang tertutup dan mengganti pakaiannya, dalam keadaan darurat Rasyid ternyata masih sempat membawa pakaian ganti untuknya.
Setelah selesai berganti pakaian dan juga sudah memakai hijabnya. Cilla keluar dari tenda tersebut dan menjemur pakaian sebelumnya, dia memang sempat mencucinya terlebih dahulu walau menutupkan pada tubuhnya untuk melindungi tubuhnya agar tidak terlalu terbuka menuju tenda mereka.
Mata Cilla melihat ke arah bawah, ternyata suaminya yang tidak kelihatan sejak tadi sudah berada di atas batu dengan berlatih bersilat.
Untuk pertama kali Cilla melihat Rasyid tanpa menggunakan pakaian dan hanya celana panjang. Tubuh itu memperlihatkan otot kekar dan bentuk tubuh yang diidamkan seluruh wanita.
Apalagi tubuh pria tampan itu juga mengeluarkan keringat membuat Cilla selama ini sangat menjaga pandangannya untuk hal-hal seperti itu dan ini matanya malah tetap melihat tanpa berkedip sama sekali.
Kalau bukan pria yang menikahinya secara sah Cilla juga tidak berani melihat hal-hal seperti itu.
Rasyid sangat lihai sekali menggerakkan tubuhnya dengan kuda-kuda yang sangat tepat dan pantas saja pria itu sangat hebat dalam berkelahi dan bisa melumpuhkan lawan walau hanya sendiri melawan beberapa orang.
"Astagfirullah Cilla!" Cilla tiba-tiba memejamkan mata, menyadari apa yang dia lihat.
"Ini memang tidak dosa, tetapi menatap seseorang dengan cara seperti itu adalah dosa. Huhhhh Cilla jangan sampai kamu ketahuan melihatnya dengan cara seperti itu. Kamu bisa menjadi bulan-bulanannya," batin Cilla meninggalkan tempat itu dan kembali memasuki tenda.
Rasyid ternyata menyadari keberadaan istrinya dan ketika istrinya sudah pergi barulah membuatnya menoleh ke belakang. Ekspresi wajahnya datar yang tidak bisa ditebak.
Setelah selesai berlatih, kemudian Rasyid kembali menuju tenda.
"Ada masalah besar terjadi," Cilla menghampiri Rasyid dengan wajah paniknya.
"Ada apa?" tanya Rasyid dengan dahi mengkerut.
Cilla memperlihatkan ponselnya pada Rasyid.
..."Pemirsa belum sampai 1 minggu Nona Cilla tidak profesional dalam menjalankan tugasnya. Pertemuan penting dengan pengusaha-pengusaha dari Indonesia dan juga Manca Negara tidak dihadiri Nona Arcilla,"...
..."Absennya beliau sebagai orang yang ditunggu-tunggu membuat kekecewaan para pengusaha dan dianggap sombong. Beliau merasa tidak memiliki tanggung jawab dan tidak profesional atas tugas yang diberikan. Merasa nomor 1 dan banyak mengecewakan orang-orang, menganggap pengusaha lain sebagai bawahan dan hanya menjadikan nama kakeknya sebagai tameng,"...
Cilla tidak percaya suasana di Jakarta tidak baik-baik saja dengan berita yang tidak benar yang sudah menyebar luas di Jakarta dan bahkan banyak pendapat para pengusaha kecewa akan dirinya.
"Bagaimana mungkin mereka bisa memberi kesimpulan atas ketidakhadiran dalam acara itu?"
"Ini tidak benar," ucap Cilla terlihat frustasi.
"Kamu harus tenang, ini berita murahan dan berita ini juga akan hilang sebentar lagi," jawab Rasyid mencoba untuk menenangkan.
"Awal kakek memberikan tugas ini kepadaku dan aku sudah yakin jika aku tidak akan bisa mengambil tugas ini dan menjalankan amanahnya dengan baik. Tetapi aku tidak tega melihat kakek dalam keadaan sakit dan harus tetap berada dalam situasi yang tidak aman. Aku pikir orang-orang akan mendukungku dan ternyata dengan mudah mereka membuat berita seperti ini hanya karena aku absen," ucap Cilla tidak percaya dengan risiko yang dia dapatkan.
"Aku juga tidak pernah ingin kejadian ini ada dan jika aku sudah pulang dari desa ini dan pasti aku akan menghadiri rapat itu," ucap Cilla.
"Tetapi absennya kamu dalam pertemuan itu tidak berkaitan dengan insiden yang terjadi," ucap Rasyid membuat Cilla mengerutkan dahi.
"Maksud kamu?" tanya Cilla.
"Sebelumnya Metta sudah memberi jadwal berapa hari kita berada di desa dan juga sudah memberi jadwal tentang pertemuan itu dan sudah mengatakan siapa-siapa orang yang akan bertemu dan bagaimana mereka. Kamu mengambil jadwal pertemuan untuk pergi ke kabupaten Asahan dan mengabaikan untuk pertemuan itu," ucap Rasyid.
"Aku tidak mengabaikannya dan sebelumnya juga sudah bertanya kepada Kakek. Kakek mengizinkanku untuk datang ke desa dengan waktu yang aku mau dan walau bertentangan dengan hari pertemuan itu. Tetapi Kakek menyarankan untuk memberi pengganti agar tidak terjadi kesalahpahaman," jawab Cilla.
"Dan kamu tidak mengikuti saran beliau?" tebak Rasyid
"Aku menyeru Om Ramos untuk mewakilkanku, bagaimanapun beliau memiliki hak di Perusahaan dan harus dilibatkan," jawab Cilla.
"Jika memang beliau menggantikan kamu dan seharusnya masalah ini tidak terjadi dan tidak ada isu-isu kampungan seperti ini," ucap Rasyid.
"Apa itu artinya Om Ramos tidak pergi ke pertemuan itu?" tanya Cilla memastikan.
"Kemungkinan ada dua? beliau menghadiri pertemuan itu dan tidak menyampaikan alasan ketidakhadiran atau beliau memang tidak hadir sehingga menimbulkan spekulasi negatif seperti ini," jawab Rasyid.
"Jika memang apa yang kamu katakan benar? kenapa Om Ramos melakukan semua itu dan bukankah seharusnya Om Ramos bisa mengatasi situasi agar orang-orang tidak berpikiran negatif dan menimbulkan spekulasi dengan sesuka mereka," ucap Cilla.
"Kita tidak bisa menyuruh orang lain untuk melakukan apa yang kita inginkan," ucap Rasyid.
"Lalu sekarang bagaimana?"
"Bukankah apa yang aku lakukan sudah mencemarkan nama baik Kakek dan bagaimana aku menghadapi pikiran negatif dari orang-orang?" tanya Cilla.
"Kamu jangan khawatir kita akan secepatnya kembali ke Jakarta dan akan menyelesaikan masalah ini secara perlahan. Aku akan berbicara dengan Metta, mengatur pertemuan kembali dengan pengusaha lain dan meminta maaf atas kejadian ini dan juga pasti memberi penjelasan agar tidak terjadi kesalahpahaman," jawab Rasyid dengan cepat menemukan ide.
Bersambung ...
penuh rahasia