Rania adalah gadis cantik berusia dua puluh tahun, yang lari dari rumah menghindari perjodohan orangtuanya.
Tanpa sengaja bertemu dengan Tomi Rahardian Putra pria tampan yang sengaja dia copet. Sayangnya Tomi dapat menemukan identitas nya dan memaksa Rania bekerja padanya, jika tidak mau di laporkan kepada polisi.
Bagaimana mereka. Akankah cinta hadir di hati Tomi yang susah lama menjomblo??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesal
Rania berlari ke kamar mandi. Masuk dan mengunci pintunya dari dalam. Dia memegang dadanya yang berdetak dengan kencang.
dasar boss sialan.
Rania terus mengusap bibirnya dengan air di westafel. Namun rasanya tidak juga mau hilang. Bibir Tomi masih terasa menempel di bibir nya. Rania menjadi frustasi dan marah.
A...aaaaaa........ teriak Rania kencang.
"Ada orang didalam, ada apa?" tanya seseorang dari luar pintu toilet.
Rania tersadar akan apa yang baru saja dilakukan nya.
"Ya, maaf tadi ada kecoa." ucap Rania beralasan.
"Kecoa?? selama aku bekerja disini belum pernah ada kecoa di sini, ada ada aja."guman Nindy. Dan berjalan meninggalkan toilet.
Setelah bisa menguasai dirinya, Rania kelaur dari toilet. Dia berjalan kembali ke mejanya. Di liriknya Juan yang duduk tidak jauh posisi duduknya.
Juan terlihat tengah asyiik mengerjakan sesuatu.
syukurlah jika pak Juan tidak jadi di pecat. kasihan keluarganya.
...----------------...
Sementara itu di ruangan nya Tomi masih tersenyum senyum sendiri mengingat sikap absurd nya kepada Rania. Dan tanpa dia sadari memegang bibirnya yang baru saja menempel di bibir mungil Rania.
Juan masuk ke ruangan Tomi saat di lihatnya Rania keluar dan berlari.
"Apa yang kau lakukan pada nya?" tanya Juan kepada Tomi. Tomi menghentikan senyumnya dan menatap ke arah Juan.
"Oh, kamu. Kenapa?" tanya Tomi balik.
"Aku bertanya apa yang kau lakukan pada gadis kecil itu?" ucap Juan.
Juan adalah teman Tomi sama seperti Radit, namun dia bukan dari keluarga kaya. Beruntung Tomi mengangkatnya menjadi sekretaris nya.
"Aku tidak melakukan apa pun. Kau tenang saja." jawab Tomi enteng.
"Tomi, aku hanya membantu mu, karena aku kasihan melihat mu dan juga permasalahan yang kau hadapi saat ini. Tapi aku tidak tahu jika kau bertindak sejauh itu. aku menyesal, bahkan aku membohonginya!" ucap Juan.
"Memangnya apa yang aku lakukan?" tanya Tomi protes.
"Tuh lihat ke cermin. Lipstik Rania masih menempel di pipimu." Kalimat yang di ucapkan Juan Sukses membuat wajah Tomi merona.
Dia berjalan ke westafel dan memandang wajahnya di cermin. Bekas lipstik Rania masih tertinggal di pipinya. Tomi kembali tersenyum membayangkan Rania berani menciumnya. Ralat.. bukan berani tapi terpaksa.
Tomi kembali dan duduk di kursinya. Dan sedikit heran karena Juan belum juga beranjak pergi.
"Ada apa lagi?" tanya Tomi.
"Apa kau serius dengannya?" lagi lagi pertanyaan yang di ucapkan Juan membuat Tomi terdiam. Kini wajahnya berubah masam.
"Tom, jika kau hanya main main, lebih baik kau lepaskan saja dia. Dia masih kecil? kasihan dia jika sampai kau mempermainkannya?" ucap Juan lagi.
"Apa kau menyukainya?" tanya Tomi penuh selidik. Menatap tajam ke arah Juan.
"Tidak, aku hanya kasihan padanya. Dan aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri." jawab Juan.
ya aku menyukai Rania. Dia gadis cantik dan baik. dia juga polos. aku sangat menyukainya. ucap Juan di dalam hati.
"Baguslah. Kau tahu dia sudah berani menampar ku? Menampar seorang Tomi, yang bahkan jika aku mau gadis manapun akan bertekuk lutut. Hanya dia gadis yang tidak tergoda dengan pesona ku. Hingga aku menjadi penasaran. Dia harus membayar mahal untuk tamparan nya itu." ucap Tomi dan mengepalkan tangannya.
"Terserah padamu. Tapi ingat jangan pernah bermain api. Karena jika tidak hati hati, nanti kau juga yang akan terbakar." ucap Juan meninggalkan Tomi.
Juan berjalan dengan raut wajah kecewa. Dia kecewa dengan dirinya sendiri yang tidak berani mengakui jika dia menyukai Rania.
"Maafkan aku Rania?" ucapnya pelan.
"Rania , kau tidak istirahat makan siang?" ucap Dimas mengagetkan Rania yang sedang melamun.
"Oh ya...bentar lagi kak." jawab Rania tergagap. Karena Dimas sudah berada di hadapannya tanpa dia sadari.
"Kau mau makan siang dengan ku?" tannya Dimas.
Belum Rania menjawab Tomi sudah keluar dari ruangannya dan menyela di depan pintu.
"Rania akan makan siang dengan ku, ya kan sayang?" ucap Tomi datar namun terasa bagai pisau tajam ke arah Rania.
"I..iya, maaf kak." jawab Rania pelan.
"It's.Ok. Lain kali saja. Rania aku duluan ya." ucap Dimas berlalu pergi dari hadapan Rania dan Tomi dengan raut wajah kecewa.
Rania merasa bersalah pada Dimas dan menatap tajam Tomi. Tomi hanya terkekeh pelan dan tersenyum miring se akan mengejek Rania.
"Mulai saat ini jauhi Dimas, karena kau adalah kekasih ku." ucap Tomi berjalan mendahului Rania.
Rania masih berdiri dan menggerutu di dalam hatinya.
Kekasih apaan, kekasih yang di paksa. Dasar boss sinting. Kalau tidak karena terpaksa, aku ogah jadi kekasihmu.
Tomi melirik ke belakang dilihatnya Rania masih berdiam diri.
"Apa lagi yang kau pikirkan, ayo cepat." ucap Tomi menarik tangan Rania dan membawanya menaiki lift untuk turun ke lantai bawah. Rania berusaha melepaskan tangannya.Namun Tomi menatapnya tajam, dan mengeratkan genggaman tangan nya.
Kini Rania dan tomi makan siang di restoran Jepang. Ruang private yang sengaja di pesan Tomi untuk menjaga privasi mereka.
"Boleh aku bertanya?" ucap Rania hati hati disela makan nya.
"Hem....." Jawab Tomi sambil asyik memasukkan makanan ke mulutnya.
"Kenapa boss meminta aku menjadi kekasih pura pura? kenapa boss tidak mencari kekasih saja, pasti banyak yang mau menjadi kekasih mu, dan aku bisa bebas." ucap Rania.
Tomi terdiam sejenak mendengar kata kata Rania, namun dia kembali bersikap tenang dan meneruskan makan siangnya.
"Apa kau sudah selesai, jika sudah ayo kita pergi?" ucap Tomi.
Rania mendesah kecewa tomi tidak mau menjawab pertanyaannya.
Tomi tahu jika Rania kecewa, dia kembali berucap dan kalimatnya sukses membuat Rania tersedak.
"Aku tidak menganggap mu kekasih pura pura. Kau benar benar kekasihku?"
Uhuuk...uhuk... Rania tersedak.
Tomi mengambilkan air putih di gelas dan memberikan nya kepada Rania. Rania dengan cepat meminumnya hingga habis. tenggorokannya terasa sakit.
Rania menatap tajam kearah Tomi, jantungnya berdebar kencang. Entah kenapa kali ini kata kata yang sudah dia siapkan tersangkut di tenggorokan nya.
Tomi terus menatap manik mata hitam Rania Yang selalu sukses menghipnotisnya. Membuatnya ingin menyelami lebih dalam.
Hingga akhirnya Rania terbatuk, menyudahi tatapan mata mereka. Dan Tomi juga menoleh ke samping menghilangkan rasa gugupnya. Kemudian dia berjalan ke kamar mandi. Di pegang ya dadanya yang juga berdetak kencang.
Ada apa denganku, kenapa dadaku berdebar didekat gadis kecil itu. Tidak mungkin aku menyukainya.
Setelah menetralkan detak jantungnya Tomi kembali dan mereka berdua keluar dari restoran. Suasana canggung terjadi.
Di dalam mobil Tomi sengaja menghidupkan musik untuk mengurangi kecanggungan yang tercipta diantara mereka berdua.
...----------------...
So, kita buat mereka jadian beneran atau kita buat babang Tomi bucin duluan???? kasih option nya di kolom komen.
Jika vote and likenya banyak, kita crazy up ya. terima kasih...