Peringatan! Harap bijak dalam membaca. Ini karya dipersembahkan untuk hiburan emak yang sudah berusia 21+ dan sudah menikah! Dibawa 21 harap jangan baca! Dosa tangung sendiri!
Sequel dari Dipaksa menikahi tuan muda duda
Ashanum Ananda Wijaya terpaksa menerima perjodohan dengan pria yang sama sekali tak ia kenal setelah pergaulan bebasnya diketahui sang papa yaitu Raka Wijaya. Asha harus mengorbankan cintanya menikahi pria sederhana yang bukan tipenya yang tak ada daya tarik sama sekali yang hanya berkerja sebagai guru ngaji di pondok pesantren dan sebagai ob di rumah sakit ternama dikota Malang.
Dibalik kesederhanaannya Asegaf Albramata adalah seorang pengusaha muda yang sukses disegala bidang, namun ia menyembunyikan semuanya karena berbagai alasan.
Asha sangat membenci Ega karena adanya dia, ia harus kehilangan cinta pertamanya.
Nb : Jangan lupa follow ig:Duwi Sukema author ya, agar tahu visual juga novel author lainnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon duwi sukema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Buruk rupa
Asha dan Ega menjadi tersenyum kikuk menanggapi perkataan tetangganya.
Kenapa aku bodoh sekali? Harusnya aku tadi memintanya saat kami masih di dalam, jadinya kan begini pasti Asha akan marah denganku karena merasa di malukan batin Ega menyelasi sikapnya yang begitu ceroboh.
"Tak apa jangan malu-malu begitu, ibu juga pernah muda kok. Jadi pemandangan tadi itu sudah jadi hal biasa saat pengantin baru," kekeh ibu Amin sambil menyiram bunganya.
"Begitu ya bu, habis aku jarang ketemu dengan istriku yang cantik ini, jadi aku sangat merindukannya, maklum bu Amin aku harus kerja keras mencari uang agar kelak punya anak sudah punya banyak tabungan," jelas Ega kikuk karena malu.
"Wah, ibu bangga sama kamu Nak Ega. Seadainya kamu belum nikah sudah aku jodohkan dengan Kinan," ceplos bu Amin.
"Ibu Amin bisa saja, aku itu sangat cinta sama istriku ini. Walaupun kita hanya kenal sesaat, bagiku dia sudah segalanya," ucap Ega.
Asha yang mendengar ucapan tulus Ega di depan bu Amin hanya bisa tersenyum malu-malu.
"Beruntung kamu nak Asha dapat dia jangan di sia-siakan ya. Nanti jika kamu sia-siakan akan aku rebut jadi calon menantuku, soalnya dia itu menantu idaman lo nak Asha," goda bu Amin.
"Wah, jangan dong bu. Nanti aku jadi janda, sudah ya bu kami mau berangkat dulu," pamit Asha.
"Kalian mau kemana pagi-pagi sudah rapi begini?" tanya kepo bu Amin yang suka ghibah.
"Aku ya kerja bu, kalau istriku ini mau magang di rumah sakit kebetulan tempatnya sama," jawab Ega segera memakai helmnya.
"Jadi kalian itu cinlok ya."
"Wah ibu Amin gaul juga ya, ngerti bahasa anak muda segala. Kami nitip rumah ya bu, assalamualaikum," pamit Asha segera menaik ke boncengan motor Ega.
"Sha, pegangan ya! Kita sedikit gebut, aku takut jika kita telat," modus Ega agar Asha mau memeluk tubuhnya.
"Iya mas," ucap Asha melingkarkan kedua tangannya di perut sick pack Ega.
Aduh kenapa jatungku berdetak terlalu cepat begini, rasanya seperti habis maraton. Apa aku benar-benar mulai mencintainya? Dulu saat aku bersama Dion tak pernah merasakan hal mendebarkan seperti ini guman Asha dalam hatinya.
Ega yang mendapatkan pelukan Asha merasa hatinya merasa sangat nyaman, engan untuk menghentikan motornya. Namun perjalanan satu jam ke menuju rumah sakit terlalu cepat baginya.
Ega segera mematikan motornya di parkiran rumah sakit harapan sehat, ia segera melepas helmnya. Lalu membantu Asha untuk melepas helm yang dikenakan Asha.
"Sha siapa cowok dekil itu?" tanya Aris yang melihat Asha turun dari motor. "Kenapa kamu naik ojek tahu begini aku jemput kamu Sha?" ucapnya lagi.
Ega dan Asha menoleh ke arah Aris.
Ega sengaja tak meladeni ucapan Aris ia lebih baik diam, ia ingin tahu reaksi Asha melihat ia di hina oleh temannya.
"Tidak perlu, terimakasih niat baikmu. Aku lebih suka naik motor kok, dia bukan tukang ojek," jelas Asha. "Dia Ega, pacarku," ucap Asha memperkenalkan Ega sebagai pacarnya.
Ega yang mendengar pembelaan dari Asha jika dia mengakui ia sebagai pacarnya hatinya sangat berbunga-bunga bahagia.
"Apa aku tak salah dengar? Kamu putus dengan Dion cowok matre lalu pacaran dengan cowok miskin udik , culun seperti dia?" sindir Aris dengan menatap benci Ega. "Lihat Sha pacar kamu itu pasti buruk rupa hingga tak melepas masker di wajahnya," hina Aris dengan memincingkan alisnya ke atas.
"Biar dia miskin atau buruk rupa itu bukan urusan kamu! Yang penting dia punya hati nurani juga iman yang kuat serta bertanggung jawab tak sepertimu," bela Asha.
Asha segera menarik tangan Ega untuk segera pergi meninggalkan Aris.
"Sha, makasih ya kamu sudah membelaku. Aku sungguh bahagia memiliki kamu yang mau menerima aku apa adanya," jelas Ega dengan menatap manik wajah Asha yang begitu sempurna.
"Itu sudah seharusnya aku lakukan. Kenapa kamu tak membalas ucapnya? Terus itu juga kenapa masker kamu ngak kamu lepas!' tegas Asha menatap kesal Ega yang di hina Aris hanya diam saja.
"Sha jika ia tahu wajahku, pasti kamu akan dipermalukan dengannya," lirih Ega.
"Kenapa dipermalukan?" tanya Asha penuh menyelidik. "Aku tak malu, yang penting kamu harus tegas jangan mau di hina seperti ini. Dia itu laki-laki sombong," ketus Asha.
"Jika dia tahu wajahku pasti dia akan tahu pekerjaanku hanya sebagai ob, kamu pasti akan menjadi bahan ejekan dia bersama teman-teman kamu. Aku tak mau seperti itu Sha, aku tak mau kamu di sakiti. Nanti aku akan membela diriku jika ia menghinaku lagi," jelas Ega.
Benar juga yang di katakan mas Ega, Aris itu kan mulutnya ember pasti dia juga akan mengancamku batin Asha.
"Sha, aku kerja dulu ya. Sampai ketemu nanti, belajar yang benar ya! Nanti pulang hubungi aku kita pulang bersama," ajak Ega.
Cup
Satu kecupan mendarat di kening Asha.
"Aku sangat mencintamu Sha," bisik Ega di telinganya.
Blush
Pipi Asha semakin merona mendengar ungkap cinta Ega yang semakin membuat detak jantungnya tak beraturan rasanya ingin berlari dari tempatnya.
"Nomer kamu kan tak aktif."
"Aktif kok, kemarin ngak aktif karena ponselku sedikit ada masalah," jelas Ega.
"Baiklah, aku masuk ke dalam ya," pamit Asha.
Asha merasa bersemangat kembali setelah beberapa hari merasa kehilangan semangat hidupnya.
"Sha, bahagia banget kamu?" ucap Diana sambil menepuk bahu Asha yang sedang memasukkan jaketnya ke dalam loker.
"Jelas dia bahagia, dia kan punya pacar baru," ketus Bela yang selalu iri terhadap Asha yang begitu sempurna memiliki apa yang ia mau bahkan laki-laki yang ia cintai juga memilih Asha dari pada dirinya.
"Maksud kamu?!" tanya Diana.
"Dia kan putus dengan Dion, lalu berpacaran dengan Ega. Kamu itu sahabatnya tapi tak tahu apa-apa," sindir Bela. "Itu teman kamu cantik tapi terlalu bodoh mencari pasangan, dia putus sama Dion malah mencari cowok yang miskin hanya naik motor buntut," ejek Bela.
Dasar Aris mulut ember, yang tahu hanya dia tadi pagi sekarang sudah ada gosip. Emang itu laki-laki suka ghibah aku kira emak-emak aja yang suka ghibah aku salah umpat Asha dalam hatinya.
"Itu bukan urusan kamu ya!" hardik Asha. "Aku mau pacaran sama siapa saja, apa pedulimu? Aku happy jalan dengan siapa saja kenapa kamu yang sewot? Ribet amat jadi orang? Lebih baik kamu urus saja urusan kehidupan kamu," tegas Asha dengan menutup loker dengan sedikit membantingnya.
Bersambung..
Jangn lupa beri vote ya.. 😘😘
