"Ketimbang jadi sadboy, mending ajarin aku caranya bercinta."
Guyonan Alessa yang tak seharusnya terucap itu membawa petaka.
Wanita sebatang kara yang nekat ke Berlin itu berteman dengan Gerry, seorang pria sadboy yang melarikan diri ke Berlin karena patah hati.
Awalnya, pertemanan mereka biasa-biasa saja. Tapi, semua berubah saat keduanya memutuskan untuk menjadi partner bercinta tanpa perasaan.
Akankah Alessa dapat mengobati kepedihan hati Gerry dan mengubah status mereka menjadi kekasih sungguhan?
Lanjutan novel Ayah Darurat Untuk Janinku 🌸
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Belum Menjadi Istri Seutuhnya
...“Sampai saat ini, aku belum bisa menjadi istri seutuhnya buat kamu.” — Alessandra Hoffner ...
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Tak terasa sebulan telah berlalu pernikahan sederhana sepasang kekasih itu. Kini, Alessa dan Gerry menjalani hidup mereka dengan damai dan tentram. Semua terasa lengkap saat keduanya bersama. Rasanya, semua kegundahan yang selama ini memenuhi kehidupan mereka sirna dan tak bersisa.
“Selamat pagi, Sayangku,” sapa Gerry sambil memeluk Alessa dari belakang.
Pria itu mendaratkan dagunya tepat di atas bahu Alessa yang saat itu sedang membuatkan sarapan. Sambil mengelus pelan perut wanita itu, Gerry berkata lirih. “Aku nggak sabar menantikan buah hati kita.”
Alessa mengecup pelan pipi Gerry sambil tersenyum. “Hm. Aku juga. Aku penasaran, seperti apa muka dan sifatnya?”
Keduanya terkekeh dengan senyuman yang sangat lebar.
“Aku mau anak kembar,” celetuk Gerry tiba-tiba.
“Kembar?” Alessa menoleh ke arah Gerry dengan dahi mengkerut. “Kamu yakin? Butuh tenaga ekstra loh kalo anak kembar.”
“Nggak masalah. Tinggal cari babysitter. Lagi pula, sahamku saat ini sedang naik. Dan sepertinya aku akan melanjutkan studiku di sini.”
“Bagaimana denganku? Apa aku buka usaha—”
“No,” potong Gerry sambil mengeratkan pelukannya. “Aku nggak mau kamu kelelahan. Tugasmu cukup menghabiskan uang yang aku hasilkan.”
“Kamu pikir uang yang aku punya sedikit? Karena aku belum bekerja?”
Alessa tertawa mendengarkan ucapan Gerry. Pria itu benar. Meskipun belum bekerja, uang serta aset yang ia miliki dari warisan dan simpanannya selama ini sudah ia sekolahkan. Bahkan diam-diam pria itu membangun beberapa kontrakan dan kos-kosan di Indonesia sebagai pasif income buatnya. Belum lagi saham-saham yang ia tanam, tentu saja pria itu sudah membuat uang yang bekerja untuknya. Bukan dia yang bekerja untuk uang!
Mendengarkan permintaan suaminya, dengan senang hati Alessa mengiyakan. Mereka pun menikmati sarapan pagi berdua. Sementara Luther, pria itu masih nyaman berada di Berlin. Hampir setiap hari mereka bertukar kabar melalui ponsel. Benar-benar pria tua yang peka!
Hari pun berlalu. Tak terasa, sudah setahun lebih usia pernikahan mereka. Namun sayangnya, buah hati yang mereka tunggu-tunggu tak kunjung tiba.
Malam yang begitu dingin itu, membuat Alessa duduk di depan perapian. Matanya menatap hampa ke kobaran api yang terus menerus melahap kayu tanpa henti. Ada begitu banyak hal yang saat ini sedang berkelebat di pikirannya.
“Sayang ….” Sapa Gerry saat itu sambil duduk di samping istrinya. Kemudian ia merebahkan kepalanya ke bahu Alessa dan menggenggam tangan Alessa dengan sangat lembut. “Apa yang kamu pikirkan?”
“Maaf ….”
Sebuah kata yang cukup membuat Gerry mendongak menatap istrinya.
“Sampai saat ini, aku belum bisa menjadi istri seutuhnya buat kamu.” Alessa mengatakan hal tersebut dengan mata yang berkaca-kaca. Tentu saja tatapan nelangsanya masih tertuju pada perapian.
Mendengarkan ucapan Alessa, Gerry tersenyum. Kemudian ia mengubah posisi rebahan dan merebahkan kepalanya di atas paha Alessa. Kini, ia dapat menatap wajah istrinya dari bawah.
Gerry kembali mengambil tangan kanan Alessa, kemudian ia mengecup lembut punggung serta telapak tangan wanita itu. “Mungkin belum saatnya. Sabar ya.”
“Apa kita pergi cek ke dokter? Aku merasa tak puas hati dan … rasanya kesal karena sampai saat ini aku belum juga hamil.”
Gerry mengangguk pelan mengiyakan permintaan istrinya. “Ya sudah. Besok kita pergi ke Berlin dan melakukan pengecekan sambil jalan-jalan ya.”
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung …....
eh tapi udah punya suami Deng🤣🤣🤣
Thor lanjut ceritanya bagus banget 👏🏻👏🏻
masih banyak jaln menuju Roma..
😀😀😀😀❤❤❤❤❤
Alessa kan kak??
❤❤❤❤❤
ampuuunnn..
manis sekali lhoooo..
jadi teehura..
berkaca2..
❤❤❤❤❤❤
akhirnya mumer sendiri..
😀😀😀😀😀❤❤❤❤