NovelToon NovelToon
Istri Yang Tersakiti

Istri Yang Tersakiti

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Dendam Kesumat
Popularitas:841.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: neng_yanrie

sekian tahun Tasya mencintai suaminya, selalu menerima apa adanya, tanpa ada seorang anak. bertahun-tahun hidup dengan suaminya menerima kekurangan Tasya tapi apa yang dia lihat penghianatan dari suami yang di percaya selama ini..

apakah Tasya sanggup untuk menjalankan rumah tangga ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24

"Hati-hati sama mereka berdua, Sya. Aku tahu kita tidak terlalu dekat, tapi sedikit kamu bisa percaya padaku."

Setelah itu Reza berlalu dan meninggalkannya sendiri dengan sejuta tanya di dalam benak. Rahasia apa yang masih belum ia tahu, yang kembali membuatnya merasa bodoh adalah ketika seluruh dunia tahu posisi bangkai di mana, sementara ia tidak mampu menciumnya sama sekali.

Beberapa saat setelah menghabiskan jus strawberry ia pun ikut beranjak dan meninggalkan tempat ini, lalu pergi ke kantor berkutat dengan segala tumpukan kertas yang seolah tidak pernah usai. Masalah belum mampu terpecahkan, pikirannya terbagi tak tentu arah.

Setibanya di kantor, di ruangannya sudah ada Rara datang membawa beberapa dokumen.

"Kamu sudah membaik?" tanya Tasya seraya menyimpan tas di mejanya.

Rara mengangguk. Luka di tangannya masih terbungkus kasa.

"Lain kali kalau ada kesempatan untuk aku mati, tidak perlu membantuku."

"Aku tidak paham cara berpikir mu, Rara. Perlukah kita datang ke psikiater?"

"Aku akan datang sendiri ke sana kalau memang di rasa perlu," jawab Rara hendak pergi dari ruangan ini, ia tidak ingin banyak basa-basi dengan Tasya.

"Aku baru saja bertemu dengan Reza?"

Rara menghentikan langkah. Mendengar namanya, ia teringat kejadian tadi malam ketika suaminya mengatakan bila hari ini akan mengajukan perceraian. Kemudian ia kembali melangkah dan tidak ingin tahu tentang apa hasil dari pertemuan mereka.

Devan tidak terlihat ada di kantor, entah kemana ia hari ini, bahkan tidak menemani Sintia. Gadis itu yang sudah bisa pulang segala pengurusannya di selesaikan oleh Mang Ade. Sementara Kirana mengantar sampai ke rumah kemudian pulang ke Jakarta diantarkan salah satu supir yang di perintahkan oleh Devan.

*****

.

.

.

.

.

Hari ini Tasya pulang begitu larut, ia bahkan belum sempat melihat mobilnya yang masih menginap di bengkel, terakhir Radit mengabari bila mobil itu belum selesai di perbaiki.

Ketika memarkirkan mobil di basemen, ia tersentak kaget, Devan sudah menunggunya, jujur saja ada ketakutan yang ia sembunyikan dalam tegak tubuhnya. Tasya memberanikan diri dan mencoba bersikap tidak peduli.

"Sekali lagi, Sya. Aku mohon..." Devan mengiba menghentikan langkah istrinya.

Tasya terdiam, lalu memandang ke arah Devan.

"Setelah ada Sintia, Kirana, bahkan anak laki-laki yang begitu mencintaimu itu, haruskah aku memberi kesempatan sekali lagi?"

"Tapi aku mencintaimu, Sya!"

"Itu bukan cinta, Mas. Cinta bukan seperti itu. Kamu memerkosa Kirana, lalu menghasilkan anak yang begitu mencintaimu, kemudian bermain dengan Sintia, mencubit ku berkali-kali. Bukan hanya kamu, keluargamu, orang-orang di sisiku, semuanya yang selalu aku anggap baik ternyata mengkhianatiku. Salah aku sama kalian apa?" suaranya terdengar semakin lemah.

Devan menundukkan wajah, Tasya bahkan tidak bisa membedakan mana wajah sedih atau sekedar pura-pura.

Setelah beberapa saat hening tercipta, Tasya kembali melangkah dan ingin mengakhiri percakapan ini. Tapi Devan menahan tangannya, mencengkram kuat seperti biasa, kemudian menarik Tasya sekuat tenaga dan membawanya meninggalkan tempat ini untuk pergi ke suatu tempat, tidak tahu kemana.

Devan melajukan mobilnya dengan kenceng, bahkan beberapa kali ia hampir menabrak kendaraan lainnya, membuat Tasya begitu ketakutan.

"Mas, kita akan mati sekarang?" tanya Tasya sedikit berteriak ketika hampir saja mobil yang di kemudikan Devan menabrak minibus. Tapi pria itu bergeming dan tidak mengindahkan ucapan Tasya dan terus melajukan mobilnya tanpa menurunkan kecepatan.

Hingga beberapa saat kemudian keduanya tiba di kediaman mereka, Devan turun lebih dulu dan membuka pintu mobil, lalu menarik tangan Tasya sekuat tenaga dan masuk ke dalam rumahnya. Ia terus di tarik sampai ke kamar di baringkan ke ranjang mereka.

Setelahnya Devan mengobrak abrik lemari mencari dokumen miliknya.

"Mana semua sertifikat atas namaku?" tanya Devan.

"Tidak ada! Percuma kamu cari."

Devan mendekat dengan wajah yang memerah dan mata membulat tajam. Kemudian terlihat begitu jelas di wajahnya, ia menarik kembali tubuh Tasya lalu mencengkram pipinya hingga tak bisa bersuara.

"Aku akan menahan mu di sini sampai kamu keluarkan segala yang seharusnya menjadi hak ku," ucapnya sambil melepaskan pegangan pada pipi Tasya membuatnya sedikit tersungkur ke ranjang.

"Aku tidak akan memberikan apa pun yang keluar bukan atas keringat mu!"

Tak terima atas jawaban istrinya, ia kembali melayangkan sebuah tamparan pada Tasya.

"Jangan kurang ajar! Kamu mau lihat perusahaan mu hancur?"

Tasya menahan tangis sambil melihat dengan tatapan tajam penuh kebencian. Devan kembali mendekat dan merebut tas milik Tasya.

"Mau apa kamu!" Tasya mencoba mempertahankan tasnya.

Tapi tenaga Devan lebih kuat sehingga tas itu akhirnya di ambil, kemudian setelahnya ia berlalu.

Brak...

Devan mengunci Tasya sendirian di kamar agar istrinya itu tidak bisa ke mana-mana, sebelum menyetujui untuk mengembalikan segala aset yang harusnya menjadi miliknya.

Sementara Tasya terisak mencoba menahan pintu, namun terbanting oleh Devan ketika pada akhirnya pintu itu tertutup.

Devan memang sengaja mengambil tas itu agar Tasya tidak bisa menghubungi Radit.

.

.

.

.

.

Tega kamu Mas, mengurung ku. Dan menahan di sini, dan memperlakukan aku kayak gini..

1
sihat dan kaya
tak ikhlas
sihat dan kaya
ayahnya non muslim ke?
sihat dan kaya
kau sekeluarga dah hancur keluarga Tasya.... nk apa lagi? harta dah dpt... gila betul laaaa... hidup penuh dendam kesumat.... padahal asal muasal masalahnya pada maknya sendiri
Nany Halianson: padahal asal muasal masalahnya pada maknya sendiri
total 1 replies
sihat dan kaya
kahkahkahkahkah...kau jijik dgn Sintia??? Lalu kau??? Kau sama saja bejatnya kaya Sintia koq... suka MELABUR sembarangan...
sihat dan kaya
CELAKA... SUNGGUH CELAKA.... 😭😭😭🤬🤬🤬🤬
Anifa Anifa
Tasya itu pembawa sial, coba aja Radit nggak berhubungan sama Tasya, nggak akan jadi seperti ini, karena Tasya itu kamu thour pembawa sial bagi keluarga mu
Anifa Anifa
kenapa nggak sekalian mati aja sih si Tasya, eneg tau
Anifa Anifa
skip skip skip males bacanya novel nggak bermutu
Anifa Anifa
itulah bodoh nya Tasya, makanya tuhan tidak kasih dia kebahagiaan, adilkan karena dia terlalu bodoh, syukur deh tuhan ambil ortu nya harta nya lewat Devan
Kasmawati S. Smaroni
sepertinya tasya ga cocok jadi ibu,
Kasmawati S. Smaroni
ga ngerti jg aku jalan ceritanya,serasa baca koran krimal
Kasmawati S. Smaroni
ga selamanya pemeran wanitanya bahagia
Nita Kusnitawati
jalan ceritanya koq jd loncat ke rumah di puncak ya
Yusan Lestari
the best👍
Hilda Hayati
jangan2 kirana nih yg bakal jadi penggnti Tasya
Hilda Hayati
Lumayan
Hilda Hayati
Kecewa
Akun Lima
athornya pengecut anjing kaga ada respon anji k
Akun Lima
thor jangan terlalu goblok dong balas anjink
Akun Lima
thor bisakah kau bersikap adil sumpah karyamu ini Sangat buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!