"Di tinggal pas lagi sayang-sayange."
Mungkin, istilah kata itu sangat tepat untuk seorang gadis bernama Faiz. Menjalin hubungan sejak dirinya masih duduk di bangku kelas SD. Hingga saat selesai masa putih Abu-Abu. Di berikan janji dan impian setinggi langit, namun pada akhirnya di tinggalkan begitu saja oleh sang kekasih.
Perjuangan dan pengorbanan dia lakukan untuk merebut kembali kekasihnya dari tangan para pelakor. Mampukah Faiz mengembalikan sang kekasih ke dalam pelukan nya?
Ataukah, Faiz malah menemukan laki-laki lain yang bisa membuatnya untuk. Move on dari cinta pertama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sidang isbat
...~Happy Reading~...
"Sekarang, coba jelaskan kepada Papa!" kata papa Bastian dengan penuh penekanan.
Saat ini, kedua anak manusia yang sehabis di grebek oleh orang tuanya tersebut sedang di sidang di dalam sebuah ruangan yang terasa begitu sangat mencekam. Tak hanya ada Bastian dan Nisa yang berada di sana, namun Leon pun sudah hadir beberapa menit yang lalu.
"Sebenernya.... " Faiz sampai menggigit bibir bawah nya lantaran bingung bagaimana harus menjelaskan.
Dirinya masih perawan, namun bagaimana bisa tadi dirinya mengatakan sedang hamil. Benar benar bodoh, batin nya mengumpat. Sementara Edward, ia masih ikut terdiam lantaran belum mengerti dengan apa yang di rencanakan oleh gadis nya.
"Faiz!" tekan Bastian lagi membuat Faiz pun akhirnya menggenggam tangan Edward untuk meminta kekuatan.
"Iya Pa, Faiz dan kak Edward sudah sering melakukan itu. Dan sebenarnya, Faiz kesini karena mau meminta pertanggung jawaban sama dia. Papa ingat kan, kenapa kakak nangis nangis waktu itu, karena kakak sedang hamil. Makanya kaka nekat kesini untuk menemui kak Edward." jelas Faiz panjang lebar tanpa jeda. Baru setelah nya ia bernafas lega walau masih sedikit takut.
"Sayang, bagaimana bisa kamu hamil. Tapi— aauuuwhhh!" pekik Edward langsung menatap Faiz tajam ketika kaki nya di injak dengan begitu keras.
Tubuh nya masih sangat sakit akibat ulah om Bastian. Dan kini di tambah kaki nya di injak oleh Faiz. Untung saja yang di injak bukan kaki yang terkilir, batin Edward.
"Kakak seenaknya saja mutusin Faiz waktu itu. Dan asal kaka tahu, aku sudah hamil dia bulan. Kakak lupa, waktu kita di hotel saat itu. dan juga di mobil, di apartemen, di—"
"Faiz cukupp!" bentak papa Bastian langsung memijit pelipis nya. Ia tidak menyangka bahwa putri nya bisa setidak punya malu begitu.
"Faiz mau, papa merestui hubungan Faiz dan kak Edward. Pah, nikahkan kami atau papa yang akan malu, nanti perut Faiz makin besar gimana?" kata Faiz lagi tanpa rasa takut.
Bahkan, kini ia sudah meletakkan tangan Edward di perut nya. Meski geli, namun ia berusaha menahan nya dan bersikap seolah memang dirinya sedang hamil.
"Ingat kak, kamu masih kuliah. Bagaimana bisa kamu jadi seperti ini?" desis papa Bastian begitu kecewa.
"Maafin Faiz, Pah." Gadis itu pun segera berhambur dan berlutut di depan papa nya.
Ia tahu bahwa dirinya sudah salah. Bahkan salah besar, namun ia tidak punya pilihan lain. Toh, memang sejak awal, Edward sudah melihat seluruh isi tubuh nya luar dalam. Dirinya pun juga sudah di jebak dengan tidur bersama walau ia yakin Edward sama sekali tidak menyentuh nya malam itu.
Dirinya sudah terlanjur basah, jadi ia putuskan untuk men jeburkan diri lebih dalam lagi. Daripada sibuk menjelaskan dan mengelak yang mana tidak akan di percaya.
"Faiz sayang banget sama Papa, maaf sudah buat papa dan mama kecewa. Tapi untuk kali ini saja, untuk yang terakhir kali nya Faiz mohon. Izinkan Faiz untuk tetap bersama kak Edward." punya Faiz yang kini sudah terisak di pelukan papa Bastian.
Sementara itu, Edward yang tidak tega melihat kekasih nya berlutut dan membujuk sang papa. Akhirnya memutuskan untuk ikut berlutut di depan om Bastian dengan menahan seluruh rasa sakit yang ada di tubuh nya akibat amukan om Bastian.
"Om, saya juga minta maaf. Disini, saya lah yang bersalah. Saya yang sudah membawa Faiz masuk dalam kehidupan saya. Jadi saya mohon, izinkan saya untuk terus bersama Faiz. Saya berjanji akan menjaga, melindungi dia dan mencintai dia sepenuh hati saya." ucap Edward begitu lirih dan terbata.
Ia sampai mendesis akibat kaki nya terpaksa harus ia tekuk. Benar benar pengorbanan yang sangat luar biasa yang ia lakukan untuk mendapatkan restu. Namun Edward mencoba berfikir positif, mungkin inilah cara Tuhan menyatukan dirinya dan Faiz kembali. Juga untuk menebus semua kesalahan yang pernah ia lakukan kepada Faiz dulu.
kurang pinter ngeboongnya 😂😂😂
gitu ko bangga anda ya 😅🤣🤣🤣