Awalnya Andien begitu dingin pada seorang pria tampan yang sedang melakukan kkn di wilayah tempat tinggalnya.
Reza yang begitu terpukau dengan kecantikan Andien berusaha mendekati gadis itu dengan segala cara.
Ketika Reza mampu menaklukkan hati Andien hingga gadis ini hamil. Sayangnya Reza ingkar dengan janjinya saat merenggut kesucian Andien.
Gadis ini akhirnya meninggalkan tanah air dan menerima bea siswa dari universitas luar negeri yang pernah ia daftar. Di sanalah ia melahirkan bayi kembar empat yang merubah hidupnya menjadi wanita tangguh mengurus ke empat anaknya.
Tujuh tahun berlalu, Reza dipertemukan kembali dengan Andien ketika keempat anaknya tercatat sebagai bocah jenius yang mampu menciptakan alat perekam digital yang mampu menembus pasar gelap bagi para mafia.
"Apakah Andien akan memaafkan Reza yang pernah mengabaikan permohonannya?"
"Apakah Reza mau mengakui kepada dunia untuk anak kembar empat yang pernah ia minta untuk digugurkan?"
Ikuti perjalana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Kejeniusan si kembar empat
Andien berniat menemui dosennya untuk mengetahui angka IQ keempat anaknya. Andien adalah mahasiswa kesayangan Profesor Brooklyn karena kejeniusan Andien pada mata kuliahnya. Kesempatan ini dimanfaatkan Andien untuk berkunjung sekaligus memperkenalkan kampusnya kepada keempat anaknya yang kembar empat.
Sudah banyak sekali perubahan bangunan kampus itu disetiap bangunannya. Tempat bangunan yang dulu berada sudah beralih fungsi, banyak pemugaran pada tata letak pembangunan kampus itu yang berbeda jauh dengan dulu ketika ia masih berstatus mahasiswa di fakultas bergensi dengan jurusan yang ia ambil kala itu.
Ketika berada di area kampus Andien mengajak putra putrinya untuk traveling dulu ke tempat-tempat keren yang dulu menjadi favoritnya. Perpustakaan, ruang komputer, kantin, taman, dan beberapa ruang lainnya yang menjadi kunjungan rutin Andien selama mengenyam pendidikan di kampus tersebut.
Setelah menemukan ruang dosen fakultas jurusannya, Andien menyampaikan keinginannya pada bagian resepsionis untuk memberitahukan kedatangannya kepada Prof. Brooklyn. Petugas itu menghubungi Prof. Brooklyn tentang keberadaan salah satu alumni mahasiswanya yang bernama Andien dari Indonesia.
Petugas itu mempersilahkan Andien dan keluarganya masuk ke ruang Prof. Brooklyn setelah mendapatkan ijin dari dosen tersebut.
"Hallo, selamat pagi Andien, apa kabar!" Sapa Prof. Brooklyn menyambut Andien dengan pelukan kerinduan.
"Sangat baik prof, bagaimana dengan kabar anda prof." tanya Andien pada Profesor Brooklyn yang sangat senang dengan kedatangannya.
"Seperti yang kamu lihat Andien, aku makin tua dan pipiku makin di penuhi garis keriput sudah meninggalkan kesan cantik dari wajahku," ucap prof. Brooklyn kepada siswa kesayangannya.
"Prof. Kenalkan keempat anak kembar!" Ucap Andien memperkenalkan anak-anaknya kepada dosen kesayangannya.
Prof. Brooklyn mengulurkan tangannya pada malaikat kecil milik Andien, dan ketiganya saling berkenalan dan menyebutkan nama mereka masing-masing.
Tibalah bagiannya Calista yang tidak mau menatap profesor Brooklyn.
"Wah, ini pasti yang paling cerdas diantara anak-anak kamu Andien siapa namamu nak," tanya profesor Brooklyn pada Calista yang memang sedikit aneh dari ketiga saudaranya.
Dosen kesayangan Andien ini, membungkukkan sedikit tubuhnya mengajak Calista berkenalan. Calista yang sangat percaya diri menyebutkan namanya dengan lantang, membuat Profesor Brooklyn terkekeh mendengarnya.
Mereka pun mengambil tempat duduk yang terdapat didalam ruang dosen. Dengan sedikit bernostalgia, Andien menceritakan mengenai perjalanan kariernya hingga ia sangat sukses sampai saat ini.
Walaupun Profesor Brooklyn sudah mengetahui siswanya ini merupakan seorang peneliti hebat di dunia antariksa melalui koran ataupun media lainnya, tetap saja ia dengan setia mendengarkan cerita Andien tentang pekerjaan nya.
Bagi Prof. Brooklyn, mendengar dari nara sumbernya langsung jauh lebih baik dari pada media elektronik dan cetak yang tidak begitu akurat dalam menyampaikan berita tentang wanita hebat ini.
"Apakah kamu sengaja ingin mengunjungi wanita jomblo lapuk ini atau ada maksud lain dengan kedatangan kamu ke tempatku?" tanya Prof. Brook yang memang tidak ingin menikah sampai usianya sudah mencapai 60 tahun.
"Begini prof, saya sengaja membawa keempat anakku ini untuk bertemu dengan anda prof, karena aku ingin mengetahui IQ mereka yang mungkin di atas rata-rata yang tidak setara dengan anak-anak seusianya." Ucap Andien yang mengetahui kalau Prof. Brooklyn adalah salah seorang dosen yang pernah memberi tes intelegensi padanya ketika ia masuk ke perguruan tinggi ternama di Kolombia tersebut.
"Hebat kamu Andien, ternyata otak jenius yang kamu miliki telah mewarisi kepada keempat anak kembarmu ini, tanpa harus bersusah payah mengajari mereka," puji Profesor Brooklyn.
Profesor Brooklyn mengambil beberapa lembar tes yang selalu diberikan kepada calon mahasiswanya yang akan masuk ke perguruan tinggi tersebut.
Kembar empat ini langsung menerima kertas tes itu dan memulai mengerjakan soal-soal yang ada dalam kertas tersebut.
Sementara menunggu keempat anaknya menyelesaikan tugasnya, Andien kembali menyambung obrolan mereka seputar teknologi canggih yang sekarang ini makin berkembang sejalan dengan zamannya.
Banyaknya para ahli yang berkompeten yang saat ini sedang melakukan uji coba hasil penemuan mereka di kampus tersebut. Andien mendengarnya dengan seksama, baginya ini penting karena Andien ingin merekomendasikan mahasiswa-mahasiswa berbakat itu bekerja di perusahaannya.
Dalam waktu 10 menit, mereka sudah menyelesaikan soal-soal tes yang diberikan oleh profesor Brooklyn.
"Mama,! Calista sudah selesai mengerjakannya," ucap Calista di ikuti oleh ketiga saudaranya sembari memberikan hasil tes pada ibu mereka.
Andien mengambil kertas tes dari tangan keempat anaknya dan menyerahkannya pada Profesor Brooklyn. Mantan dosen Andien mulai memeriksa dengan sangat teliti, satu persatu soal yang sudah dikerjakan oleh keempat anaknya Andien yang merupakan mantan mahasiswanya ini.
Sambil memeriksa hasil tes tersebut, profesor yang sudah mengabdi kepada kampus itu separuh hidupnya, menggelengkan kepalanya dengan rasa takjub. Andien merasa cemas dengan hasil tes keempat anaknya, apakah memuaskan atau tidak.
Prof. Brooklyn menurunkan sedikit kacamatanya dibawah hidung mancungnya. Profesor Brooklyn bergantian menatap keempat anak jenius itu dan kertas yang ada ditangannya.
Senyum bangga terukir jelas dari guratan wajahnya yang sudah mulai menua.
Dosen jenius ini, mengulurkan tangannya kepada Calista untuk lebih mendekatinya, ia meminta Calista untuk menjelaskan cara penyelesaian soal yang sulit dengan penyelesaian jawabannya yang sederhana tapi tepat daripada ketiga saudaranya.
Calista menjelaskan dengan bahasa akademik, membuat profesor dan mamanya merasa terharu. Tidak hanya sampai di situ, Calista mengambil spidol kemudian menuju ke papan tulis yang terdapat di ruangan tersebut, dan ia menarik bangku untuk dijadikan pijakannya karena tubuhnya yang masih kecil tidak bisa menjangkau papan tulis itu.
Dengan kemampuan otak jeniusnya, Calista mulai menerangkan jawabannya dengan sangat rinci kepada Prof. Brooklyn tanpa membuat kesalahan sedikitpun.
Apa yang dijelaskan oleh Calista sangat membuatnya kagum akan kejeniusan putri dari Reza ini.
Tidak hanya sampai disitu, Profesor Brooklyn, meminta ketiga saudaranya Calista mengerjakan hal yang baru lagi dalam laptop miliknya yang terdapat beberapa gambar kerangka roket yang harus dirakit oleh Fariz dan Al dalam layar datar tersebut.
Bagi keduanya soal itu sangat menyenangkan, karena keduanya dengan mudah berselancar dengan jari-jari kecilnya mengotak atik apa saja yang ada dalam laptop itu dengan fitur yang sudah tersedia, hanya tinggal mengaplikasikannya saja.
Tidak butuh waktu lama, Camilla yang tidak mau ketinggalan dengan saudaranya, sudah menyelesaikan tugasnya merakit semua kerangka roket lengkap dengan komponen yang ada di dalam aplikasi tersebut.
Kemahiran Calista merakit seperti ia sedang bermain puzzle. Laptop milik Profesor Brooklyn dikembalikan olehnya, dengan menggunakan bahasa Jerman, Calista mengatakan sesuatu kepada Profesor mamanya itu yang merupakan campuran dari Jerman Amerika tersebut.
"Prof, apakah tidak ada lagi soal yang lebih sulit selain tugas ini?" Tanya Calista
"Apakah kamu sedang menantang aku gadis kecil?" tanya profesor Brooklyn kepada Calista yang masih berharap sesuatu darinya.
"Iya profesor!" jika boleh saya ingin ikut ambil bagian dari kelas anda ketika anda sedang mengajar para mahasiswa anda, apakah boleh profesor Brooklyn?" tanya Calista yang begitu berani berbicara tegas pada Profesor Brooklyn.
"Baiklah nona Calista dan yang lainnya, aku akan tunggu kalian di ruang kelasku besok dan kalian adalah mahasiswa termuda yang ada di sepanjang sejarah di kampus ini." Ucap Profesor Brooklyn yang sengaja memperlakukan keempat anaknya Andien layaknya orang dewasa.
Prof. Brooklyn sebenarnya gemas dengan tingkah keempat balita ini, dengan tubuh mereka yang masih kecil, mereka begitu lihai memerankan diri mereka layaknya orang dewasa. Tapi sangat berbeda sifatnya ketika mereka berbicara dengan ibunya dengan kembali menjadi diri mereka sendiri.
Prof. Brooklyn terkekeh dengan tingkah keempat bocah yang sebentar lagi genap berusia lima tahun ini. Tapi kemampuan otak mereka sudah setara dengan para cendekiawan muda.
"Mama! kami mau pulang, sudah capek ngobrol dengan Profesor Brooklyn, hari ini dia sudah membuat kami lelah dengan tugas yang diberikan olehnya," ucap Calista dengan wajah polosnya sambil memukul jidatnya dengan telapak tangannya.
"Baiklah, kalau begitu kita akan segera pulang, putri cantik mama, tapi kita tunggu penjelasan dari profesor Brooklyn tentang kemampuan kalian dulu sayang," ucap Andien kepada putrinya Calista.
Prof, Brooklyn mulai menjelaskan kemampuan keempat anaknya Andien dalam bidang yang sangat digemari mereka masing- masing seperti ibunya mengenai dunia antariksa.
"Andien, dari pengamatan yang saya lihat, mengenai kemampuan keempat anakmu, IQ mereka sudah masuk ke dalam kategori jenius. Di tingkat yang paling tinggi ini, seseorang tidak terlalu membutuhkan sekolah formal untuk bisa menjadi pintar, tapi kecerdasan mereka lebih kuat dari faktor genetik, yang diturunkannya dari kedua orangtuanya."
"Berapa nilai tertinggi dari IQ mereka, Prof?" Tanya Andien yang masih penasaran dengan hasil tes IQ keempat anaknya.
"Keempatnya masuk kategori jenius yaitu (+140) dari hasil tes yang saya berikan tadi. Pada tingkat ini yang mereka sudah memiliki kemapuan yang luar biasa bahkan hingga bisa memahami sesuatu dan menemukan hal-hal baru meski tidak mengikuti pendidikan formal. Contoh yang berada di tingkat ini adalah Albert Einstein.
Dan anak kembar empat itu sudah mengalahkan kemampuan kamu Andien, anak-anakmu hanya butuh bimbingan dengan menempatkannya pada sekolah yang tepat, jangan lupa mereka harus tetap bersosialisasi dengan teman sebayanya, dengan begitu kemampuan intelektualnya akan berimbang dengan kehidupan sosialnya."
Prof. Brooklyn menyerahkan hasil tes putra putrinya Andien beserta lembar tes yang telah dikerjakan keempatnya. Andien mengamati tulisan keempatnya yang sangat rapi menuliskan angka-angka, soal matematika yang sengaja disodorkan oleh profesor Brooklyn setelah tes IQ yang diselesaikan oleh anak-anaknya.
Rasa bangga dan syukur yang amat mendalam yang dirasakan Andien, tak habis-habisnya. Andien mengucapkan rasa syukurnya kepada Allah atas karunia-Nya menitipkan putra-putri sehebat anak kembar empat yang ia miliki saat ini.
Setelah panjang lebar pembahasan dan tanya jawab Andien pada Profesor Brooklyn, mereka pun pamit pulang karena Calista sudah tidur nyenyak terlebih dahulu.
Andien bersalaman dengan Profesor. Brooklyn lalu menggendong putrinya Calista dan berjanji akan berkunjung lagi ke kampus tersebut.
"Andien!" Aku bicara denganmu lagi tentang putrimu Calista tapi melalui telepon saja kalau kamu memang sibuk." Ucap profesor Brooklyn.
"Baiklah profesor Brooklyn!" Saya tunggu telepon anda." Ucap Andien.
Ndak usah marah...yg jelek buang ke sampah aja ya....🤭🤭🤭🤗🤗
semoga kesehatan dan keselamatan iman dan ilmu u kita semua...🤲🤲..aamiin
semangat trs Thor...💪💪💪..♥️♥️
Terima kasih juga mbak Author sudah di ijinin baca sampai Tamat 🙏👍❤